4. Bersama

116 4 1
                                    

Author POV

"Nah mari Carent, silahkan duduk" perintah Axel, "Iya Axel" ucap Carent sambil melihat ruangan Axel yang sangat bersih, dan disana terdapat bingkai foto di meja Axel, laptop, dan tumpukan kertas yang disusun rapih.

"Wah.. Ruangan Axel bersih sekali, jadi enak dilihat yaa" kagum Carent, "tapi kalau ditambah aku jadi makin tambah enak dilihatkan?" goda Axel, ada sembrutan merah di pipi Carent, hanya saja Carent menahannya, agar tak kelihatan Carent pun pura- pura tertawa.

"Ah Axel mah gak ada henti- hentinya ngegoda murid sendiri" ucap Carent ketawa cekikan. "Hehehe" Axel pun tak bisa berkata apa- apa, dia hanya bisa nyengir seperti kuda, karena Axel sendiri pun kehilangan kata- kata. "Tapi sebenarnya terlalu jarang untuk seorang pria yang menyukai kebersihan lingkungan, dan Carent suka itu." kini Carent yang membalas godaanya kepada Axel

"Hehehe.. Kau memujiku atau mau membalas godaan ku, huh?" tanya Axel melangkah ke arah Carent, lalu Axel pun berlutut dihadapan Carent membuat Carent heran sekaligus terkejut. "A..xel?" binggung Carent

Axel pun menatap Carent, "Car, mau kah kau membantuku?" tanya Axel, "a..pa itu Axel?" tanya Carent gugup, "bantu aku untuk melepaskan.." ucapan Axel pun terhenti lalu ia bangkit sambil melihat celananya, yap yang menonjol itu di celananya, "tolong bantu aku" malu Axel menunduk, "Ba..iklah" kata Carent gugup, suasana pun mulai mencengkram.

"Astagfirullah, ini gede sekali! Ini saja tidak muat.." ucapan Carent pun di putuskan oleh Axel, "sudah tempelkan saja itu, disana" kata Axel. Lalu Carent pun mulai menempelkan bagian yang besar itu, Axel pun merintih menahan sakitnya, "Ah.. Ah.. Carent cukup, sakit sekali!!" rintih Axel tak berdaya, "tunggu sebentar! Sebentar lagi ini akan keluar" kata Carent, "Axel, sebentar lagi akan keluar jadi kamu tahan ya!" menyemangati Axel yang sudah di penuhi keringatnya yang bercucuran, "Carent ini sudah keluar belum?" tanya Axel masih menahan sakitnya, Axel pun berteriak, "AHHH....!! Aku keluar!" teriak Axel.

"Nah akhirnya keluar juga" seru Carent melihat cairan putih Axel yang kental dari bagian yang menonjol yang besar, "aduh sakit Carent lain kali pelan pelan dong tempelinnya" kesal Axel, "Ah! Axel ajah sampe teriak- teriak gitu kayak aku mau ngapain ajah" kata Carent tak mau kalah, "Tapi kamu ga ngerasain sakitnya Carent!" ucap Axel menahan sakitnya, "sabar atuh, masih ada ronde lagi kok Axel, tenang ajah!" seru Carent, Axel pun mulai berteriak, "TIDAK!!"

***
Lain dengan kejadian Axel dan Carent, ada juga cerita Rachel yang pulang sendirian, yang pulangnya sendirian, ditambah lagi jalannya sepi. Rachel sendiri pun merasa kesal karena tempatnya saja sudah sepi ditambah dia sendirian, kan merasa kayak ngejomblo seumur hidup.

"Kenapa gua harus pulang sendirian? Kenapa? Apa salah hamba ya Allah? Kenapa saya ngenes begini jadinya?" tanya Rachel pasrah, tiba- tiba saja datang segerombolan pria bertubuh besar dan kekar, dan tampak mengerikan untuk dilihat, sebab pakaian yang di pakai pria itu, "What? Hari gini gua ketemu.." ucapan Rachel pun dipotong oleh pria kekar disebelah sana, "ketemu apa neng? Ketemu saya? Eh neng kenapa ngejomblo sendirian? Ga mau sama aku?" goda si pria, "to.. tolong bang, gua kan gak ngapa- ngapain elu" maaf Rachel, "oke kita maafin kamu, tapi dengan satu syarat!" salah satu diantara mereka berkata, "apa itu?" tanya Rachel, "ajarin kita make up dong cyin! Aku lihat kamu kok make up nya keliatan natural bangetszz.. Iya gak jeng?" tanya salah satu diantara mereka yang disetujui oleh mereka, "iya jeng!" angguk mereka, "neng ajarin dong!!" teriak mereka lalu langsung mengejar Rachel, Rachel pun yang dari tadi sudah bersiap- siap akhirnya berlari lebih cepat dibandingkan pria berbadan kekar disana, "AHH HELP ME!! HELP! HELP!!! JOMBLO DI KEJAR SAMA BANCI KEKAR!! HUEE EMAK ABAH MAAPIN RACHEL, SEHARUSNYA RACHEL DENGERIN KATA- KATA EMAK SAMA ABAH KALAU GA LEWAT SITU!!" teriak Rachel, lari Rachel pun kelama- lamaan semakin cepat, kayak yang ada di iklan "semakin cepat, semakin didepan!" promo lewat.

Sekolah JonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang