Regret (Chapter 1)

1.8K 176 21
                                    

"Kau dimana?" tanya Sehun dari balik ponselnya.

"Aku ditaman. Kau masih dikantor?" sahut Yoona yang balik bertanya.

"Hmm, pekerjaanku masih sangat banyak. Mian, seharusnya tadi aku menjemputmu." suaranya terdengar lelah dan tak bersemangat.

"Gwenchana.. haruskah aku kekantormu? Kau pasti kesepian disana." tentu ia mencemasi kekasihnya itu, yang nyaris tak bertemu sapa sejak seminggu terakhir. Bisa dikatakan kekasihnya itu terlalu gila bekerja.

"Tidak perlu. Ini sudah malam, pulanglah. Berbahaya berada ditaman dimalam hari seorang diri. "

"Aku akan merasa bosan jika kembali ke apartemen." keluhnya sedikit manja. "jadi aku tidak boleh menemuimu? Ini sudah hari ketujuh kita tak bertemu. Kau tak merindukanku?"

"Aku nyaris gila karena merindukanmu." bisik pria itu dengan sisa tenaganya. Suaranya yang berat dan serak menjelaskan seberapa lelahnya dirinya pada saat itu.

"Nado.." sesaat obrolan mereka terjeda. Sama-sama menahan rasa rindu yang sudah tak tertahan.

"Aku harus kembali bekerja. Aku akan menghubungimu lagi. Ah, cepatlah pergi dari sana. Firasatku tidak enak." suaranya sedikit bertenaga di akhir kalimat.

"Ne.. arasoyonggg."

"Saranghae.." bisik Sehun diakhir obrolan mereka.

"Nado." 


Plak!!! 


     Suara itu mengagetkannya. Di gelapnya malam, dengan penerangan lampu taman yang buruk membuat Yoona sulit menemukan asal suara itu. Memasukkan ponselnya kedalam saku celana dengan tergesa-gesa lalu bangkit dari rumput taman.

     Mengedarkan pandangannya ke seluruh area taman. Samar-samar, akhirnya ia menemukannya. Sepasang kekasih tengah berdiri di tepi danau. Plakk!!! Suara itu kembali terdengar seiring melayangnya sebuah tangan ke wajah seorang pria.

"Mwoya.. kenapa mereka berkelahi di taman." batin Yoona yang memilih untuk kembali duduk di atas rumput taman. Bersandar pada pohon dan mencoba untuk kembali bersantai. Kenapa kau tega sekali padaku! Suara itu terlalu kuat sehingga sulit untuknya tidak menghiraukannya. Kau ingin aku menggugurkan janin ini? Dimana perasaanmu! Mata Yoona membelalak lebar mendengar itu. Aku tidak akan pernah menggugurkannya! Teriak wanita itu.

     Jaraknya dengan mereka memang tidak terlalu dekat. Namun ia merasa tidak enak jika tetap berada disana. Ditambah hanya ada dirinya yang berada disana. Tak ingin dikira penguntit, ia bergerak cepat bangkit dari duduknya. Sedikit mengendap-endap, melangkah pergi dari sana. Burr!!! Reflek langkahnya terhenti dan tubuhnya langsung berbalik untuk mencari tahu. Dengan tatapan tak percaya, dilihatnya wanita itu yang tengah berusaha berenang, namun dikarenakan tidak mampu, tubuhnya terus-terusan terlelap ke dalam air danau yang gelap pekat. Seakan tak berniat menolongnya, pria yang bersamanya itu malah melangkah pergi begitu saja.

     Yoona yang gemar berenang langsung mengutuk dirinya. Melihat wanita itu yang tengah berusaha menyelamatkan dirinya tentu membuat Yoona terdesak untuk segera berlari dan melompat kedalam danau. Namun, Yoona phobia akan kedalaman, ditambah kondisi air danau yang gelap seakan menyembunyikan kedalamannya. Ia meringis mengamati tubuh itu yang tak berdaya. Terus memfokuskan pandangannya ke wanita itu, yang masih penuh usaha untuk dapat menghirup udara. Saking fokusnya ia sampai tidak menyadari, keberadaan pria itu yang kini sudah berdiri dihadapannya.

Regret (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang