#2

962 56 2
                                    

    "MWO?! TAEHYUNG? KAU BILANG TAEHYUNG BARUSAN?" hoseok berdiri dari kursi putarnya, dan mulai berjalan gelisah di depan namjoon
  "Jangan katakan bahwa kau baru saja berciuman dengan yoongi" namjoon menebak dengan ekspresi datar
"Tentu saja aku akan mengatakan iya. Jika pagi dia selalu mengunjungiku, aishh dasar setan itu selalu merepotkanku!! Aaagh!" hoseok semakin kesal dan frustasi, ia mengacak tatanan rambutnya hingga berantakan. Namun tetap tampan ><
  "Dan taehyung pasti melihatmu, dan ia akan salah paham lebih dalam lagi" ujar namjoon seakan iba dengan kisah sahabatnya itu, namjoon mendudukan pantatnya di sebuah sofa panjang yang ada di depan meja kerja hoseok, sedangkan hoseok masih saja mondar-mandir dengan gelisah.
Namjoon membuka satu buah permen yang ada di meja hadapan sofa itu dan mengulumnya.
"Cpp, jika kau menyukainya nyatakan saja 'oh... Kim taehyung, aku mencintaimu, maukah kau menikah denganku? Aku akan menjadi suami yang bertanggung jawab dan ayah yang baik untukmu dan juga hyunjae' bicara saja seperti itu" ujar namjoon santai sembari mengecap rasa manis yang ada dalam permen itu.
"Kata-kata macam apa itu?! Yang ada, aku akan mempermalukan diriku sendiri! Aisshh kau ini bukannya membantuku tapi malah meledekku, dasar sialan" umpat hoseok melayangkan death glarenya, sedangkan namjoon hanya meresponnya dengan seringaian konyol
"Ayolah kawan, kau itu owner caffe ini, masak hanya melamar seperti itu tidak bisa, cemen" namjoon benar-benar menggoda kawannya itu rupanya, ia tertawa setelah melihat sekilas tatapan kesal hoseok padanya.
Klek
Pintu terbuka, menampilkan sosok lelaki cantik dengan bahu lebar berbalut seragam cook berwarna putih.
"Apa yang kalian lakukan disini! Ini sudah jam berapa?! Kita harus brieffing, dasar lelaki sialan, terutama kau hoseok, kau owner caffe malah sibuk sendiri dengan pacar mesummu itu!" bertanya siapa dia? Dia itu kim seokjin tunangan namjoon yang cerewet, terutama setelah ia tau bahwa taehyung menyukai hoseok, sedangkan hoseok masih gemar menciumi lelaki lain, well jangan salahkan seokjin yang salah paham, salahkan namjoon yang belum bercerita apapun padanya. Kalian bertanya mengapa seokjin begitu berani menentang hoseok, karena sesungguhnya mereka bertiga adalah sekelompok genk waktu masih sekolah, hingga hoseok yang sedikit lebih berada dari mereka mendapat warisan dari mendiang orang tuanya untuk menjalankan caffe ini, dan hoseok meminta dua sahabatnya itu membantunya, dan disinilah mereka, bersama-sama bekerja. Lanjut ke cerita.
"Memang jam berapa sekarang?! Kau ini masuk seenaknya saja, ketuk pintu dulu dong!" hoseok tak mau kalah
"Bagaimana aku bisa mengetuk pintu jika sekarang sudah jam delapan lebih huh! Kau ini! Sudah cepat turun dan brieffing! Kau namjoon, apa kau akan tetap disitu?!" seokjin berkacak pinggang, ia selalu cerewet jika namjoon dan hoseok bandel seperti ini. Huhh seokjin memang seperti wanita, namun itulah yang membuat namjoon mencintai dia.
Hoseok terlebih dahulu keluar dari ruangannya sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal, ya seperti itulah dia jika berada dalam genknya, diluar itu dia akan menjadi seorang lelaki yang super perfectionist(rip tulisan).
"Kau begitu galak" bisik namjoon tepat di telinga seokjin, membuat seokjin bergidik geli, dan sesaat berikutnya langsung memeloti namjoon.
  "Kau--"
  "Dan aku menyukainya cup~" damn! Namjoon memang paling cerdas untuk merayu seokjin, dan meredam amarah seokjin. Lihatlah seokjin, ia terdiam mematung dengan pipi yang bersemu merah akibat ulah namjoon yang tiba-tiba mencium bibirnya itu dan langsung meninggalkannya sendiri. Seokjin mengedip ngedipkan matanya, sungguh! Jantungnya berdegum cepat, ia benar-benar jatuh dalam pesona namjoon. Seokjin memegang pipinya dan memukul mukul pelan guna menyadarkan dirinya.
  "Awas kau kim namjoon!!" ujar seokjin begitu kembali ke dunia(?)
****
Brieffing time.
  Taehyung,jimin,jungkook berkumpul membentuk sebuah lingkaran, menunggu seokjin, namjoon dan tentunya sang owner caffe hoseok.
  "Hyung, ada apa dengan wajahmu? Apa kau kurang sehat?" tegur jungkook memperhatikan taehyung yang murung
  "Ahh ya kurasa aku sedikit tak enak badan" bohong, ya taehyung bohong, yang tak enak saat ini adalah hatinya bukan badannya.
"Kenapa kau tak istirahat saja hyung? Izin saja jika kau sakit" lanjut jungkook yang seakan khawatir, tapi dia memang khawatir.
"Kau sakit tae? Perlu ku antar pulang?" kali ini jimin yang berbicara sembari mengusak surai jungkook
  "Cck! Aku tidak mengizinkan! Kalau taehyung hyung ingin diantar, biar aku saja yang mengantarnya, aku ingin menjenguk hyunjae, ahh aku merindukannya~" ujar jungkook sembari berpout ria, mengundang kikikan taehyung.
"Ehemm" deheman jantan(?) dari sang empunya kafe membuat mereka berdiri dengan rapi, sedangkan taehyung, tetap menunduk menghilangkan keinginannya untuk melihat hoseok sedikitpun.
  'Ahh apa yang harus aku lakukan, uhh jantungku' taehyung dalam batinnya, ia masih mendengarkan ceramah dari hoseok tentang sales toko dan rencanya kedepan.
  "Baiklah, saya rasa cukup, mari kita berdo'a sebelum melakukan aktifitas, berdo'a dipersilahkan" ujar hoseok pada akhirnya.
  "Selesai"
Mereka mulai mengambil ancang-ancang untuk tos bersama, dan tepat, tangan taehyung berada di bawah tangan hoseok. Duh tae, kuatkan jantungmu~.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang