Wonwoo masih diam ditempatnya, ia menatapi sosok anak kecil yang selalu datang padanya setiap hari minggu sampai dengan hari rabu, anak kecil itu akan selalu mengikuti Wonwoo kemanapun sampai Wonwoo tertidur. Hal itu tentunya membuat Wonwoo tidak berani untuk tinggal sendirian. Saat hari minggu sampai dengan hari rabu, Wonwoo akan menginap di tempat Vernon, yang kebetulan rumah Vernon juga tidak jauh dari apartemennya.
Wonwoo menyadari suatu hal, jika Vernon tidak dapat menyadari keberadaan anak kecil itu. Wonwoo pun hanya bisa memendam apa yang ia rasakan sendirian. Ia tidak berani menanyakan hal tentang anak kecil itu pada siapapun, walaupun sampai akhirnya ia malah membuat dirinya sendiri sering terluka karena anak kecil tersebut yang tiba-tiba saja muncul saat ia sedang di dapur atau di kamar mandi dan membuat dirinya terluka.
Seperti anak kecil itu berdiri tiba-tiba muncul disebelah Wonwoo yang tengah memotong sayur dan membuat dirinya melukai tangannya dengan kehadiran sosok itu. Sontak ia langsung menatap anak itu dengan jantung yang berdegup sangat cepat karena terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba.
Anak kecil itu seolah ingin berbicara pada Wonwoo tapi laki-laki kurus itu benar-benar mengabaikannya. Walau akhirnya Wonwoo pun menjadi sering mimisan karena kelelahan, ia tidak tidur sampai 3 hari karena tehantui oleh sosok anak kecil itu dan memaksakan dirinya untuk pergi keluar karena tidak ingin sendirian di rumah Vernon.
Sampai akhirnya Wonwoo merasa senang karena besok adalah hari kamis, itu berarti anak kecil tersebut akan lenyap untuk sementara waktu. Tetapi bodohnya mengapa Wonwoo tidak berpikir bagaimana cara agar anak itu tidak mendatanginya lagi, disaat anak kecil tersebut tidak ada?
Wonwoo pun mulai mencari mengenai hal-hal supernatural di internet sampai di perpustakaan umum untuk menemukan jawabannya. Hal tersebut telah membuat Wonwoo stress juga lelah dengan semua ini.
Wonwoo pun berniat berjalan menuju loker untuk mengambil bukunya, ia pun berpapasan dengan sosok laki-laki berkulit gelap dengan rambut bronzenya, Kim Mingyu. Kondisi Wonwoo saat itu memang benar-benar terlihat kacau dengan wajah Wonwoo yang pucat, pandangannya yang kosong, tubuhnya yang terlihat lemas, kantung mata yang amat jelas dibawah matanya karena dirinya yang sudah 2 hari tidak tidur.
"Wonwoo, kau tidak apa-apa?" tiba-tiba Mingyu yang lewat dihadapannya itu terhenti sejenak dan menepuk bahu Wonwoo.
Walau Mingyu sedikit mengingat Wonwoo, namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya dari Wonwoo yang tak disadarinya sehingga membuatnya trgerak untuk menghampiri Wonwoo yang tak jauh dirinya.
Jeonghan yang baru saja datang dan berniat untuk menghampiri Mingyu disana itu sedikit heran karena pertama kalinya Mingyu mengingat nama orang lain selain dirinya dan bahkan menanyakan keadaanya.
"Ah, aku tidak apa-apa, umm.."
"Aku Mingyu" sambar Mingyu cepat, Wonwoo menanggukan kepalanya pelan lalu pergi meninggalkan mereka tanpa ekspresi.
Jeonghan dan Mingyu hanya diam memandangi sosok Wonwoo yang berjalan semakin jauh. Jeonghan juga heran tidakkah Wonwoo selalu bersama Vernon dan Seungkwan jika pada jam istirahat seperti ini?
BRUKK
Jeonghan pun terkejut melihat Mingyu yang tiba-tiba berlari menghampiri Wonwoo yang tiba-tiba ambruk. Mingyu langsung mengambil badan Wonwoo dan menggengdongnya, mereka pun langsung saja membawa Wonwoo menuju UKS.
000
'Ibu...'
'Ibu!! Ibu aku takut...'
'Ibu.....!!!'
"Akh..." Wonwoo membuka matanya dan terengah-engah, ia memandangi langit-langit dengan cat bewarna putih disana.
"Hyung.." Wonwoo pun menoleh saat Vernon memanggilnya.
Disana Wonwoo mendapati Vernon, Seungkwan, Jeonghan dan Mingyu yang memandangnya khawatir. Wonwoo memegangi kepalanya yang sedikit sakit, ia mengedarkan pandangan sekitar, dirinya berada di ruang uks.
