Perfume

17.8K 345 8
                                    

"Kau gila!"

Angela mengabaikan nada suara dengan oktaf meninggi yang berdengung di telinganya. Jemarinya dengan hati-hati melepaskan satu per satu kancing kemeja berwarna hitam pekat itu dari tubuh pria yang kini hampir menempel dengan tubuhnya. Kimono berbahan sutra yang Angela kenakan telah terlepas ikatan di pinggang, kain tipis itu telah membuka akses bagi siapapun yang ada di sana untuk menatap pada belahan pahanya.

"Apa yang sebenarnya kamu pikirkan?"

"Aku tidak tahu." Jawab Angela. Tangannya mengelus bulu-bulu lebat yang menggoda di depan matanya. Lingkaran-lingkaran kecil ia tarikan bersamaan dengan ujung jemarinya. Keenan bukan pria yang bermasalah dengan seksualitas, jadi sudah sepantasnya ia tergoda. Tangan Angela adalah perpaduan madu dan rempah pilihan tradisional. Begitu lembut dan memabukkan. Demikian dengan Angela yang begitu memuja aroma maskulitas dari tubuh Keenan. Mereka adalah keturunan Adam dan Hawa yang sama-sama menawarkan sensasi memabukkan.

Namun Keenan masih cukup waras untuk tak melayang terlalu tinggi. Angela bukan untuknya, demikian juga dirinya. Tujuan awalnya adalah untuk menyampaikan perpisahannya pada gadis itu dan berakhirnya hubungan mereka yang sebenarnya pria itu sendiri tidak mengerti apa nama yang cocok untuk kebersamaan yang mereka jalin selama ini.

"Sadar, Angela, ini tidak pantas kita lakukan!" Keenan menepis kedua tangan Angela. Bagaimana bisa Angela melakukan ini padanya? Sensasi dari kelembutan telapak tangan Angela tak mudah ia abaikan. Jadi sebaiknya Keenan menyelesaikannya segera. "Kita sama-sama tahu keadaan kita sekarang." Keenan menekankan maksud dari keadaan yang ia yakin Angela paham.

"Tapi keadaan ini tidak aku kehendaki. Kau tahu aku hanya mencintaimu!" Angela meneriakkan amarahnya. Siapa yang mau seperti ini? Keenan-nya baru saja menikah dan mungkin istrinya yang cantik itu tengah menantikan malam pertamanya di ruangan sebelah. Ia tidak tahan membayangkannya.

Keenan meraih tubuh Angela ke dalam dekapannya. Gadis itu bergetar dalam tangisnya. Ketelanjangan tak lagi mengundang suasana panas melainkan luka. Mereka mungkin bukan sepasang kekasih yang terikat cinta, namun mereka sama-sama tahu kalau cinta sudah tumbuh dalam kebersamaan mereka. Keadaanlah yang tak memihak.

Keenan sendiri kaget ketika mendapat pesan singkat dari Angela bahwa gadis itu ada di sini. Satu nomor kamar berbeda dari kamar hotel tempatnya dan pengantinnya.

Ayahnya dengan bahagia memberikan hadiah menginap di hotel berbintang lima dengan fasilitas untuk pasangan pengantin baru itu. Keenan tahu, ayahnya bekerja keras untuk itu. Mereka bukan golongan-golongan yang bisa disama ratakan dengan Angela apalagi dengan istrinya yang hanya menggesekkan kartu sudah bisa menginap di hotel manapun yang mereka inginkan. Ya, Keenan hanya orang-orang biasa yang mencoba mencari peruntungan.

"Ini tidak benar, aku harus kembali," Keenan dengan berat hati melepaskan tubuh mereka yang bertaut dalam dekapan. "Naomi pasti mulai bertanya-tanya kenapa aku belum kembali." Akhirnya Keenan melangkahkan kakinya dan menghilang di balik pintu. Sungguh, ayahnya sangat mengharapkan yang terbaik baginya, dan mungkin Naomi adalah jawaban dari harapan ayahnya. Meskipun banyak gunjingan dari orang-orang bahwa Keenan hanya pria yang beruntung mendapatkan gadis kaya raya, Keenan sama sekali tak ada niat sekalipun mempermainkan pernikahan demi uang.

Keenan dengan pelan mendorong pintu di hadapannya. Sudah dipastikan jika Naomi pasti sudah selesai dengan urusan melepaskan diri dari riasan dari gaun pengantinnya. Pria itu memastikan berapa lama ia sudah meninggalkan Naomi dengan melirik jam di tangannya. Astaga! Lelaki macam apa yang tega meninggalkan pengantin wanitanya selama tiga jam?

"Hai," Keenan mengulas senyum saat sapaan itu justru menyambutnya dari dalam. Naomi dalam balutan kimono mengingatkannya pada Angela di seberang tembok. Ya Tuhan, rasa bersalah semakin menghantuinya. Naomi dan Angela adalah gadis-gadis yang tidak ingin disakitinya. Tapi pada kenyataannya dalam satu waktu di malam ini Keenan sudah menyakitinya.

Perfume (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang