05 : Tired to Try!

9.5K 669 71
                                    

Jimin berlari, dan berlari lagi. Ia berteriak pada punggung yang menjauhinya itu dengan sekuat tenaga.

"Jungkook!"

"Jeon Jungkook!"

"Ya! Jungkook!"

"Hei! Brengsek!"

Tidak tahu sudah berapa langkah yang ia ambil untuk mengejar sosok itu, atau sudah berapa kali ia tersandung dan hampir jatuh terjerembap, atau sudah berapa banyak keringat membasahi seluruh bagian-bagian tubuhnya.

Jimin merasa lelah, tapi ia tak mau berhenti, tidak sekalipun hingga rasanya tubuhnya sudah mati rasa karna segalanya bercampur di seluruh tubuhnya.

"Jungkook-ah!" Jimin berhasil menarik tangan itu, menariknya sekuat tenaga hingga pemuda itu berbalik dan menatapnya dengan pandangan dingin. "Jung– Jungkook..." Jimin tercicit takut mendapati tatapan kebencian dari pemuda Jeon itu.

"Ada apa Jungkook-ie?"

Dari belakang Jungkook, muncul seorang pemuda mungil, itu Min Yoongi. Ia menatap Jimin dengan pandangan tak senang.

"Oh, kenapa ia ada di sini?" tanyanya sembari bergelayutan manja di tangan Jungkook.

"Tidak tahu," Jungkook menoleh pada Yoongi, dan tanpa tahu malu malah menyambar bibir ranum itu di hadapan Jimin. Melumatnya kasar dan liar dengan penuh gairah hingga Yoongi mendesah nikmat.

"A-apa... Apa yang kau–" Jimin terbelalak kaget mendapati pemandangan di hadapannya.

"Hmm?" Jungkook menarik kepalanya menjauh, lalu tersenyum miring pada Jimin.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" tanyanya sembari tertawa dan membelai wajah Yoongi dengan jari jemarinya. "Aku sudah lelah untuk mencoba membuatmu mengerti. Jadi, bukankah sudah seharusnya aku mencari orang lain?"

Jimin merasakan hatinya teremas-remas sakit. "Jungkook... Ke-napa? Kenapa?"

"Kenapa? Che," Jungkook berdecih tak suka, dan kembali mencium Yoongi dalam satu lumatan liar.

"Hentikan! Jungkook! Kau tak bisa melakukan itu!" Jimin hendak meraih Jungkook, tapi entah sejak kapan kaki dan tangannya tak bisa digerakkan. Ia hanya terpaku dengan mata berkaca-kaca yang penuh dengan rasa sakit.

"Jungkook! Apa kau tak mendengarku? Kubilang hentikan berengsek!" teriaknya lagi, dan ciuman itu pun berhenti.

"Kenapa Hyung?" Jungkook menjilat bibir Yoongi sembari bergumam begitu, ia menoleh pada Jimin dengan mata yang menatapnya dingin. "Kau 'kan tak senang bercanda denganku?" tanyanya sembari tertawa sinis. "Kau tak suka 'kan? Jadi, aku akan–bersama Yoongi Hyung saja."

"A... Apa?"

Jimin membiarkan air matanya mengenangi pipinya, jatuh satu dua tetes secara perlahan, saling mengejar satu sama lain menuju dagu kecilnya.

"Jungkook–kau... Bisa-bisanya kau– kenapa kau lakukan ini padaku?!"

Jimin merasa di dorong menjauh, jauh, jauh, kemudian jatuh, terperosok dalam keputusasaan saat Jungkook berbalik dan membawa sosok mungil di sisinya pergi.

"Tidak! Jangan Jungkook-ah!"

"Jungkook jangan pergi!"

"Andwae!"

"Jungkook!"

"Hyung?"

"Jungkook-ah!" Mata kecokelatan itu terbuka kaget, kelopaknya berkedip berkali-kali dengan napas yang terputus-putus sakit. Ia menggumam dan memanggil nama itu berulang kali, seperti mantra yang akan membuatnya tenang.

S T E P Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang