3

4 0 0
                                    

         Setelah beberapa minggu perkuliahan aku pun mulai mengenali teman-teman sekelasku, dan beberapa teman kelas lain nya. Tak beda dari sekolah, kuliahpun tak kalah banyak dengan tugas. Teman-teman kelasku berinseatif untuk mengerjakan tugas secara kelompok dan semuanya pada sepakat untuk mengerjakan tugas secara berkelompok, namun aku lebih memilih untuk mengerjakan tugas sendiri di kos, karena menurutku itu lebih nyaman di banding dengan kerja kelompok yang dominan ngobrolnya ke banding mengerjakan tugasnya.

       Hari-haripun berlalu, tugas yang diberikan oleh dosenpun tak ada henti hentinya, tak jarang aku mengerjakannya saat di kampus, saat sedang mengerjakan tugas, aku di ajak oleh ica untuk pergi menunaikan sholat dzhur, namun aku menolaknya, kataku nanggung jika ku tinggalkan karena tugas yang sedang ku kerjakan sudah hampir selesai namun aku di buat diam dengan jawabannya, dia mengatakan kepadaku untuk lebih dulu mengerjakan sholat ke banding dengan tugas yang sedang ku kerjakan, karena katanya tugas itu hanyalah masalah dunia, dan menunaikan sholat itu lebih penting dari pada tugas, akupun mendengarnya, dan ku hentikan aktifitasku dan bersamanya pergi menuju mushollah untuk mengerjakan sholat dzhur.

        Setelah hari itu, aku pun mulai tertarik untuk berteman dengannya, kami berduapun akrab, kami selalu bersama-sama saat dikampus, akupun selalu mengikutinya, dia selalu mengajakku untuk melakukan hal-hal baik, dia selalu mengajakku untuk melakukan sholat 5 waktu, aku akui sebelum mengenalnya sholatku masih dibilang bolong-bolong namun semenjak mengenalnya allhamdulillah aku bisa mengerjakan salah satu kewajibanku sebagai umat muslim, dia juga mengajakku untuk mengikuti salah satu kajian muslim, yang dibilang Tarbiyah, awalnya aku tak tau apa itu tarbiyah, dan apa saja yang dilalukan di dalamnya, dia hanya mengajakku untuk pergi bersamanya untuk mengikuti kajian muslim, dia hanya berkata bahwa aku pasti tidak akan menyesal jika aku bersamanya pergi, tanpa ragu aku mengikutinya. Ketika tiba di masjid dimana di situ dilakukan kegiatan tarbiyah, aku pun mengikutinya masuk ke dalam dan bersamanya duduk menerima materi yang sedang di bawakan oleh salah satu cewe berjilbab besar. Benar saja apa kata ica, aku tak menyesal mengikutinya, karena di situ banyak hal yang aku pelajari tentang agama islam. Usai menerima materi kami diminta untuk mengisi bioadata kami agar kami bisa dihubungi lagi untuk mengikuti tarbiyah di pekan berikutnya.

       Dia tak hanya mengajakku untuk mengikuti tarbiyah, dia juga mengajakku untuk bersamanya pergi ke salah satu acara muslimah yang di adakan di kampus, saat tiba di audotirium kampus, dimana di situ dilaksanakan kegiatannya aku pun terkejut melihat seisi ruangan, dimana 98 dari 100 % yang berada di acara itu semuanya bercadar, dan tak ada satu pun pria disana, aku bertanya kepadanya, kenapa hanya ada para wanita saja? Di mana para pria?, dia hanya tersenyum dan berkata bahwa acara ini memang hanya untuk para wanita muslimah saja jadi yang pastinya tidak ada para pria yang berada disni, aku pun terdiam dan mengikutinya masuk ke dalam.

       Saat dalam ruangan, ketika mendengar lantunan music islam, hatiku pun bergetar, entah apa yang ku rasakan, dan saat mereka memutarka video renungan untuk kami, aku pun secara reflex meneteskan air mataku, saat pemateri membawa materi aku dengan seksama mendengarnya. Saat pertengahan membawa materi, pemateri menanyakan cita-cita kami semua, dan menyuruh kami menulis 3 impian kami pada selembar kertas kami, secara tak sadar akupun menulis 3 cita-cita ku dimana di situ tertulis, cita-citaku yang pertama ialah menjadi penghuni surga, yang kedua menjadi istri dan anak sholeha dan yang ketiga sukses dunia akhirat. Aku memberikannya kepada ica,saat dia melihatnya dia terkagum dengan apa yang aku tulis, namun aku berkata kepadanya bahwa aku tak yakin untuk menggapai cita-citaku ini, namun dia berkata kepadaku bahwa aku pasti bisa, dia juga mengajakku untuk berdua bersama-sama dalam menggapai cita-cita kami, aku pun memeluknya dan berkata terima kasih kepadanya.


Ketika Aku MengenalnyaWhere stories live. Discover now