chapter two. Cinta segi empat

64 17 5
                                    

    "Nama gue, sonya. Sonya askia nurwulandari. Panggil aja sonya.Gue pindahan dari bandung" ucap cewek berkacamata itu.

    Hanya beberapa siswa saja yang mendengar apa yang ia katakan, yang lainya hanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
     Termasuk fauzan, bukannya mendengarkan apa yang dikatakan oleh gadis itu, dia malah asik mengobrol dengan siswi dibangku belakang.

      "Kamu boleh duduk sekarang, bapak mau ambil buku yang ketinggalan dulu" ucap pak dodi, yang dibalas dengan anggukan dari sonya.

    Gadis itu mengedarkan pandangan nya keseluruh penjuru kelas, berharap agar ada bangku kosong yang dapat ia tempati.
Namun nihil, tak ada satu pun bangku kosong disini.

     "Hey, sonya. Duduk disini aja, sin, geser dong" ucap salsa, seraya menggeser tubuh nya sedikit, hanya untuk memberi tempat duduk untuk gadis itu.

    "Jangan, entar lo ketularan bawel, gue gak kebayang aja cewek kayak lo bawel" ucap reza, yang berada tepat didepan bangku salsa.

    Salsa bangkit dari duduk nya, lalu menjambak rambut reza dengan sadis.
   "Lo ngomong apa, hah?" ucap salsa, yang masih memegangi rambut reza. Laki-laki itu hanya meringis kesakitan.
     "Woy, nenek lampir, lepasin bego! Sakit tau gak" ucap reza yang masih berusaha melepaskan tangan salsa dari rambutnya.

     Saat ini salsa, dan reza menjadi pusat perhatian seisi kelas.
  
   "Ciee kalian serasi banget"

   "Ehem, sosweet"

Ada berbagai macam ucapan lagi yang keluar dari mulut teman-temannya.

    "Woy, kalo mau pacaran jangan dikelas dong, kasian tuh fauzan, jones" ucap raka, yang dihadiahi jitakan keras dari fauzan, membuat nya meringis kesakitan.
     "Ngapain bawa-bawa gue cuk?" ucap fauzan, seraya menaikan sebelah alisnya.
      "Kan dikelas ini, yang jones cuman elo" ucap raka. Fauzan hanya menatapnya malas, lalu kembali mengobrol dengan siswi dibelakangnya.

     "Udahlah sonya, lo gak usah dengerin alien kerdil ini" ucap salsa, dia melepaskan tangan nya dari rambut reza, dengan terpaksa. Karena dia tidak mau menjadi pusat perhatian saat ini.
    Sonya hanya tersenyum lalu mengangguk setuju. Dia berjalan mendekati bangku pojok dan duduk disebelah salsa.

     Tak lama pak dodi kembali dengan dua buku ditanganya.
Dan KBM brjalan dengan khidmat.

                            ---oo00oo---

     "Sonya, lo mau ikut kita ke kantin?" tanya salsa.
     "Kayaknya engga deh, soalnya gue mau ke perpus dulu" jawab sonya, seraya membetulkan kacamatanya yang mulai merosot.
  
    "Lo mau aja, barengan sama nenek lampir itu" ucap reza yang sedang membereskan buku-bukunya.

     "Za, lo mau ikut kita ke kantin gak?"

      Belum salsa menjawab perkataannya, laki-laki itu sudah pergi keluar kelas, mengikuti raka dan juga fauzan.

    "Dasar cowok idiot" geram salsa.
"Yaudah sonya, gue duluan yah" lanjut salsa sembari berjalan keluar kelas bersama dengan sinta-sahabatnya.

     Saat ini keadaan kelas sangat sepi, karena memang sekarang adalah jam istirahat.

    Sonya melangkahkan kakinya keluar kelas. Saat ini tujuan nya hanya satu, perpus. Untung saja sejak tadi dia berjalan menuju ruang kelas baru nya, dia sempat melewati beberapa ruangan. Salah satunya perpus. Jadi gadis itu tak perlu bingung mencari perpus, walaupun dia murid baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hati-hati dengan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang