Bully

74 3 0
                                    

Plakk.... bruukk.... byuuurr....

Disebuah toilet wanita terdengar suara tamparan, siraman dan makian yang di tujukan kepada seorang siswi culun dengan rambut yang dijalin di kedua sisi kepalanya, menggunakan kaca mata tebal dan seragam yang tertutup karna ukurannya yang cukup besar, di tambah sikapnya yang lemah dan penakut membuat dirinya jadi sasaran empuk untuk di bully oleh sekelompok siswi yang mengaku penguasa di sekolah itu.

"Dasar makhluk cupu gak tau diri lo!!"
"Jalang kotor lo!!"
"lo itu gak pantes ada disini!! makanya sadar diri, disini tempat orang elit kayak kita!"
"dasar sampah gak berguna!!"

Dan masih banyak lagi hinaan dan cacian yang di lontarkan oleh ke-empat pembully kepada cewek cupu yang terduduk pasrah di lantai salah satu bilik toilet dengan kondisi yang menggenaskan.

Bajunya sudah basah dan kotor karena disiram air bekas pel dan bergesekan dengan lantai toilet, ditambah rambutnya yang tadinya terjalin rapi, kini telah berantakan akibat dijambak, serta pipi yang memerah karna terus terusan ditampar oleh siswi yang merupakan teman sekelasnya itu.

Setelah puas membully cewek cupu itu, mereka pun meninggalkan cewek itu di lantai toilet yang dingin dan kotor, sebelum pergi salah satu dari mereka berpesan dengan nada mengancam.

"Kalau lo coba-coba ngadu... kita ber-empat bakal lakuin yang lebih buruk dari ini ke elo!!"
Setelah mengatakan itu, mereka ber-empat benar-benar pergi meninggalkan cewek cupu itu.
.
.

Bertepatan dengan perginya para pembully itu bel masuk pun berbunyi.
.
.
.
Sepeninggal ke-empat siswi itu, cewek cupu tadi langsung berdiri dan menatap bayangannya di kaca toilet, tatapan matanya yang tadinya takut-takut berubah menjadi tatapan dingin nan membunuh.

"khe khe khe.... mereka sedang mencoba menantang Sia Xicnaval rupanya, kalian tenang saja manis~~ aku akan membalas perlakuan kalian, siapkan saja diri kalian sayangku~~" Sia berkata kepada bayangannya sendiri sambil tersenyum evil.

Sia pun sedikit merapikan dandanannya, menjalin kembali rambutnya yang basah dan kotor, mengelap sedikit seragamnya serta tubuhnya yang kotor dengan tisu toilet.

Setelah dirasa cukup, Sia pun keluar dari toilet dan berjalan ke kelasnya.
.
.
.
Koridor sekolah sudah sepi karna semua siswa sudah berada di kelas.
.
.
.
.
.
Saat tiba di depan pintu kelas, Sia dapat mendengar suara siswi yang tadi membullynya membicarakannya dengan temannya yang lain dengan suara yang cukup keras.

"Gue yakin, dia gak bakal masuk ke kelas lagi" Erlin yang tadi mengguyur Sia dengan air bekas pel, berkata yakin sambil menambah bedak yang sudah tebal di wajahnya.
"Iya, gw juga yakin, dan pasti dia gak bakal datang sekolah lagi untuk seminggu kedepan" timpal Oliv dengan yakin, dialah yang tadi menjambak rambut Sia.
Sementara Eva dan Riska yang menampar Sia tadi sesekali menimpali dan membuat kelas itu ribut.

"Semuanya harap tenang!!! yang tidak bisa tenang silahkan keluar!!" tegur pak Zevan yang sedang mengajar MTK di kelas itu.
.
.
.
.
.
Sia yang mendengar kelas sudah mulai tenang pun mendekati pintu kelas dan bersiap masuk kelas.

"Kita liat saja apa yang bisa gue lakukan pada kalian sebentar lagi" gumam Sia sambil menyeringai.

tok... tok... tok...

"Masuk" setelah mendengar suara pak Zevan yang menyuruhnya masuk, Sia pun segera membuka pintu dan tak lupa mengubah ekspresi wajahnya menjadi ekspresi takut dan tertekan.

"Ma-maaf p-pak, s-sa-saya terlambat" Sia sengaja berbicara agak tergagap dengan suara yang bergetar agar aktingnya meyakinkan pak Zevan yang sedang menatap heran keadaan Sia saat ini, tak lupa Sia juga menundukkan kepalanya dan pura-pura menggigil agar pak Zevan semakin kasihan padanya.
'See gue pintar caper bukan? bukan pintar sih, lebih tepatnya licik' bathin Sia tertawa senang.

Sementara Erlin dkk menatap Sia dengan pandangan tak percaya 'bagaimana mungkin cewek cupu itu berani masuk ke kelas dengan keadaan seperti itu' kira-kira itulah bathin Erlin dkk.

"Kamu kenapa? kenapa kamu basah dan kotor begini?" tanya pak Zevan dengan nada khawatir, bagaimanapun sebagai guru, dia harus memprioritaskan murid di sekolah tempat dia mengajar sekarang.

"Sa-saya tidak apa-apa pak" jawab Sia dengan suara yang semakin kecil.
"Siapa nama kamu? kamu anak baru bukan?"
"Iya pak, saya anak baru, nama saya Sia Xicnaval pak"
"Baiklah Sia, katakan dengan jujur apa yang telah terjadi pada kamu atau saya akan meminta kepala sekolah untuk memanggil orang tuamu ke sekolah" ancam pak Zevan.

'gotcha... inilah saat pembalasan untuk kalian bitch' bathin Sia menyeringai senang.

"Ja-jangan pak, jangan panggil orang tua saya" pinta Sia dengan wajah memelas.
"Baiklah, tapi ceritakan apa yang terjadi sekarang!!" perintah pak Zevan mutlak.
"I-it-itu, s-saya du bully pak" Sia menundukan kepalanya untuk menyembunyikan seringaiannya.

"Bully?? Siapa yang membully kamu? katakan pada bapak, biar bapak adukan mereka ke kepala sekolah agar mereka dihukum" pak Zevan berkata dengan menggebu-gebu yang membuat Erlin dkk mendadak menegang dengan keringat dingin yang sudah membasahi tubuh mereka.
"Yang membully saya Erlin, Oliv, Eva, dan Riska" gumam Sia sangat pelan, tapi Sia yakin pak Zevan mendengarkan gumamannya.
"Kalau begitu sekarang kamu pergi saja ke UKS, lalu apa kamu punya seragam cadangan ?"
"Ada pak, di dalam loker" jawab Sia sambil menatap pak Zevan dengan mata yang berkaca-kaca di balik kacamatanya yang salah satunya retah. Membuat pak Zevan semakin kasihan pada Sia.
"Kalau begitu, segera ganti pakaian kamu dan istirahat saja di uks"
"Baik pak"
Dengan patuh Sia menuruti semua perkataan pak Zevan dan mulai meninggalkan kelas untuk mengganti seragamnya dan pergi ke uks.
.
.
Setelah keluar dari kelas, seringai kejam langsung terpantri di bibir sexy Sia.
"Selamat bersenang senang para bitchku yang jalang, kalian akan mendapat hadiah karna telah menggangguku, sementara aku akan tidur cantik di uks" bathin Sia berkata dengan ceria.




~~Nazo_ni_michi~~



Jangan lupa vote dan coment yaa~
Salam cantik :*
Bubbay

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Devil Behind The NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang