Aku adalah seorang anak kecil yang tidak tau betapa busuknya dunia ini, suatu hari aku berjalan sembari menikmati matahari yang membenamkan dirinya perlahan, tiba tiba aku lihat seorang yang menunggangi kudanya ditodong oleh penjahat, aku lari ketakutan dan tidak berani untuk melihatnya, ketika aku berhenti berlari aku lihat sekitar ternyata aku berada di ladang gandum orang miskin, aku duduk di pondokan kecil yang sudah usang hari semakin gelap, di kejauhan aku melihat orang miskin pemilik lahan sedang mengumpulkan hasil panennya, dan pak petani miskin itupun berjalan kearahku kearah pondoknya, aku takut dimarahi tapi aku masih harus beristirahat sebentar akhirnya aku putuskan untuk tetap tinggal, ternyata pak petani miskin itu menyapaku ramah dan mengajak ku berbincang-bincang, puas berbagi cerita aku bertanya kepadanya, "pak gandumnya mau di apakan ?" Ia menjawab "akan saya jual nak, untuk membeli roti". Jawaban itu membuat aku bodoh dan bertanya-tanya didalam hati. Hari semakin gelap aku pun pulang.
Di rumah aku bertanya pada ayah tentang segala keanehan yang aku alami hari ini.
Ayah menjawab"Nak jangan pernah kamu berharap menjadi orang kaya kalau kamu takut mengayunkan pedang tajam mu, karena harta mengundang kebencian kamu harus asah tajam dua bilah mata pedangmu, orang miskin saja harus menderita, ia harus membeli roti dengan gandumnya."
Ayah berbisik, "nak kamu masih terlalu muda untuk kebusukan dunia ini, lebih baik kamu beristirahat, daripada harus menderita melihat suatu hal yang belum waktunya kau mengerti"
Aku pun tertidur dalam kebodohan Ku, tapi aku akan bangun sebelum bumi memuntahkan matahari besok pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILSAFAT NGASAL
SpiritualFilosofi ngawur sehari-hari, jangan dimasukan kedalam hati.