01

51 5 1
                                    

" Non, bangun non udah pagi,"  suara bibi Eem berhasil membuat Adriana Aletha Andiana menggulat.

"Hm bi, sekarang jam berapa?"

"Jam enam lewat lima non,"

"hah??!" jawab Aletha panik.

"Iya non, tadinya bibi mau bangunin non jam setengah enam cuman semalem non kan ngga tidur jadi saya ngga bangunin,"

"Ih bibi, lain kali bangunin aku jam setengah enam bi gaada alasan ya,"

"Baik non,maafin bibi ya."

"Iya bi."

Untung rumah Letha tidak jauh dari sekolah. Kalo jauh mungkin dia sudah telat di hari pertama sekolah lagi.

•••

"Le, lo sekelas sama gue!" seru Luna, teman dekatnya. Aletha memang mempunyai banyak teman, karena sifatnya yang bisa disebut friendly, dia punya banyak teman dekat ada Dita, Gyna, Anne, Ala, dan Luna.

"Demi apa gue sekelas sama lo!?!"

"iya! sama Dita juga,"

"Yeay!"

"Gue duduk sama Luna!" kata Dita.

"Ih terus gue sama siapa?"

"Ya lo kan friendly jadi bisa dapet teman dengan sekejap!" jawab Luna.

"Ih yaudah deh emang jahat," rengek Letha.

"Lebay lo gitu aja ngambek," kata Dita sambil menggelitiki pinggang Letha dengan jail.

"Tai lo ah geli ih!"

"HAHAHHAHAHAHA!" Luna membantu Dita untuk terus menggelitiki Letha sampai kelas.

•••

Tanda 'IPS 11-2' di atas pintu itu membuat Luna menunjuk ke kelas itu. Aletha cepat-cepat ke kelas itu, dia ingin dapat tempat duduk yang pojok belakang tengah, dan karena Luna sudah di booking oleh Dita jadi Aletha mau tak mau akan duduk dengan orang yang dia tidak dekat tapi kenal di sampingnya.

" Kita sekelas sama Dhirga dan Rano." ucap Dita.

"Demi apa kita sekelas sama mereka!?" tanya Luna antusias.

"Iya."

"Yaelah, gue bosen dah sekelas sama Rano mulu dari SMP, udah malah dia sodara gue hhh," kata Aletha dengan tawa di akhir.

"Jahat lo le, gitu-gitu dia mood booster orang-orang,"

"Serah lo lun serah."

Suara khas Rano yang terdengar dari kelas membuat Aletha memutarkan bola matanya. Rasanya dia ingin cepat-cepat naik kelas agar tidak sekelas lagi dengan Rano. Sebenernya dia bingung, kenapa dia selalu sekelas dengan Rano, karena Aletha orang yang malas berfikir dia tidak terlalu memikirkan hal itu.

•••

Rano sedang melihat daftar nama kelas baru yang di pajang di mading dan dia sesekali membicarakan idol dia yaitu blackpink. Dhirga dan Alvaro yang sedari tadi bersama Rano sesekali mendengus kesal karena sahabat dekat nya ini sangat berisik.

Dhirga memang memiliki banyak teman, tapi dia hanya mempunyai 3 teman yang dia percayai yaitu Varo, Relan, & Rano. Dari semua nya yang suka membuat suasana cair itu Rano & Relan. Sedangkan Varo, dia orang paling jutek & serius dari mereka semua. Meskipun mereka selalu berbeda pendapat, mereka tetap bersama. Mereka saling melengkapi.

"GA KITA SEKELAS YEAY!" suara Rano itu merusak suasana.

"Demi apa gua sekelas sama lu? ah elah males banget dah."

"Jahat lo ga, jujur dari lubuk hati lo paling dalam lo senengkan gua sekelas sama lo?" tanya Rano dengan muka smirk nya.

"Idih geli lu,"

"TUH KELAS KITA GA!" tunjuk Rano ke arah pintu yang bertulis 'IPS 11-2' di atas pintu.

"Bacot lu," Alvaro bersuara.

"Eh ro, Relan mana dah?" Tanya Dhirga.

"Telat biasa," jawab Rano.

"Perasaan gue nanya ke Varo,"

"Yaudah sih ga elah,"

"Gua sama Rano duluan ya ro!"

"Iya gua mau ke lobby, dah!"

"Lo ngapain ke lobby?" tanya Rano.

"Nungguin Relan."

"Oooooooh, DAH VARO KU SAYANG!" heboh Rano yang di hadiahi jitakan dari Dhirga.

•••

Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Dhirga, Rano, Relan, dan Varo sedang duduk di tengah kantin. Meja yang mereka sudah dudukki sejak kelas sepuluh ini membuat mereka yakin bahwa meja ini buat mereka, ralat Rano yang yakin.

Seperti sekolah lain, kantin mereka juga ramai. Semua orang sedang berkumpul dengan teman dekatnya, karena hari ini hari pertama mereka sekolah lagi, ya mereka semua heboh karena akhirnya bertemu dengan teman-temannya.

"Pak, mie ayam nya satu."

"Ohiya neng," "nih."

"Nih ya pak duitnya,makasih." ucap Letha.

"Wuih ada sodara cantik,"

"Eh ada sodara ganteng," bales Letha.

"Ohiya no, nanti gue pulang bareng lo ya soalnya pak Indra ga masuk, btw gue juga mau ke gramed mau beli novel."

"Siap boss!" jawab Rano dengan hormat seperti yang orang lakukan saat upacara.

Semua orang mengira Aletha adalah manusia ter perfect di dunia. Karena hidup dia selalu senang tidak pernah sedih, tidak ada yang pernah melihat dia galau atau nangis di depan teman dekatnya, di mata orang hidup dia itu selalu senang tidak ada kata sedih di kamus Aletha, tetapi yang sebenarnya Aletha itu tidak pernah senang, selama ini yang dia tunjukkan ke semua orang adalah sebuah kebohongan.

Tidak ada orang yang tahu sebenernya hidup dia yang asli, sebab dia tidak pernah cerita ke orang. Jangankan cerita ke orang, temen dekatnya saja tidak tahu sebenernya dia itu sedih atau senang. Tapi karena sifat dia yang friendly dan selalu tertawa membuat semua orang menamakan dia manusia ter perfect.

•••

"Eh Letha tuh gapernah galau atau sedih apa?" tanya Dhirga karena dia benar-benar antusias.

"Ngga,"
"Tau." kata Rano.

"Yedasar lu no," kata Relan.

"Apansi lan yeee," kata Rano sambil melempar kerupuk yang sedang dimakan oleh Varo.

"Tai," Varo mendengus dengan kasar.

"Mang kenapa ga? lo mau deketin Letha?" tanya Lano.

"Hah.. Ngga gua cuman kepo aja kok hidup dia enak banget selalu ketawa gapernah sedih,"

"Sotak lo ga, dia pernah sedih kali," kata Relan.

"Iya ga, pasti dia pernah sedih." tambah Varo.

"Apansi ro lan sotak lo semua, orang Letha gapernah sedih! gue sodara nya jadi gue tau ye," ucap Rano.

"Ye lu kan sodara buangan no, dibutuhin pas dia gaada yang nganter, sabar aja." ejek Relan.

"Enak aja! fight me!"

•••
halohalohalo!! im back guys! jangan lupa vote, comment and share to your friends!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang