Entah kenapa disaat mereka semua berkumpul rasa itu selalu hadir makin lama makin dingin, bahkan udara diluar begitu cerah.
"Ayya berangkat." Ayya beranjak dari kursi meja makan.
Setiap pagi memang selalu di usahakan untuk sarapan bersama, tapi rasanya beda sekali setelah semua kejadian tersebut. Setelah semua yang mereka katakan kepada Ayya beberapa bulan lalu dan sampai Ayya kehilangan Rafky pelindung Ayya.
"Anak itu makin kesini makin kurang ajar, sudah tau pacarnya mati karena sakit malah marah sama kita." ucap laki-laki tua as ayah Ayya Burhan.
"Sudah yah, bunda kasian sama dia batalkan saja yah, dari pada kita kehilangan dia suatu saat nanti." ucap Raya ibu Ayya.
"Mana mungkin ayah bisa batalkan kita udah janji sama keluarga Renaldi bun, anaknya dia saja juga setuju." ucap Burhan yang terlalu keras hingga semua keluarga yang ada dimeja makan kaget.Sebenarnya Ayya belum berangkat kuliah dia masih ada di halaman rumah untuk memasang sepatu. Hingga dia mendengar keributan yang ada di ruangan makan yang hampir dekat dengan pintu luar. Ayya diam mendengarkan semua apa yang dikatakan Ayahnya hingga tiba-tiba air mata menetes dari mata Ayya. Setelah Ayya menyelesaikan memakai sepatu dia langsung buru-buru menuju gerbang rumah untuk menunggu angkot diluar.
Sementara di dalam rumah mereka masih berdebat tentang Ayya. Iya Fatayya Azka Amanda gadis yang masih kuliah semester keduanya jurusan bisnis, itupun karena terpaksa sebenarnya Ayya ingin mengambil jurusan dokter sebelum akhirnya dia benar-benar trauma akan hal yang berbau dokter serta rumah sakit.
"Ayya itu bukan boneka kamu Burhan dia juga punya mimpi dan cita-cita." ucap Sarah nenek Ayya dari Bunda Ayya.
"Saya tau ma, tapi ini yang terbaik untuk Ayya ma." ucap Burhan pada Sarah.
"Tapi kau membuat dia seperti boneka, lihat saja dia tadi. Hanya makan sedikit bisa dibilang dia mencoba menarik diri dia dari kalian. Apa kau tidak sadar dia lebih dingin kali ini dari pada kemarin-kemarin. Mama bisa merasakannya Burhan dia cucu mama. Dia itu menuruti semua apa yang kamu katakan tapi jiwa dia tidak pernah sama dia. Dia sudah bukan seperti Ayya yang dulu sangat ceria sejak kamu dan Sarah mencoba menjodohkan dia dengan anak temanmu. Jangan salahkan mama kalo suatu saat dia pergi dari kalian karena kalian yang membuat dia menarik diri dari kalian." ucap Sarah tegas karena beliau memang tau tipe cucu nya seperti apa karena dulu Ayya sempat tinggal beberapa tahun ketika orang tua Ayya di tugaskan di luar kota beberapa tahun waktu Ayya SMA kelas satu.---
Ayya memang kuliah tapi sebenarnya jam kuliahnya masih 3 jam lagi, dia berangkat pagi untuk menuju sebuah makam.
Rafky Allatas
Jakarta, 10 januri 1996
-
Jakarta, 10 januari 2015Nisan yang masih terlihat begitu bersih karena memang masih baru. Ayya membawa mawar putih yang dulu selalu Rafky bawa untuk Ayya.
"Ayah tetap akan jodohkan aku sama anak temannya A' padahal Ayya gak suka sama dia, aku masih sayang sama Aa' kenapa Aa' ninggalin Ayya? Ayya gak ada yang nguatin lagi A', bunda juga gak bisa bantu Ayya. A' Ayya capek boleh Ayya susul Aa'?" air mata menetes dari pelupuk mata Ayya.
"Ayya kuliah dulu A' lucu ya A' Ayya yang dulunya pengen banget bangun Rumah Sakit bareng Aa' tapi sekarang malah takut sama Rumah Sakit, Ayya berangkat kuliah dulu A', Ayya janji sama Aa' Ayya bakal kuat ngadepi semua kayak Aa' ngadepi penyakit Aa' sendiri, Ayya bakal jadi dendalion Rafky Allatas." sambil mengusap sisa air mata Ayya, Ayya berjalan menjauhi area makam.
"Sejauh ini aku lebih memilih menyendiri A' aku munafik aku hanya bilang itu agar Aa' gak khawatir." batin Ayya.
Sikap dingin Ayya yang makin hari makin dingin terhadap sekitarnya menjadi hangat ketika Ayya mengunjungi makam kekasihnya. Ayya jadi ingat betapa dulunya dia sangat manja kepada Rafky.
Flashback
"Ayya makan es cream yuk." ajak Rafky pada Ayya yang masih asik tiduran di kaki Rafky.
"Alahh paling juga buat nyogok mau pamit gak ketemu lagi kan huhh." balas Ayya yang sebenarnya hanya sebuah bercandaan.
"Kamu tau aja sih, pacarnya siapa sih pengen bawa pulang deh masukin dalam karung." jawab Rafky yang diselipi candaan jayusnya.
"Pacarnya Abang Sawhn Mendes yang cantik jelita, imut, lucu, selucu recehan Aa' tadi." sambil memonyongkan mulut tanda bahwa Ayya sebenarnya ngambek.
"Yaudah ahh ayok ntar keburu kamu diambil lagi sama dia makan es cream pengen nihh aku, kapan cobak aku yang pertama kali ajakin kamu makan es cream ya gak?" tanya Rafky yang memasang puppy eyes nya.
"Oke let's goo Ayya suka kalo kayak gini, besok kemana lagi?" tanya Ayya yang berjalan bersebelahan dengan Rafky.
"Emm istirahat dulu, besoknya lagi kita main sambil belajar gimana?" ujar Rafky.
"Oke lahhh, es cream i'm cominggggggg." ujar Ayya bahagia, yang dihadiahi acakan rambut oleh rafky.
Flasbackoff
Sekelibatan memori Ayya bersama Rafky melintas dalam pikiran Ayya. Entah kenapa Ayya sangat suka dengan momen itu. Hingga tanpa sadar Ayya sudah sampai dihalam kampus yang memang hampir dekat dengan area pemakaman dimana Rafky dimakamkan.
9 oktober 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Make A Wish
RandomTuhan aku berharap semoga aku bisa bebas dari semua hal ini. Aku ingin sembuh dan membuat mereka bahagia tanpa air mata. Izinkan aku bahagia bersama dia. (FATAYYA AZKA AMANDA) Dia dingin, susah ditebak, tiba-tiba bahagia tiba-tiba sedih. Entah kenap...