'Lo mau apa lagi kesini hah?'
Bentak seorang remaja usia belasan saat melihat seseorang berdiri di muka pintu. Dari sorot pandangannya, ia menyimpan jutaan kemarahan yang ingin rasanya segera ia luapkan . Pandangan penuh emosi yang ia simpan sudah lama, dan mungkin tak mampu lagi ia kendalikan.
'Assalamualaikum?'
Aku mengucap salam pada sebuah rumah yang pintunya terbuka, tampak seseorang yang menyimpan kebencian penuh amarah yang mungkin dalam hitungan detik akan segera tumpah. Ia berdiri tepat di depanku , telapak tangannya ia kepalkan . Wajahnya merah menyala.
'Lo mau apa lagi kesini hah? Apa gak cukup semuanya ini buat lo hah? Pergi... Gue bilang lo pergi !!!!'
Satu hantaman keras mendarat tepat di wajahku. Darahpun mulai menetes dari sela - sela bibir dan hidungku.
Akupun tersenyum , seperti tak tahu apa - apa . Aku melanjutkan langkahku untuk masuk ke dalam rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalku.Aku hanya tersenyum melihat keadaanku saat ini. Aku hanya tersenyum menerima pukulan dari seorang remaja yang pada dasarnya dia adalah adik kandungku sendiri.
Dan, aku hanya tersenyum saat badanku sudah berada dalam sebuah rumah .
Dan aku tersenyum saat berkata,'Aku pulang !!'
YOU ARE READING
Diorama Elevansia
Romance"Ayah.. Ibu.. Bolehkah sekali ini saja aku memelukmu?" Apa yang saat ini tengah kupikirkan? Bukankah mereka sudah lama menyatu dengan tanah? Apa yang salah dengan diriku? Sehingga aku harus membendung tiap butir rindu? Dan harus kemana aku menyemaik...