Mempelajari sejarah dengan tidak sedang belajar sejarah,
itulah yang Anda lakukan dengan membaca buku tebal ini yang
oleh sang pengarang tidak diniatkan menjadi buku sejarah. Ini hanya
novel, epos sejarah yang berkesanggupan menjebak benak Anda
untuk tidak dapat menghindarinya. Lembar demi lembar bagai
bahasa gambar dalam film, yang bertutur amat rinci bagaimana
silsilah raja-raja masa silam menjadikan Anda paham tidak dengan
niat berusaha memahami, apalagi menghafalkan. Kelebihan luar
biasa yang dimiliki sang pengarang yang terefleksikan dalam
bagaimana cara menghadirkan sosok Gajahmada dan sepak
terjangnya, menghadirkan pasukan kecil Bhayangkara dengan segala
keuletannya, sekaligus mengajak kita berwisata kembali ke masa
lampau. Sungguh, cara pengarang dalam menghadirkan kembali
sebuah istana yang bahkan tak tersisa satu pilar pun penyangganya
benar-benar membuat saya miris.
Sejarah, adalah sebuah wilayah yang dari dimensi waktu berada
di bagian lalu. Saya pernah memperoleh sebuah pendapat dari salah
seorang anak saya tentang naifnya bangsa kita—ketika negara maju
seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa sibuk dengan
eksplorasi terhadap masa depan, sibuk membuat kalkulasi serta
ramalan dengan jebolnya lapisan ozon, bagaimana membuat
rancangan terhadap kesejahteraan umat manusia pada masa datang
supaya anak cucu tidak menjadi penyangga dosa generasi lapis
sebelumnya, sibuk mengeksplorasi luar angkasa dan mencari
Gajahmada
kemungkinan bertempat tinggal di planet lain selain bumi—kita
justru sibuk dan terkagum-kagum dengan kebesaran Sriwijaya dan
Majapahit. Negara lain sibuk mengelola masa depan sementara
bangsa kita sibuk terlena mengagumi kebesaran masa silam yang
telah terbenam di wilayah sejarah.
Saya memiliki jawaban untuk pertanyaan itu, bahwa pada
hakikatnya eksplorasi total terhadap ilmu pengetahuan adalah dalam
rangka mengungkap rahasianya. Sejauh kegiatan ekplorasi terhadap
ilmu pengetahuan itu tak lain adalah dalam rangka menguak habis
segala rahasia dan misteri penciptaan dunia dari awal dan perjalanan
panjangnya, apa yang dilakukan itu di antaranya dengan mengais
kepingan-kepingan sejarah. Tentu mempelajari sejarah bukan dalam
hubungan batin emosional terhadap kebesaran masa lalu, tetapi dari
mempelajarinya merupakan salah satu sumbangsih terhadap
perjalanan kehidupan manusia, utamanya penghuni ranah
kepulauan Nusantara.
Sebagian pengetahuan yang kita butuhkan itu ada di buku ini,
untaian sejarah yang tersaji dalam bentuk novel epos sejarah.
Sepanjang karier perjalanan saya di militer, saya salut dengan
penerjemahan yang dilakukan oleh pengarang dalam mengupas
bentuk dan bagaimana perang di masa silam. Istilah-istilah, perang
brubuh, gelar perang Cakrabyuha, Diradameta, dan Supit Urang
rasanya masih relevan dikaji melalui sudut dan cara pandang ilmu
militer modern.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Gajah Mada
Historical FictionSejarah adalah guru kehidupan. Sosoknya yang usang justru kerap memberi ilham pencerahan. Pembacaan atas sejarah dapat mempertemukan manusia dengan segenap kearifan. Pada titik paling spektakuler, sejarah yang terangkum dalam karya Ilahiah bernama k...