Entah kenapa kala ku amati bintang yang tak berkelip, terukir wajahmu dalam samar-samar kabut tipis.
Bagai sebuah catatan sejarah, ia terus membuntutiku dibelakang layaknya masa lalu.
Aku terus berlari tanpa sadar menuju sebuah kenangan kelam, diantara gelapnya malam, hanya sinar bulan yang merembes diantara celah-celah dahan pepohonan.
Berusaha ku ungkapkan dengan seribu kata namun bibirku terkunci rapat, berusaha memberikan tatapan kasih namun mataku membeku begitu dalam. Entah kah hatiku masih sehangat dulu? Kau hampir saja pergi dan mencuri seluruh jiwaku, merampas hampir setengah kewarasanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sepi
Poetrydisaat bibir tak mampu bicara, biarkan kata bersuara. luapan emosi yang tak pernah bisa tersampaikan.