Bab 2

2 0 0
                                    

Graha melihat ke sekeliling dapur belum ditemukan juga sososok wanita yang sangat Graha cintai, rumah begitu terasa sunyi lalu Graha beralih kehalaman samping dilihatnya seorang wanita muda sedang menanam bunga bersama dengan wanita yang dicintainya
“den Graha,, kenapa mengintip? Temui aja langsung kehalaman. Gak harus kucing-kucingan gitu dong den” seorang maid mengagetkan Graha yang sedang melihat kehalaman melalui  jendela
“ siapa juga yang mau ngintipin tukang kebun” ujar Graha ketus lalu meninggalkan maid yang sedang tersenyum
“ih,,, lucu deh kalau sedang marah” maid tersebut masih menggoda Graha tetapi Graha mengacuhkan ucapannya dan  pura-pura tidak mendengar. Graha kembali ke kamarnya dia berdiri di balkon memperhatikan dua orang wanita yang sedang menanam bunga lalu di telfon ajudannya Robert
“kenapa gadis itu bisa berada dirumah ini dan bagaimana kalian membereskan masalah ini sih kerja begitu saja gak becus” Graha mengomel di telfon
“maaf den,, nyonya telah melarang semua orang yang akan menyakiti nona Saras meskipun den Graha yang memerintah kami tetapi jika nyonya menolak kami tidak bisa berbuat  apa-apa selain diam tuan” jawab Robert
“ pintar sekali gadis itu mencari perhatian ibunda” ucap Graha lalu menutup sambungan telfon, Graha masih memperhatikan gadis yang baru saja dia bicarakan di telfon. Rencananya ingin menghabiskan akhir pekan bersama ibundanya gagal karena kedatangan gadis yang bernama Saras tersebut. Graha memutuskan untuk mandi dan segera bersiap-siap bertemu Naya.
Krwok,,krowk,,krowk,, bunyi nada sms hp, “maaf sobat, sepertinya kita tidak bisa nonton karena Naya mau jalan-jalan bareng Nara” setelah mandi Graha membaca sms yang dia terima lalu berbaring dikasurnya dan memejamkan mata. Naya menolak ajakan nonton Graha karena Naya ingin menghabiskan akhir pekan bersama Nara, kenapa sulit sekali mendekati hati  yang menyukai orang lain, kenapa Naya tidak bisa melihat hati Graha dan kenapa ketika Graha mencintai Naya terasa seperti memeluk pohon kaktus, setiap pertanyaan kenapa yang Graha fikirkan tidak pernah menemukan jawabnya karena Graha tidak sanggup menerima kenyataan jika Naya hanya menganggap Graha seorang sahabat dan hal yang sangat tidak sanggup Graha terima jika hati Naya sudah di berikan untuk Nara. Foto Naya yang berada di samping tempat tidur di gapai oleh Graha “kamu gadis yang pertama kali aku kenal dan kamu yang pertama kali membuat aku jatuh cinta tetapi kenapa bukan kamu juga yang pertama kali jatuh cinta padaku, jika saja waktu bisa aku ulang aku ingin berada disisimu menjaga hatimu dan menggantikan tempat Nara yang telah bertahta dihatimu"ucap Graha pelan
Knock,,,knock,, “den Graha dipnggil nyonya untuk makan siang bareng, jangan tidur aja dong den, hari libur itu menghabiskan waktu bersama keluarga bukan hanya sembunyi di kamar” seorang maid  berbicara panjang lebar kepada Graha tetapi Graha membuka pintu dan berlalu meninggalkan maid tersebut tanpa bicara apapun
“ih,,, ibunya sebaik itu anaknya kok sejutek ini ya kelakuan” ujar maid lagi lalu masuk membersihkan kamar Graha.
Di meja makan lagi-lagi Graha melihat gadis yang diketahuinya bernama Saras menemani ibundanya makan, dia seakan tak perduli oleh kehadiran Graha yang memilih duduk di kursi samping gadis tersebut “kamu sangat pintar mengambil hati ibundaku sebenarnya apa mau kamu gadis licik” bisik Graha kepada gadis yang disampingnya “mauku itu kamu calon suamiku” balas Saras sambil tersenyum sinis, Graha mencengkram gelas yang sedang dia pegang erat-erat, Graha sangat benci gadis penggoda dan ucapan Saras tadi sudah membuatnya naik darah.
" Graha,,, semua masakan ini Saras yg membuatnya, ibunda sangat senang ternyata Saras sangat pintar masak dan mudah beradaptasi di keluarga kita". Ibunda tersenyum sambil mempromosikan calon menantu idamannya
"Ibunda,,, membuat saya malu, ini semua berkat ajaran ibunda" balas Saras
Graha mengernyitkan alis drama yg sangat memuakkan umpat Graha sambil mengaduk aduk makanannya
"Lho,,, sayang makanannya kok cuma di aduk g dimakan? Saras sudah pintar masak seperti ibunda jadi jangan khawatir"
"Ibunda jelas Graha khawatir, graha kan putra satu-satunya ibunda kalau makanan ini dikasih racun gimana?" ucap Graha menatap Saras sinis
"Gak mungkin dong sayang, Kok udah suudzon gitu, gak baik lho" ucap ibunda tersenyum
"Graha udah kenyang ibunda lihat makanan sebanyak ini, Graha permisi mau istirahat" Graha meninggalkan ruang makan menuju kamarnya
"Mungkin dia sedang capek, biasanya Graha akan seperti itu jika lelah menghadapi pekerjaannya". Kata ibunda berusaha maklum akan sikap Graha
Saras tetap makan tanpa memperdulikan sikap Graha. Selesai makan Saras merapikan piring2 kotor di bawa ketempat cuci
"Saras,,, tolong antarkan makanan ini ke kamar Graha ya? Ibunda takut dia sakit magg jika gak makan dengan teratur" pinta nyonya Wijaya
"Kenapa tidak minta tolong maid aja ibunda" Saras berusaha menolak permintaan nyonya Wijaya
"Agar kamu mengerti pekerjaan Graha, antar aja makanan ini ke ruangan sebelah disitu letak ruang kerja Graha" 
"Baik ibunda" ucap Saras pelan
Dengan berat hati Saras mengantarkan makanan untuk Graha ke ruangan kerjanya tanpa mengetuk pintu Saras masuk dan meletakkan makanan dimeja samping Graha sedang mengetik di laptop
"Lo emang gak tau sopan santun masuk ke ruangan gue tanpa salam dan permisi" Graha berkata sinis
"Kalau gitu tolong dong ajarin saya sopan santun" ucap Saras santai
"Siapa suruh lo masuk ke ruangan gue seenak lo!" bentak Graha
"Ibunda kamu yang menyuruh saya masuk kesini mengantarkan makanan untuk kamu"
"Lo emang cocok jadi babu"  Graha menghina
"Tolong dong bicaranya yang sopan gak perlu menghina seperti itu"
"Keluar lo dari ruangan saya"
"Apakah kita tidak bisa bicara baik-baik"
"Gue sudah berusaha baik tidak melempar lo dengan vas" Graha mulai mengangkat vas yg ada diatas mejanya menatap Saras dengan sinis
"Baiklah,, saya akan keluar dari ruangan ini tetapi sebelumnya saya gak bermaksud mengganggu kamu saya ke sini disuruh oleh ibunda kamu, oke deh selamat bekerja dan silahkan makan tenang aja saya gak berniat untuk meracuni kamu". Saras keluar dari ruangan Graha sambil menghela nafas, menghadapi pria emosian sungguh menguras hati.
"Lho,,, sudah selesai bicara sama Graha?" tanya ibunda saat Saras menuju ruang tamu, Saras hanya tersenyum dan mengangguk.
"Graha,, memang seperti itu susah beradaptasi dengan orang baru, dia selalu berusaha baik dalam bekerja mungkin kamu merasa di acuhkan dengan sikap diamnya tolong jangan diambil hati"pesan ibunda
"Saras mengerti" angguk Saras berusaha memaklumi setiap ucapan ibunda
Diacuhkan?? Yang ada aku malah di hina dan di marah oleh dia batin Saras.
"Ibunda Saras permisi mau pulang kalau gitu, terima kasih sudah mengundang saras ke mari. Menanam bunga dan belajar masak sangat menyenangkan"
"Kok cepat banget pulangnya? Ibunda masih mau cerita-cerita sama kamu"
"Ini sudah terlalu sore, Saras gak enak sama Mama kalau pulang sampai malam"
"Tunggu dulu biar Graha yang mengantar kamu"
"Gak usah ibunda, Saras bawa mobil sendiri dan Graha sedang sangat sibuk dengan kerjaan nya." Saras berusaha menolak tawaran nyonya Wijaya
"Baiklah kalau gitu, hati-hati di jalan dan minggu depan usahakan lagi datang ke mari kita belajar menjahit dan melukis"
Saras hanya tersenyum dan menyalami ibunda lalu menuju mobilnya, Graha melihat Saras dari atas balkon kamarnya. Saras mengklakson mobil lalu keluar dari halaman rumah nyonya Wijaya.
