Sebenarnya gue gamau kasi yang berbau valentine kek gini , tapi ya mau gimana lagi soalnya ini menyangkut kehidupan berbangsa bernegara * paansihgajelasbangetgua
Oke, abaikan .
Ini cerita pertama gue , jangan lupa vomment , maaf typo
Check it out !
Awan mulai berwarna keabuan , langit mulai menghitam , hawa dingin mulai menyelimuti kelas Kinan . Ralat . Bukan dingin tapi hawa ngantuk telah merasuki hampir semua murid kelas X2 termasuk Kinan yang sudah menguap entah yang keberapa kali-kali , yang masih berusaha sekuat tenaga mendengarkan Pak Budi , guru sejarahnya yang masih berkelana ke masa lampau . Bel pulang yang masih 15 menit lagi ini benar-benar terasa berabad-abad , melebihi penjajahan Belanda yang katanya Pak Budi 3,5 abad . Oke gak penting , yang penting sekarang adalah
Kriiiinggggg
Semua murid pun langsung mendesah lega dan bersyukur sebanyak-banyaknya karena suara itu telah menyelamatkan mereka dari masa penjajahan yang berkepanjangan .
"Oke anak-anakku semua , berhubung sudah bel , kita lanjutkan minggu depan ." Kata Pak Budi , lalu membereskan peralatannya dan berlalu keluar kelas.
Satu persatu murid mulai meninggalkan kelasnya sebelum hujan mengguyur deras. Kinan yang masih berada di dalam kelas pun segera membereskan dan berlari keluar kelas sebelum hujan meninggalkan ketiga temannya yang menggerutu di belakang.
Sampai di parkiran , ia langsung memasukkan kontak dan menyalakan motornya menuju rumah. Pertengahan jalan Kinan mulai merasakan air-air yang menetes mengenai tangannya sehingga ia semakin menambah kecepatan motornya , tapi nasib berkata lain sampai di belokan kompleknya hujan malah semakin deras dan akhirnya membuat Kinan basah kuyup sampai dirumah .
"Assalamualaikum" pekik Kinan setelah berhasil masuk rumah melewati ruang tengah dan melihat mamanya asik membaca majalah di sofa .
"Waalaikumsalam" jawab Risa yang melirik Kinan tanpa menanyakan keadaan anaknya yang basah kuyup.
Kinan segera menuju kamar mandi untuk mengganti seragam yang basah itu. Karena semua basah tidak memungkinkan untuk kekamarnya yang berada di lantai atas , makai ia segera berbelok menuju kamar mandi dapur dan masuk setelah melepaskan tas dan sepatunya. Setelah melepas seragam dan menaruhnya di keranjang , ia langsung keluar mengenakan kimono mengingat tadi tak membawa apapun untuk ganti .
Setelah menggantinya dengan baju santai dan training panjang , Kinan lalu mengambil ponselnya dan segera menghubungi kekasihnya yang lama-lama bikin gondok kalau dibiarin.
Padahal Kinan saat ini benar-benar sedang ingin mendapat cokelat dari kekasihnya itu . Bukan apa-apa . Memang sejak dulu , yang diimpikannya ketika punya pacar hanyalah mendapat cokelat di hari valentine . Hanya itu saja kok . Tapi yang didapatnya hanya ucapan "happy valentine day " tadi pagi sebelum berangkat sekolah . Itupun karena Kinan yang mengucapkannya duluan , karena Kinan menyadari kalau menunggu pacarnya peka itu sama saja menunggu kapan ia akan mendapat nilai 100 di pelajaran Pak Budi, dan jawabannya adalah hanya Pak Budi yang tau . Oke abaikan .Dan sekarang bahkan pacar tolol nya itu belum menghubungi nya sama sekali . Catat! Sama sekali .
Kinan segera mengetikkan pesan untuk kekasih 'tercintanya' , sebelum Risa memanggil namanya dan menghancurkan segalanya.
Kinan pun segera turun dan memberikan tatapan 'apa' nya kala sampai di ruang tengah tempat mamanya berada.
"Itu baju basah kenapa ditaro keranjang sih , direndem sana seragam sama tas kamu yang basah tadi " perintah Risa dengan nada yang terdengar menyebalkan di telinga Kinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Teen FictionDia Kinan Aura Kusuma Hanya manusia biasa yang bisa menyerah kapan saja. Hidupnya hanya tentang sakit & luka. "Aku harap kalian tidak akan merasakan sakitku karena sakitku adalah sakit sesakitnya luka"~Kinan Novel ini mengisahkan tentang betapa lela...