Unexpectable.

2 0 0
                                    

" Astaga! Untung saja. "

***

Pagi-pagi sekali kami sudah berada di sekolah. Dia berjalan sangat cepat menuju kelasnya meninggalkan aku yang baru saja hendak berjalan bersamanya. Nampaknya dia benar-benar mau menghindar aku di sekolah. Alhasil akupun berjalan menuju taman belakang sekolah berhubung bel masuk kira-kira setengah jam lagi. Tiba disana, karena masih pagi dan taman masih sepi aku pun memutuskan untuk duduk sejenak di ayunan taman. Aku rasa ini adalah tempat yang pas untuk aku berpikir saat ini.

Benar-benar tak ku sangka bahwa kami telah menikah disaat kami masih sekolah. Entah ada masalah apa yang menimpa kedua orang tua kami sehingga kami harus terjerat dalam hubungan ini.

Ya, aku kini telah menikah dengan seseorang yang aku sayangi dan aku cintai sejak dulu. Dia adalah Chand. Bisa dikatakan juga, cinta pertamaku.

Menikah dengan umur -yang bagiku- sangat muda ini, membuat beban dalam hidupku bertambah. Apa kata orang lain disaat aku menikah di umur yang ke 16 ini dengan dia yang baru saja berumur 17? Orang lain bisa saja mengira aku hamil, padahal tidak. Kami menikah karena ada suatu alasan yang orang tua kami sembunyikan. Kami benar-benar tidak tau alasan mereka menikahkan kami diumur yang masih dini ini.

Apalagi, orang tua kami menyuruh kami untuk tinggal bersama di rumah baru kami. Saat aku tanya mami mengapa kami harus tinggal bersama, mami hanya menjawab, " Biar kalian mandiri Tania.." Baru saja aku hendak membuka mulut untuk menyela mami, tiba-tiba ada suara dari belakangku, " Iya sayang.. Apalagi Chand. Mama membiarkan kalian tinggal bersama agar dia mau belajar lebih mandiri lagi," lanjut mama Dhea alias mama Chand alias mama mertuaku. Mendengar jawaban itu, aku hanya bisa terdiam. Tidak mungkin aku melawan mama mertuaku bukan?

Sebenarnya kata ' mertua ' masih janggal di lidahku. Tapi ya mau gimana lagi, aku harus menghormatinya. - baiklah, abaikan ini.

Pernikahan kami cukup simple, hanya dihadiri oleh keluarga terdekat kami dan beberapa sahabat kami yang kami beritahu. Awalnya sahabat-sahabatku kaget karena tiba-tiba aku yang ngak pernah pacaran dengan Chand tiba-tiba langsung menikah. Tapi setelah aku jelasin alasan kami menikah, akhirnya mereka mengerti dan juga mereka sangat mendukung kami. Yah meskipun aku sangat meragukan hubungan kami nantinya.

Aku memang tulus sayang dan mungkin bisa dikatakan, cinta sama dia. Tapi aku rasa, cinta ini bertepuk sebelah tangan.

Dulu kami sangat dekat. Semua berawal dari perkenalan singkat oleh temanku saat SD. Pertemanan kami pun terjalin sekitar 2-3 tahun. Saat aku masuk SMP, kami bertemu kembali lagi. Tetapi, lama kelamaan perasaan itu muncul secara perlahan. Kami menyukai satu sama lain. Tapi karena kepolosanku dulu, aku menolaknya. Dan kami pun tidak pernah contact-an lagi meskipun masih berada di satu sekolah. Sekitar satu tahun kemudian, kami dekat kembali. Tetapi kali ini dia malah pergi meninggalkanku tanpa alasan apapun. Lost contact pun terjadi kembali. Saat aku kemudian masuk SMA dan bertemu dia kembali, dia sempat berusaha untuk chat dan mendekati aku lagi. Tapi saat itu dia sudah punya pacar, tidak mungkin aku menerima dia kembali saat dia punya pacar. Aku tidak mau dikatakan perusak hubungan orang atau PHO. Dan dengan terpaksa aku-lah yang perlahan mulai menghindar dan menolak dia.

Sebenarnya, aku merasa bersalah disaat dia mau meminta maaf dan mendekatiku lagi tetapi aku malah menolaknya. Lagipula, saat itu dia punya pacar.

Semenjak itu, dia tidak pernah chat ataupun sekedar berbicara denganku lagi. Hingga sewaktu aku mau naik ke kelas 11, aku mulai berinteraksi duluan dengan dia. Aku mencoba chat dia kembali. Tapi entah kenapa, kali ini di benar-benar menghindar dari aku. Beberapa kali dia tidak membalas chatku. Aku sakit hati. Disaat aku mau mencoba membuka hati kembali, dia malah menghindar. Sahabat-sahabatku lah yang selalu mendukung dan membuat aku seakan memiliki suatu harapan. Mereka selalu bilang bahwa setiap kali aku lewat di depan Chand, dia selalu melihatku. Saat aku berbicara dengan dia, dia selalu tersenyum dan terkadang salah tingkah. Sungguh aku tak mengerti semua ini. Aku selalu ingin menanyakan semuanya, tetapi chat saja di abaikan. Mungkin emang saatnya aku harus mencoba untuk move on, 'tuk kesekian kalinya.

UntoldableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang