WARNING!!
Rated M - GS!!
[NAMJIN]
Iris sipit itu mengerjap pelan. Tangannya terangkat untuk menyeka keringat yang mengalir kecil di pelipis kirinya. Ia menghela napas lega sembari pandangannya menyapu sekitar pada ruangan yang cukup luas itu. Ia memperhatikan tiap sudut lantai nya, barangkali ada sudut yang lupa ia bersihkan.Setelah memastikan seluruh permukaan lantai itu bersih, ia kemudian membereskan alat-alat pel yang tadi ia gunakan, kemudian turun melalui tangga menuju loker miliknya.
Ia melirik sekilas jam yang menempel pada dinding di sudut ruangan itu. Nyaris pukul 11 malam, beberapa menit lagi menuju akhir dari pekerjaannya hari ini. Ia menghembuskan napasnya pelan, lalu tersenyum simpul, sebelum akhirnya mulai mengambil baju ganti miliknya -sebuah kaos polos putih dan rok selutut- lalu menuju toilet yang ada diujung ruangan. Menyempatkan untuk mandi, dan berganti pakaian.
...
"Jinnie-ya." Ucap seorang wanita paruh baya kepada seorang gadis yang baru saja keluar dari toilet, berjalan menuju salah satu loker.
"Ya, omonim?" Gadis itu tersenyum lembut menatap wanita yang sudah cukup berumur itu.
"Bisakah besok kau menggantikanku? Umm, besok aku ada sift siang dan harus membantu menyiapkan hidangan pesta untuk kedatangan CEO baru. Tapi, aku harus menghadiri acara kelulusan putra ku sampai sore hari. Aku meminta cuti, tapi kepala tidak mengijinkan, kecuali ada pengganti... jika kau mengerti maksudku..."
Gadis muda itu terlihat berpikir sejenak, sebelum akhirnya mengangguk pelan dengan mengulum sebuah senyum lembut.
"Baiklah. Besok omonim bisa ambil cuti, aku akan menggantikanmu."
Perempuan tua itu tersenyum senang, lalu memukul-mukul pelan lengan Jin dengan gemas. "Kau selalu bisa diandalkan."
ia kemudian pergi keluar ruangan meninggalkan Jin setelah mengucapkan terima kasih.Gadis muda itu kembali menuju lokernya, mengambil sebuah tas lusuh dari dalamnya, dan memasukkan beberapa barang kedalamnya, tidak banyak, hanya sebuah handuk kecil dan tempat minum yang setengah kosong. Ia bahkan tidak memiliki ponsel atau barang berharga lainnya, hanya dirinya yang dimiliki dan berusaha dijaganya. Ia kemudian mengunci loker itu dan berjalan keluar.
Ia turun melewati tangga menuju pintu keluar dari gedung perkantoran mewah itu. Suasana sudah sepi, hanya ada seorang penjaga kunci dan seorang satpam yang ia temui dan sapa ketika berpapasan dengannya di lobby bawah gedung.
Ia berjalan santai keluar gedung menuju sebuah halte yang berjarak seratus meter dari tempatnya bekerja. Namun sebuah suara menghentikanya sesaat setelah ia melewati gerbang utama memanggil namanya.
Ia menoleh, dan mendapati laki-laki tinggi bertopi dan berseragam satpam menghampirinya dengan berlari-lari kecil.
"Wae ahjussi?"
"Jin-ssi, bisakah kau membantuku?"
"Emm, bantu untuk apa?"
"Bisa kah kau mengantarkan ini?" Laki-laki itu menyodorkan sebuah map mika tebal berwarna biru kearah Jin, yang dibalas dengan kerutan dahi pada wajah lelah milik gadis muda itu.
"Aku akan memberikanmu alamatnya."
"Eum, tapi ahjussi, ini sudah terlalu malam. Aku harus segera pulang." Ujarnya dengan raut wajah gelisah.
"Aku mohon, sekali ini saja." Ucap laki-laki itu memasang wajah memelas. "Atau aku akan dipecat."
"Ba-bagaimana mungkin-"
"Aku lalai. Manager Jung tadi sempat memberiku tugas untuk mengantarkan ini ke suatu tempat. Tapi aku lalai tertidur dan melupakan tugasku. Dan sekarang, aku tidak bisa pergi karena sekarang giliranku berjaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Impress Me [NamJin] - ON HOLD
FanfictionRated M!! [GS] - Tidak ada hal yang baik ketika Casanova itu menatap dirinya seperti saat ini. "Ta-tapi, bagaimana kalau sampai ibumu memaksa kita menikah?" Sebuah smirk terulas dari bibir Namjoon. Ia menarik pinggang gadis yang tengah ketakutan itu...