Don't Be Siders!!! Don't Plagiat(Emang ada yang mau) !!!
If You Respect To Me, Leave A Comment After Read!!! Typo Is Art ^_^
*****
"sudah selesai mengerjakannya?"
"Beluuuum buuuu" Koor semua murid X-1. Bu Ani, nama guru itu.
"Cuma log saja kok lama sekali kalian ini" Beliau lalu keluar kelas entah kemana setelah menanyakan itu
"elog elog elog" ucap Adam dari arah pojok belakang dengn suara menirukan suara Bu Ani membuat satu kelas tertawa dengan tingkahnya.
"Udah, udah lanjutin lagi" Teriak Kanya.
Sebagai wakil ketua kelas yang baik hati Kanya harus mengingatkan dong. Gimana gak ngingetin, masalahnya kalo kelas rame ketua kelas sama wakilnya yang bakal jadi kambing hitam. Jadi karena Aldi sang ketua kelas sedang ada panggilan ketua kelas. Kanya harus rela menggantikan tugas menertibkan kelas, yang sumpah rame nya ngalahin pasar.
"Baik bu wakil" koor semua teman-temannya, membuat Kanya tersenyum manis. Namun senyuman itu berganti masam ketika semua anak pindah tempat mengerubungi Dila, Ian dan Mala. Mereka ber tiga itu spesialis matematika dikelas X-1.
"WOI WOI balik ketempat masing-masing"
"Dila ini gimana sih?"
"Oh jadi a log a itu 1, baru dong gue"
"Yan loe jangan pelit-pelit dongg"
"Jelasin kek ini gimana kok bisa gini"
"Lah ini kenapa pangkat yang di log pindah kedepan?"
"Blablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablabla"
"Blablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablabla"
"Blablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablablabla"
"WOI WOI" namun suara Kanya yang 1:5 dengan suara sekelas itu jelas terendam. Dengan wajah lelah Kanya menatap sampingnya. Siapa lagi disana kalo bukan sahabatnya, Si Asya dengan wajah melas di tatapan itu Kanya dapat mengartikan 'Kamu bisa minggir gak, aku juga mau nyontek para spesialis matematika'
"Gak usah. Sini aja, jangan kemana-mana"
"Ya elah, aku juga butuh mereka Kanya. Kamu kira aku secerdas itu?"
"Gak sini aja, kalo pindah awas aja"
"Sial banget kenapa hari ini aku bagian sebelah tembok" lirih Asya
"hahaha mangkannya jangan berani sama Kanya"
TOK TOK TOK
Mendengar suara tersebut, serentak satu kelas menengok kearah pintu. Disana ada 2 siswa yang memakai baju seragam khas sekolah Kanya. Gak perlu otak einstein untuk menyimpulkan bahwa mereka adalah kakak kelas. Jelas aja kalo mereka masih kelas 10 ya gak pakek seragam itu, kan seragamnya belum jadi alias masih di tempat penjahit.
"Ada apa kak?" tanya Kanya sekali lagi sebagai wakil ketua kelas yang baik.
"Yang kemaren udah dipilih buat paskib keluar dulu ya dek, ada seleksi tahap dua"
"Iya kak" jawab mereka, maksudnya mereka yang kepillih ikutan paskib. Ada sekitar 6 anak yang keluar mengikuti kakak kelas itu, salah satunya Kanya membuat Asya yang duduk disebelahnya menjadi sendirian lalu memilih pindah tempat duduk disebelah Ratna, teman satu SMPnya dulu yang sekarang menjadi satu kelas dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANYA
Teen Fiction"Apapun yang terjadi semoga kamu bakal punya kisah cinta masa SMA, gak harus pacaran sih. Tapi paling gak mampu buat kamu guling-guling dikasur sambil senyam-senyum gak jelas"