Throwback

27 1 0
                                    

"Ets Ma, tunggu dulu. Aku yakin setelah dia melihatku, dia akan memilihku" suara laki-laki itu memecahkan suasana yang datang tiba-tiba "Enak aja ini Mama, aku kan juga anak Mama, bagaimana sih?" Tanya melirik sinis kearah Mamanya tak terima dan mendekat kearah Rara.

Rara langsung menoleh kearah suara itu, dia tampak mengenali lelaki itu tapi entah dimana.

"Kau ingat denganku Ra?" Tanya laki-laki dengan senyum termanisnya yang tak dipunya kakaknya.

Rara terdiam melihat laki-laki itu dengan cermat, "dia siapa sih? Sok kenal banget" ucapnya dalam hati. "Ya Tuhan, selamatkan aku" ucapnya dalam hati menatap laki-laki itu yang juga membuatnya teringat akan sesuatu.

"Kau lupa Ra? Baik aku ingatkan. Masih ingat lelaki yang kamu temui di Kereta Ekspres Malang ketika kau berangkat ke Malang?" Ujarnya, ingatan Rara kembali terekam, dia ingat kejadian itu tapi lupa dengan wajahnya "Kau saat itu sedang berdua dengan temanmu, aku masih ingat kau pakai jilbab warna maroon, kau melihatku seperti melihat orang yang pernah kamu kenal kan? Iya aku tau, aku mirip dengan Cinta Monyet kamu waktu TK sekaligus sahabat SMA mu dulu yang pernah kamu sukai kan?" Lanjutnya tersenyum paling manis yang membuat Rara seakan mau jatuh ke tanah.

"Tapi bagaimana kamu tau?" Tanya Rara sambil mengernyitkan dahi penasaran.

"Apa sih yang enggak aku tau dari kamu Rara Agustina Muhammad" ucapnya tersenyum "kau ingat saat kau di Malang waktu itu, kamu berdoa lewat tweetmu ingin bertemu kembali denganku, entah Allah berkata lain, kita di pertemukan kembali saat akan balik ke Surabaya, ini merupakan mukjizat yang diberikan Allah untuk mempertemukan kita kembali dalam jarak yang sangat dekat" lanjutnya lagi tersenyum kearah dan mendekat kearah Rara.

Rara memundurkan langkahnya "Wait, tweet? bagaimana kamu tau namaku dan twitterku?" Tanyanya masih penasaran dengan laki-laki di depannya ini.

"Gampang dong. Papa kita temenan kan? So waktu itu aku ikut Papaku ketemuan sama Pak Muhammad. Beliau bercerita tentang keluarganya, termasuk kamu beserta namanya. Saat aku melihat fotomu, entah sihir apa yang masuk ke tubuh ini. Dan untuk twitter, kamu tau sendiri lah sosial media jaman sekarang" jelasnya tersenyum lagi.

"Tapi waktu itu aku pernah ngetweet 'hey are you in my followers?' kan? Kenapa kamu tak menjawab?" Tanya Rara mulai sedikit kesal terhadap laki-laki di depannya ini.

"Ya karena aku memang bukan followersmu, aku hafal sekali nama twittermu" jawab laki-laki itu sambil mengerlingkan matanya.

"Loh jadi kalian sudah pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Sinta

"Iya" jawab keduanya kompak

"Ih ciyeeeeeee" celetuk adiknya Salsa yang tiba-tiba datang.

"Tapi kenapa kamu tak menyapaku atau mengajakku berkenalan? Huh?" Tanya ketus Rara sudah mulai kesal.

"Itu kesalahan terbesarku, aku terlalu gengsi dan malu. Apalagi saat kereta balik ke Surabaya, jarak kita yang sangat dekat. Teman-temanmu bertambah banyak menjadi 6orang, aku takut kamu di permalukan dan menjadi pusat perhatian seisi kereta" jelas laki-laki itu menyesal.

"Pada saat kereta sampai ke Surabaya, aku berusaha mengejarmu. Tapi kau terlalu jauh pergi meninggalkan sehingga aku tak melihatmu lagi" sahut Rara kesal

"Maaf karena itu, aku ingin menghampirimu tapi mamaku sudah memesan untuk segera pulang. Karena aku pergi tanpa izin" ucapnya lagi melirik sinis kearah Mamanya, tatapan menyalahkan.

"Oh jadi kamu waktu itu marah sama mama dan gak mau keluar kamar gara-gara ini?" Celetuk Sinta langsung tertawa.

Rara tertawa cekikikan "masa sih tante? Duh gak nyangka" melanjutkan tertawanya "eh tapi aku belum tau namamu" lanjutnya

I AM FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang