Kring. Kring. Kring.
Mengambil hp-nya yang terus-menerus berbunyi, seorang gadis yang memiliki rambut hitam panjang sampai punggungnya itu mematikan alarm. Duduk di kasurnya, gadis itu masih setengah sadar.
Berjalan sempoyongan menuju ke kamar mandi melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Menatap dirinya di sebuah kaca besar yang menampilkan dirinya yang memakai seragam sma putih Abu-abu. Rambut hitamnya di ikat ekor kuda tinggi, dan rambut poninya membingkai wajah manisnya. Tangannya yang terselimuti kulit sawo matang yang tampak halus mengambil tas ransel yang berwarna hitam itu.
Keluar dari kamarnya, gadis itu melihat ayahnya sedang duduk sambil membaca koran di meja makan, sedangkan ibunya sedang memasak.
"pagi ayah, ibu..."
"pagi, Nesia." jawab bersamaan ayah-ibu gadis itu atau yang bernama lengkap Rhanesia Dirgantara.
Segera dia duduk di hadapan ayahnya yang sedang membaca koran. Setelahnya ibunya datang membawakan makanan, segera mereka sarapan setelah berdoa. Selesai makan, Nesia segera pergi ke depan rumah dan memakai sepatunya. Berpamitan pada orangtuanya, dia pun pergi ke sekolah.
Sampai di sekolah, dia melihat beberapa siswa tampak pucat dan tidak bersemangat datang ke sekolah.
"Halo, Nes. Kamu tampak cantik hari ini eh?" ujar seorang pemuda berkulit sawo matang dan wajah yang tampan.
"Halo juga Aldi, aku memang cantik dari dulu kali." jawab Nesia narsis.
Mendekat ke arah Nesia, Aldi pun berjalan bersama Nesia menuju ke sekolah. Terlihat beberapa siswa berjalan lesu, dan tampak pucat berjalan di depan mereka.
"Nes, jangan dekat-dekat mereka. Katanya mereka pemakai, dan penyakit mereka itu karena hal itu. Katanya penyakit mereka menular loh, bahkan beberapa guru terkena penyakit karena dekat mereka." Ujar Aldi berbisik di telinga Nesia.
Nesia segera menjitak kepala Aldi yang lebih tinggi darinya. "kamu itu jangan langsung mengambil kesimpulan tanpa ada bukti. Jangan percaya dengan gosip yang beredar, Al. Nanti kualat loh."
"iya, iya, maaf."
Akhirnya mereka sampai di kelas mereka. Segera mereka duduk di tempat mereka masing masing. Nesia duduk di pojok kelas dekat jendela, sedangkan Aldi duduk di depannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan guru pria yang tampak sangat pucat. Keadaan guru itu tidak fit membuatnya memberikan soal pada siswa. Nesia yang dari tadi sudah menyelesaikan tugas yang diberikan menatap keluar jendela tepatnya di gerbang.
Terlihat seorang pria paru baya berjalan sempoyongan dan linglung. Pria itu mengulurkan tangannya ke gerbang sekolah. Satpam yang melihat hal itu segera menghampiri pria itu, namun yang dia dapatkan dia digigit oleh pria itu. Kaget, Nesia segera membalikkan wajahnya kedepan untuk memanggil Aldi, namun dia di kagetkan karena tiba-tiba guru di depannya langsung terjatuh. Beberapa siswa menghampiri guru itu.
Nesia segera menarik tangan Aldi, melarangnya pergi melihat guru itu.
"aku punya firasat buruk. Di luar ada bapak yang gigit Satpam."
"Hahaha, kau bercanda Nes?," melihat wajah Nesia yang serius, Aldi segera melihat keluar jendela. Dia melihat Satpam yang tadi di gigit pria yang dimaksud Nesia berjalan sempoyongan ke dalam bangunan sekolah.
"Kyaa..."
Melihat ke arah teriakan tadi, para murid perempuan berteriak melihat guru mereka menggigit murid laki-laki yang membantu guru itu. Para murid yang tadi pagi sakit berubah seperti pak guru, Satpam, dan pria di luar. Mereka menggigit para murid dan berjalan ke arah murid yang lain. Nesia segera menarik tangan Aldi pergi keluar kelas, namun yang mereka lihat adalah para murid berjalan sempoyongan ke arah mereka. Beberapa murid yang belum tergigit juga melakukan hal sama pergi menjauh dari para murid dan guru yang terinfeksi. Namun mereka terkepung para terinfeksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare [Hiatus]
AventuraBersembunyilah dari para pemakan daging. Mati atau Bertahan itulah pilihanmu dalam mimpi buruk ini.