[4] - The Truth.

346 21 2
                                    

***

James cukup terkejut saat tau bahwa pria yang menolongnya tak lain adalah teman dari anak dan sepupunya sendiri. Terlebih ketika melihat apa yang ada di dalam dompet Iqbaal.

Apa memang benar, dunia itu sempit?

Ah, sekarang bukan saatnya memikirkan hal itu. Yang terpenting adalah Iqbaal selamat dari operasi yang telah berlangsung hingga pagi ini.

Ia telah menceritakan semuanya pada (namakamu) dan Steffi tepat setelah mereka tiba di Rumah Sakit. Dan James juga dapat menangkap raut kekhawatiran yang tergambar jelas di wajah keduanya, terutama (namakamu).

Semua yang ada disana langsung terperanjat saat salah seorang suster keluar dari ruangan tempat Iqbaal dioperasi.

Baru saja masing-masing dari mereka akan bertanya tentang keadaan Iqbaal, namun suster tersebut berucap dengan sangat cepat.

"Pasien membutuhkan donor darah B sekarang juga, stok dari PMI hanya ada darah A dan O." Tanpa dijelaskan lebih detail lagi pun semua tahu bahwa suster ini bermaksud menanyakan siapa yang memiliki golongan darah seperti Iqbaal.

"Ambil darah saya, sus, cepat!" James menjawab dengan amat tergesa.

Padahal (namakamu) juga berniat mendonorkan darahnya, karna ia juga B. Tapi ya sudahlah biar Papanya saja. Toh, dia juga sedang Mens.

James dan suster bername tag Lane tersebut langsung bergegas melakukan pengambilan darah dengan prosedur yang ada.

Sementara itu, (namakamu) dan Steffi langsung kembali duduk dan larut dalam lamunannya.

Berselang hampir 10 menit, James datang dan ikut bergabung duduk dengan Steffi dan (namakamu) lagi. Suster Lane juga masuk ke ruangan operasi dengan 2 kantong darah segar.

Steffi berdehem membuat (namakamu) dan Papanya menoleh kearahnya. "Gue balik duluan ya, (namakamu). Ada kuliah pagi soalnya."

Steffi beranjak dan menyalimi James. "Saya pamit pulang, Om." Dan setelah diangguki, Steffi berjalan gontai menuju pintu keluar.

***

Sudah setengah jam setelah kepulangan Steffi, namun belum juga ada tanda-tanda dokter akan keluar.

(namakamu) dan Papanya hanya berdiam diri, sesekali bertanya dengan nada yang terdengar canggung.

Perlu diketahui, (namakamu) adalah korban dari broken home. Kedua orang tuanya bercerai tak lama setelah dia dilahirkan. Entah apa penyebabnya, (namakamu) pun tak tahu. Namun sepertinya karena Papanya ketahuan selingkuh.

Dulu (namakamu) sempat pernah mendengar kata-kata itu saat kedua orang tuanya bertengkar di hari ulang tahunnya.

(namakamu) tinggal dengan Mamahnya. Sementara dengan Papanya ia jarang sekali bertemu. Selain karna Papanya yang sibuk bekerja, (namakamu) pun juga sibuk sekolah.

(namakamu) terlalu sibuk dengan kisah pilunya sampai tak sadar bahwa dokter sudah keluar dari ruang operasi, dan kini sedang berjalan beriringan dengan Papanya.

Mungkin dokter perlu membicarakan mengenai kondisi Iqbaal.

(namakamu) segera menghentikan langkah seorang suster yang baru saja keluar dengan membawa peralatan operasi.

"Sus, operasinya udah selesai?"

"Sudah, dek. Semuanya lancar." Ucap suster tersebut, dengan tersenyum.

"Alhamdulillah." (namakamu) ikut tersenyum lega. "Apa sekarang sudah bisa dijenguk, sus?"

"Sebaiknya jangan sekarang karna pasien masih butuh banyak istirahat." Agaknya suster tersebut tak enak mengatakannya pada (namakamu).

The Real Fuckin' LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang