DUA - INSIDEN KECIL

29 3 1
                                    

Aku sedang duduk di sini sambil mengaduk-aduk makananku. Tempat ini terbilang terfavorit oleh para murid di setiap sekolah. Apa lagi kalau bukan kantin?

Mataku menyapu setiap sudut-sudut lingkungan sekolah ini. Aku melihat tiga perempuan bad girl berjalan ke arahku. Aku hanya mengira-ngira saja. Mungkin cara berpakaian mereka yang membuatku berpikir seperti itu. Tidak, mereka tidak berpakaian seperti pelacur jalanan, sama seperti yang kalian pikirkan. Hanya saja.. sedikit kurang dari itu. Ah mungkin mereka juga mau duduk. Pikirku.

"Lo Putri anak baru itu kan?"

Sebenarnya aku mendengarkan mereka, but apa peduliku? Paling mereka hanya berbasa-basi sok akrab.

"Woi gue nanya nih."kata perempuan berambut lurus.

"Apa?"jawabku singkat. Perempuan tadi menyeringai. "Ternyata lo judes juga ya? Kenalin gue Drina, ini temen-temen gue Tasya sama Gita."

"Oh." Mereka berdecak dengan jawabanku. Apa ada yang salah? Tapi setelah itu mereka mengeluarkan seringaiannya kembali.

"Gue mau kasih penawaran sama lo?"

"Hm?"

"Lo masuk ke geng kita."

Geng? Mereka? Cih. Ogah. Kenal aja kagak. Aku tertawa sinis.

"Geng kalian? Apa bagusnya geng kalian? Pake baju aja kaya cabe. Berprestasi gak?"

Sepertinya mereka mulai panas dengan omonganku. Biarkan saja. Aku tidak peduli.

"Jaga omongan lo. Dan gue bakal nagih lagi jawaban lo besok. Pikir baik-baik." Lalu mereka pun pergi. Aku mengendikkan bahu dan menghabiskan makananku yang sempat tertunda.

***

Putri: Lg p?
Genta: Sbnrnya lu niat ngirim psn kgasih?-_-
Putri: Kg. Ud jwb aj lo lg p?
Genta: Lgi tiduran
Putri: Itu doang?
Genta: Y
Putri: Wkwk cie ngambek
Genta: Enak aja lu kira gua cwo paan
Putri: Cowo homo
Genta: Amit" njr💩

Putri terkikik sendiri membaca pesan dari anak itu. Kenapa gue bisa sayang banget sama ni anak cicak? Pikirnya dalam hati. Saking seriusnya ia tidak sadar kalau-

DUAAKK

Dan semuanya gelap.

Dava's POV

Aku benci ini. Apa salahku hingga Angel memutuskanku? Padahal kemarin kita baik-baik saja, tak ada masalah sedikitpun. Setelah kemarin aku memeluk Angel di taman, tiba-tiba aku melihat wajahnya panik ketakutan dan dia lari begitu saja. Aku mengejarnya tapi dia sudah menghilang. Esoknya, aku mendapat pesan darinya bahwa hubungan kita harus berakhir begitu saja. Ya, begitu saja.

"Arrghh!" Aku menendang bola futsal di depanku dengan sekuat tenaga.

BRUUKK

Suara apa itu? Aku melihat ke kanan, terlihat seorang perempuan terkulai lemas. Aku segera berlari melihat siapa yang aku tendang dengan bola barusan.

"Dia siapa? Kok gue gak pernah liat?" Aku simpan pertanyaanku di otak. Aku harus membawa dia ke UKS dulu.

***

What the Meaning?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang