Enam

272 21 17
                                    

Author

"Gue pacarnya Abby," kata itu selalu menghantui pikirian Kabila.

Udah cukup gue sakit karna Satrio, jangan karna lo By. Batin Kabila

Ya, memang Abby tidak pernah melukai hati Kabila dengan sikapnya. Tetapi, secara tidak langsung Abby telah membuat Kabila terluka dengan pernyataan bahwa Abby telah mempunyai kekasih.

Salah? Ya, menurut Kabila ini semua sangat salah. Kenapa dia harus menyukai, ah tidak, mencintai seseorang yang sudah mempunyai kekasih. Lebih baik dia tetap stuck dengan Satrio daripada harus mencintai seseorang yang sudah memiliki kekasih.

"Kenapa ngga ada yang ngasih tau gue kalo Abby udah punya pacar?" Tanya Kabila entah kepada siapa. Dia hanya sendirian di ayunan, ditemani oleh angin yang berhembus kencang dan cuaca yang mendung, semendung suasana hatinya saat ini.

Apa perasaanku harus hilang sekarang juga? Tidak mungkin! Dia yang membuat aku lupa dengan Satrio. Dia yang membuat aku berani jatuh cinta lagi, setelah Satrio berhasil menghancurkan hatiku.

Kabila menuliskan kata demi kata di secarik kertas. Itulah yang ia lakukan saat bibir sudah tidak ingin berbicara, biarlah ia curahkan semuanya dalam secarik kertas daripada ia harus menumpahkan semua kekecewaannya pada sahabatnya, dia rasa itu adalah hal yang salah. Salah? Mengapa? Hanya Kabila yang tahu mengapa itu salah.

"Bil," panggilan Antika membuat Kabila kaget dan segera membuang sebuah curahan hati di kertas.

"Kenapa tik?" Kabila menengok kepada Antika, dilihat wajah sahabatnya itu. Wajah sedih.

"Gue mau cerita," ucap Antika.

Antika segera duduk di depan Kabila dan menceritakan semua isi hatinya.

"Bare, dia berubah Bil." Berubah, kata itu yang menjadi pembukaan cerita Antika.

"Kenapa?" Tanya Kabila pada Antika.

"Jangan nanya dulu Bil! Pokoknya selama gue cerita, lo harus dengerin gue dan jangan motong pembicaraan gue!" Perintah Antika, Kabila hanya menganggukan kepala.

"Bare berubah Bil. Dia kaya masih ada perasaan gitu sama Nabila, masa dia setiap sama gue ngomongin Nabila mulu. Nabila ini lah, Nabila itu lah. Apa dia ngajak gue balikan karna dia kesepian doang ya?" Jelas Antika dan diakhiri dengan pertanyaan.

Kabila hanya diam, menunggu Antika mengucapkan kata.

"Apa ini karma ya bil? Waktu itu kan gue ngga ada rasa sama Bare, gua malah jadiin dia alusan waktu itu. Tapi, sekarang, gue udah sayang banget sama Bare. Dianya malah kaya gitu,"
"Udah, sekarang lu boleh ngomong!" Ucap Antika.

"Gua rasa Bare ngga ada perasaan apa-apa Tik sama Nabila. Ya, kan lo tau kalo Nabila itu sahabatnya dari kecil, jadi wajarlah kalo dia ngomongin Nabila mulu. Kalo dia cuma kesepian dia nggak mungkin mohon-mohon sama lo, bawain lo donat sambil ujan-ujanan biar lo mau balikan sama dia! Kalo dia kesepian, dia bisa nyari cewe lain yang gampang baper Tik," ucap Kabila menenangkan Antika, Antika hanya mengangguk tanda mengerti.

Untung gue ngga cerita sama lu Tik, kondisinya lagi nggak pas buat gue cerita. Andai aja lo tau perasaan gue Tik, gua hancur, lebih hancur dari lo saat ini.

"Oh iya, besok temen gua mau pada main lagi Bil. Mereka suka sama bolunya. Jadi, besok lu harus bikinin bolu yang paling special!" Ucap Antika senang.

"Siap bos, lo bantuin yaa! Jangan malah nge-stalk si Dono mulu," ucap Kabila sambil tertawa.

"Ishhh, iyaiya deh," ucap Antika memanyunkan bibir.

♡♡♡♡♡

"This is it, kue bolu special ala chef Antika." Ucap Antika sambil meletakkan kue bolu di atas meja.

"Gue yang bikin kali," ucap Kabila memutar bola mata.

"Hehehe, dibantu Kabila," jawab Antika cengengesan.

Semua yang ada di sana sibuk menyantap kue bolu yang dibuat oleh Antika dan Kabila. Kecuali, Abby. Dia sedang asik memainkan handphone nya, entah apa yang ia lakukan, teman-temannya tidak perduli. Karna, yang mereka perdulikan saat ini hanyalah makan, makan, dan makan.

Meski dua buah loyang kue bolu sudah habis, Abby masih tetap terpaku menatap handphone nya. Kali ini, semuanya tersadar bahwa Abby belum menyentuh sepotong kue pun sejak tadi.

"Woy, By, lo yakin nggak mau makan ni kue? Nanti nyesel loh!" Ucap Hanif sambil menyodorkan kue ke depan wajah Abby.

"Nanti aja, blay, sisain lah makanya! Jangan pelit-pelit sama temen," ucap Abby tanpa menengok kepada lawan bicaranya.

"Lu ngomong sama hp apa sama gua By?" Tanya Hanif kesal.

"Sama lu," jawabnya tetap terpaku pada handphone nya, Hanif hanya memutar bola mata malas.

Kabila mulai penasaran, sedari tadi dia memperhatikan gerak-gerik Abby yang berubah-ubah. Karna rasa penasarannya, Kabila memberanikan diri untuk mendekati dan bertanya pada Abby.

"Hmmm, By, lo kenapa? Kok lu nggak mau makan bolunya, ngga enak ya? Udah gitu lu main hp terus dari tadi." Tanya Kabila dengan nada yang sangat hati-hati. Abby menolehkan kepalanya ke arah Kabila sesaat dan langsung kembali memainkan handphone nya, tidak ada jawaban sama sekali dari Abby.

Huh, sabar Bil sabar. Batin Kabila

Saat hendak berdiri meninggalkan Abby, tangan Kabila ditahan oleh Abby.

"Sini!" Ucap Abby sambil menepuk sofa, Kabila hanya memasang wajah bingung,
"Sini! Gue mau jawab pertanyaan lo tadi," lanjut Abby, Kabila langsung duduk di sebelah Abby.

"Ya...yaudah ce..cepet jawab!" Ucap Kabila gugup

"Gue dari tadi nggak makan bolu yang lo buat bukan karna ngga suka, tadi gue lagi berantem sama cewe gue gara-gara gue nggak ngabarin dia dari kemaren," jelas Abby

"Kenapa?"

"Nggak tau, gue males aja ngabarin dia. Gua lagi terlalu sibuk, sibuk main." Jawab Abby cengengesan.

"Kasian kan tapi cewe lu, trus lu bakal diemin dia terus gitu?" Tanya Kabila penasaran.

"Engga, gue nggak mau break gajelas kaya gitu,"

"Break gajelas? Kalo lu nggak mau break terus lu bakal mutusin dia gitu? Lu udah berapa lama sama dia?" Tanya Kabila sangat penasaran.

"9 bulan, maybe," jawab Abby santai.

♡♡♡♡♡

VOTE DAN COMMENT?

Sejauh ini gimana ceritanyaa?

Dream GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang