My Queen (Chapter 2/END)

2.2K 234 18
                                    

     Hujan gerimis mulai turun. Dinginnya percikan air membuat Sehun tersadar. Ia langsung melihat kearah tempat duduk. Yoona sudah tidak terlihat disana. Ia segera berlari mencari gadis itu. Berlari seperti orang gila, hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Langkahnya terhenti ketika melihat Yoona sedang bermain air ditepi tangga. Melentangkan tangannya kedepan untuk merasakan rintikan air hujan. Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu, dengan tenang ia menarik tangan Yoona dan membawa gadis itu menjauh dari sana.
   "Yak, waeyo?" tanya Yoona dengan lembut. Sehun tidak menjawabnya. Ia terus menarik Yoona menjauh dari sana. "yak, wae geuraeyo?" masih tidak menjawab. "lepaskan tanganku!" Yoona menjadi kesal dan menghempaskan tangannya, hal itu kontras membuat genggaman Sehun terlepas dari tangannya. "ada apa denganmu? Kenapa kau menarik tanganku seperti ini?"
   "Tak bisakah kau menjaga kesehatanmu? Kenapa kau malah bermain-main seperti itu? Apa kau benar-benar ingin pergi?" ucapnya penuh amarah.
   "Mwo?" Yoona menatapnya bingung.
   "Bermain dengan hujan tidak akan menyembuhkan penyakitmu!" Sehun kehilangan kesadarannya. Mendengar itu, Yoona seakan menyadari sesuatu. Gadis itu diam menatap Sehun tak percaya. Sehun menyesali perkataannya. "maksudku, kenapa kau bermain dengan air hujan? Kau bisa terserang flu." ia mencoba untuk terlihat tenang. Tetapi Yoona masih saja diam. Ia jadi bingung harus mengatakan apa.
   "Kau, apa kau sudah mengetahui itu?" kata Yoona menatapnya lekat. Kini Sehun benar-benar menyesali itu. "kau, kau sudah mengetahui penyakitku?" hanya mengatup bibirnya dengan rapat. Sehun sudah tidak mampu menutupinya.
   "..." Sehun masih berdiam diri.
   "Sejak kapan kau mengetahuinya?" tanya Yoona dengan tegas.
   "..." air mata terlihat menggenangi mata indah gadis itu. Sehun semakin menyesali perbuatannya. Ia juga tidak bisa menahan gadis itu yang kini sudah berjalan mendahuluinya. Hanya terdiam dihadapan rintikan air hujan yang semakin deras.


--


     Malam sudah semakin larut. Namun Sehun tidak juga tertidur. Ia terus gelisah memikirkan keadaan Yoona. Ia lantas bangkit dari kasur lalu berjalan keluar. Dilihatnya keadaan diluar yang senyap. Yang terlihat hanya beberapa bodyguard yang tengah berjaga-jaga. Ia memanfaatkan ketenangan itu, duduk di taman terasa lebih nyaman.
   "Kenapa kau tidak tidur? Bukankah malam ini bukan tugasmu berjaga?" Siwon menghampirinya.
   "Ah hyung. Ani, aku hanya tidak bisa tidur."
   "Wae? Kau ada masalah?" tanya Siwon seakan mengerti perasaan Sehun.
   "Hyung, jika aku mengatakannya padamu. Apa kau bisa berjanji untuk tidak membunuhku?" Sehun menatap Siwon dengan tatapan yang menyedihkan.
   "Aku tidak mungkin membunuhmu, katakanlah."
   "Aku menyukai tuan putri."
   "Aku sudah tahu."
   "Mwo? Kau sudah tahu? Aku bahkan baru menyadari perasaanku." ucapnya tak percaya.
   "Kau itu kan bodoh." Siwon langsung meninggalkan Sehun disana seorang diri. Kata 'bodoh' membuatnya kesal. Ia mencoba menangkap Siwon dan hendak memukul hyung-nya itu. Namun seketika tubuhnya mematung. Ketika itu ia menyadari keberadaan gadis itu disana. Yoona berada dihadapannya, menatapnya terpana bercampur malu. Tapi tidak lama dari itu Yoona bergerak berbalik membelakanginya lalu melangkah pergi. Tanpa perintah, kakinya berjalan mengejar gadis itu, dan tangannya dengan nakal meraih tangan gadis itu.
   "..." hanya diam walau kini tangannya sudah menggenggam tangan gadis itu
   "..." Yoona menatapnya menunggu penjelasan. "wae?" kata gadis itu setelah lama menatapnya.
   "Kau mendengar semuanya?" suara Sehun terdengar ragu.
   "Hem.." Yoona mengangguk. Degg! Degg! Degg! kini Sehun benar-benar membeku ditempat. "tapi, kau tidak perlu seperti itu. Penyakitku, kau tidak perlu memikirkannya." melepas genggaman itu dan kembali melangkah pergi. Merasa ada yang menjanggal dari kata-kata itu, Sehun kembali meraih tangannya.
   "Apa maksudmu?"
   "..." menatapnya sejenak dalam diam. "terimakasih sudah menyukaiku. Sekalipun perasaan itu hanya untuk membahagiakanku, gomapta." Yoona berusaha melepaskan tangannya dari Sehun, tapi pria itu tidak membiarkannya begitu saja.
   "Jadi menurutmu perasaanku hanya untuk membahagiakanmu?" ujar Sehun. Suaranya terdengar berat. Gadis itu merasakan aura itu. tatapan Sehun begitu menusuk hati. Tentunya dengan lembut.
   "Yak.. Inilah alasanku menyembunyikan penyakit ini. Aku tidak ingin kalian berubah seperti ini. Aku tidak ingin dikasihani seperti ini.." ia terus berusaha melepas genggaman itu.
   "Apa bagimu perasaanku terlihat seperti lelucon?"
   "Ne! bahkan sangat lucu. Jangan memaksakan itu, jangan hiraukan penyakitku, jangan membuatku terlihat buruk.."
   "Kau tahu. Butuh waktu yang sangat lama untukku mampu mengatakan ini. Selama ini aku selalu berusaha untuk tidak memikirkannya. Tapi kau selalu saja datang padaku, membuatku gagal dan terus gagal. Tapi kini, aku dihadapkan dengan sebuah kenyataan, kenyataan bahwa aku memang menyukaimu. Kurasa, bahkan jika kau tidak memiliki penyakit itu, perasaanku akan tetap sama." lalu meninggalkan Yoona begitu saja. Entah apa yang ia rasakan pada saat itu. Kesal, kecewa, sedih, ia tidak bisa memikirkan itu. Hanya mengepalkan tangannya dengan kuat. Menahan amarah adalah hal yang ia lakukan. Ternyata rasa sakit ketika gagal mengekspresikan rasa cinta memang sangat menyakitkan.


My Queen (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang