Hening. Untuk sesaat, kekakuan menyelimuti ruangan itu.
Hoseok tersadar dari keterkejutannya, lalu ia mulai berjalan pelan "Hei, setidaknya kau harus ketuk pintu dulu. Emm,, okey,, sebenarnya aku sudah akan meneleponmu Namjoon-ah, haha... Tapi berhubung kau sudah disini, jadi, aku minta maaf."
Hoseok menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan kaku, "Tentang rapat-"
"Kau."
Hoseok terdiam. Sedikit bingung, ketika menyadari fokus Namjoon tidak ada pada dirinya yang sedari tadi berusaha meminta maaf.
Dan bagi Jin, segalanya bergerak bagaikan slow motion, bahkan ketika sosok pria yang baru saja datang itu berjalan mendekat dan berhenti tepat di depannya menyisakan jarak kurang dari satu meter darinya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Oe? Kalian saling mengenal?" Hoseok mengerjap bingung, kemudian dengan tidak percaya mendekati Namjoon yang masih terfokus akan gadis yang ada dihadapannya itu.
Untuk kesekian kalinya, pikiran Jin melambat ketika berhadapan sosok tampan dihadapannya ini. Aura dominasi Namjoon begitu kuat mengikat Jin ketika berdekatan dengannya. Dan ia harus mengakui akan kelemahannya yang satu itu.
"Kau lari dariku dan pergi kesini?" Desis Namjoon nyaris berbisik, "Kau sengaja melakukan ini-"
Jin menggeleng kuat. Sangat kuat, dengan raut bingung bercampur panik.
Ya. Panik. Jin panik sekarang. Ingin sekali ia menyangkal tuduhan itu, tapi ia bingung harus mulai darimana. Dan juga, ia merasa bahwa tidak harus menjelaskan segalanya kepada Namjoon. Pria itu tidak harus mengetahui tentang masalahnya ataupun masa lalunya bukan?
"Wait, wait.. Ada apa ini?" Hoseok menyela dengan masih memasang raut bingung.
Kembali tidak mendapat jawaban. Namjoon dan Jin masih saling menatap tidak percaya. Namjoon dengan tatapan tajamnya, dan Jin dengan tatapan takutnya.
Tidak berapa lama, dengan sangat cepat pergelangan tangan kanan Jin sudah ada dalam genggaman kuat Namjoon, kemudian menariknya berjalan menuju pintu keluar.
Jin tersentak, begitupun Hoseok yang secara refleks segera menahan lengan Namjoon, "Ada apa ini? Kau tidak bisa membawa Jin karena mulai sekarang dia tinggal disini."
Namjoon menoleh dengan gerakan yang sangat pelan. Tatapan tajamnya menusuk tepat pada sepasang iris Hoseok.
"Aku bisa. Dan tidak ada satu orangpun yang bisa menghalangi."
Hoseok sedikit terhenyak, nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Kau bercanda kan? Kau tidak berhak berkata-"
"Dia wanitaku! Dan aku berhak membawanya kemanapun... dan kapanpun aku mau." Namjoon sedikit bergerak mendekati Hoseok, "She belongs to me."
Dan kali ini, Hoseok benar-benar kehilangan kata-kata. Ia menoleh cepat kearah Jin dan menatapnya tanya.
Gadis itu balik menatapnya ragu, namun sedetik kemudian menundukkan kepalanya, -tidak menjawab apa-apa.
Kemudian, satu tangan Namjoon yang bebas meraih tangan Hoseok dan melepaskannya dari lengannya.
Tubuh Hoseok termundur satu langkah, ia menatap dua orang di depannya tidak percaya. Hingga kali ini dengan sekali tarikan, Namjoon benar-benar membawa Jin keluar dari ruangan apartemen itu, meninggalkan Hoseok yang masih mematung di dalamnya.
*impress me*
Mobil sport berwarna merah itu berhenti di depan sebuah gedung apartemen mewah. Namjoon keluar dari dalamnya, lalu segera beralih ke sisi lainnya hanya untuk menarik kuat seorang gadis berpenampilan berantakan untuk segera masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impress Me [NamJin] - ON HOLD
FanfictionRated M!! [GS] - Tidak ada hal yang baik ketika Casanova itu menatap dirinya seperti saat ini. "Ta-tapi, bagaimana kalau sampai ibumu memaksa kita menikah?" Sebuah smirk terulas dari bibir Namjoon. Ia menarik pinggang gadis yang tengah ketakutan itu...