Mimpi dan keputusan

1 0 0
                                    

*kling* Ada sms masuk,ternyat sms itu dari Vandi
Malem,kucing!
Malem juga,dak!
Aku mau ngomong sesuatu.
Iya,ngomong apa?
Aku suka sama kamu
Ha? Jangan bercanda!
Aku seriuss..
Sebenernya aku juga suka kamu
Kamu mau gak jadi pacarku?
Iya aku mau..

Dari saat itu pun aku dan Vandi jadian.
2 haripun telah berlalu,
"Ya udah,aku tidur dulu ya,bye,love you!"
Ucapku di telfon
"Ya,love you too!" Vandi membalas,sekaligus menutup telfonnya. Akupun segera beranjak ke tempat tidur.
" Jangan, disini tuh,banyak orang!" ucapku kepada Vandi yang memaksa untuk menciumku.
"Udahlah,gapapa kok" ucapnya. Dan diapun tetap memaksa dan akhirnya kami berciuman.
Agghh. Aku terbangun dari tidurku,ternyata itu semua hanyalah mimpi. Aku merasa ada perasaan tidak enak. Aku takut itu akan terjadi di kehidupanku. AKu tidak suka dipaksa apalagi untuk hal-hal yang seperti itu. Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan segera mandi.
" Van,aku mau ngomong serius sama kamu.." Aku berbicara padanya saat berada di kantin. " Iya,ngomong aja.." balasnya,"Aku gak bisa lanjutin hubungan ini.." Ucapku dengan berat,"lhoo,emang kenapa? " balasnya kaget,dengan menatapku, "aku mau fokus belajar,bye" ucapku dengan nada lembut,padahal,bukan itu jawaban sebenarnya,"baiklah" ucapnya lemas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 21, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IntricateWhere stories live. Discover now