Tak lama suster pun datang dan memberi tahu jika Wonwoo mengalami anemia, dehidrasi dan kelelahan, ia juga disarankan untuk tidak mengikuti pelajaran dahulu dan pulang cepat. Namun Wonwoo menolak dan memilih untuk berdiam diri uks sampai jam sekolah selesai, ia tidak ingin berada di rumahnya sendirian.
"Hyung, lebih baik kau istirahat di kamarmu" Wonwoo menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Seungkwan "Mau bagaimanapun kau harus istirahat"
"Yasudah kalau begitu, kita akan pulang ke rumahku" tambah Vernon, Mingyu hanya diam memperhatikan mereka.
"Sebenarnya.. kau kenapa Wonwoo?" tanya Jeonghan tiba-tiba yang sebenarnya penasaran dengan keadaan Wonwoo. Ia mendudukan dirinya di sebuah kursi yang berada di sebelah kasur yang Wonwoo tempati. "Kau terlihat tidak tenang"
Wonwoo hanya diam tak perespon Jeonghan dan membuang mukanya, tak direspon, Jeonghan hanya menghela nafasnya dan berdiri, ia berniat kembali ke kelasnya karena jam istirahat hampir berakhir.
Mata Wonwoo terbelalak ketika ia melihat sesosok anak kecil yang mengikutinya selama ini tiba-tiba hadir dan berdiri di pojok ruangan. Jantung Wonwoo pun berdetak tak karuan karena ketakutan.
Sialnya tak ada siapapun yang menyadari anak kecil itu, Wonwoo menundukan kepalanya, bermaksud untuk tak menghindari tatapan anak kecil itu yang begitu memelas namun menusuknya, anak kecil itu perlahan berjalan sampai akhirnya berdiri diantara teman-temannya itu.
Wonwoo menggigit kukunya untuk menghilangkan rasa gugupnya, namun malah membuat teman-temannya disana kebingungan. Suasana sempat hening sampai suara bel berbunyi, semua yang berada disana pun pamit untuk kembali ke kelas.
Wonwoo juga tidak bisa memaksa Vernon untuk menemaninya di uks karena guru fisika tercintanya ingin mengadakan ulangan harian, jadilah Vernon hari ini cukup sibuk dan tidak bisa terus berada di dekat Wonwoo.
Jeonghan, Vernon dan Seungkwan berjalan dengan santainya melewati anak kecil itu, tampak wujud anak kecil itu tertembus oleh mereka semua. Mata Wonwoo terbelalak melihatnya, benar sekali jiak sosok itu bukanlah sosok manusia. Wonwoo merasakan tubuhnya lemas, ia merasa ingin tertidur selamanya, berharap anak kecil tersebut tidak kembali lagi.
Namun Wonwoo terheran ketika melihat Mingyu yang memperhatikan anak kecil itu sesaat kemudian berjalan menghindari anak kecil itu, seolah Mingyu menyadari sosok anak kecil itu.
"Mingyu!" panggil Wonwoo tiba-tiba, membuat ketiga laki-laki disana terdiam dan memandangnya bingung Wonwoo. Mingyu masih berdiri diambang pintu untuk menunggu Wonwoo berbicara "Temani aku disini"
Jeonghan memandang Mingyu dan Wonwoo bergantian dengan bingung sedangkan Vernon dan Seungkwan terlihat sedikit terkejut.
"Untuk apa?" tanya Mingyu, namun Wonwoo memberi tatapan memelasnya pada Mingyu sehingga laki-laki berkulit tan itu menganggukan kepalanya.
Jeonghan segera menutup pintu uks dengan perasaan sedikit khawatir, Mingyu berjalan dan berdiri dihadapan kasur Wonwoo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Sebenarnya ada apa?"
Wonwoo mengerutkan keningnya ketika anak kecil yang berdiri di sebelah Mingyu itu memandang Mingyu dengan tatapan yang sulit diartikan, Wonwoo pun membuka suara.
"A-Anak kecil yang berdiri di sebelahmu itu..... Menggemaskan ya" ucap Wonwoo tiba-tiba, Mingyu pun hanya memiringkan kepalanya dan memandangi Wonwoo bingung. Namun tak lama ia menatap anak kecil itu dengan pandangan dingin.
"Iya.. Ia sekilas mirip denganku"
a/n: Iseng nanya, ada yang dulu SMA y di SMA YPHB Bogor ga? xD Jadi kebayang disitu suasana lokernya hehe maklum lah Moki alumni situ heuheu ;'V
Makasi udh baca ^.^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother ; Meanie
FanfictionWonwoo yang diikuti oleh sebuah sosok yang membuatnya harus mengingat kembali kenangannya dengan Mingyu dulu. Sayangnya mereka berdua mengalami amnesia. WARNING! Violcence, rape, it's BL/Yaoi fics! If u don't like it, DON'T READ! Date: Sept 26 2016...