Kring,,,kring,,,shalala... Nada dering hp Saras berbunyi, diliriknya sekilas panggilan dari Nara sahabat masa kecilnya
"Hello,, dengan Sarasmi disini ada yang bisa saya bantu?" Saras menjawab panggilan hp tersebut
"Lo lebih sibuk dari para selebritis masa harus gue yang aktor nelpon lo duluan sih"
"Aduh,,, maaf,,, aktor yang cakep saya memang sedang sangat sibuk maklum pembisnis multijutawan" ucap Saras bercanda
"Ya deh,,, dari tadi gue nelpon tapi gak lo angkat kemana aja sih"
"Ada apa nih nelpon"
" mulai deh,,, mengalihkan pembicaraan"
"Saya sedang menyetir jika ada hal penting cepat bicarakan"
"Lo sedang dimana? Kok sore-sore gini nyetir ini kan hari minggu?" tanya Nara penasaran
"Di jalan jend sudirman, udah aja ya nelponnya saya sedang sibuk nih"
"Ok,,, belikan gue bajigur langsung antar ke rumah"
"Idiiiih,,, aktor keren minumnya bajigur, oke deh tunggu aja bye,,," telpon langsung dimatikan
Kring,,,kring,,, shalala...
"Ya Ma" jawab Saras
"Kapan pulang? Kok belum sampai juga" mama Saras menelpon
"Ni udah di jalan, sebentar lagi sampai rumah"
"Ya, hati-hati di jalan langsung pulang ke rumah ada yang mau mama bicarakan"
"Tapi ma,,, Nara pesan bajigur tuh"
"Suruh Nara ke rumah aja, mama udah lama gak ketemu sama Nara"
"Ok deh,,, Saras sms Nara datang ke rumah aja, udah dulu ya Ma"
"Ya, hati-hati mengendarai mobil"
"Ok" telpon dimatikan lalu Saras sms Nara
"Teman ayo minum bajigur di rumahku, mama membuat kue istimewa untukmu"
Trelilling,,, sms balasan dari Nara
"Baiklah-baiklah,,, kali ini aku mengalah akan datang ke rumahmu sobit"
Saras tersenyum membaca balasan Nara, mobil Saras masuk ke halaman rumahnya saat Saras keluar dari mobil mamanya sudah menanti di depan teras rumah
" lho,,, ma, ada apa ini? Kok sepertinya ada yg aneh" Saras heran melihat mamanya sore ini
"Mama, hanya pengen denger gimana kamu dengan nyonya Wijaya? Baik gak? Cerewet dan suka marah-marah atau malah sangat pelit dan angkuh, kan kamu yang bilang kalau orang kaya itu mayoritas angkuh dan pelit" jelas Mama Saras panjang lebar
"Tenang aja ma,,, syukurnya orang kaya kali ini gak pelit dan sangat baik, hanya Saras merasa canggung, tidak seharusnya Saras berada di keluarga itu"
" eh,,, kamu jangan begitu, kalau anaknya demen dan keluarganya baik sok atuh jangan di tolak"
"demen?? Udah deh ma ceritanya sampai di sini aja,, Nara minta bajigur lho ma, tadi juga Saras bilang mama buatin dia kue"
" mama kan penasaran,,, mana Nara nya??" tanya mama Saras penasaran
"Sebentar lagi juga Nara datang" jawab Saras lalu masuk ke kamarnya
"Ma,,, jika Nara datang bilang aja Saras gak bisa di ganggu sedang istirahat" pesan Saras
"Kok gitu sih Saras, teman udah lama gak ketemu"
"Ma,,, please,,, Saras capek dan Nara kalau sudah cerita gak ada rem nya"
"Ya deh,,, mama ngerti yang baru pulang dari kencan"
"Mama,,,"

                          *******

Di kamarnya Graha menatap makanan yang telah dibawa Saras "gadis licik,,, tukang caper" dengus Graha sebal dan keluar dari ruang kerjanya
"Anak ibunda,,, calon istrinya datang kok malah di cuekin?" tanya nyonya Wijaya
"Siapa suruh dia datang kemari" jawab Graha sewot
"Kamu marah-marah melulu, yang sabar dong sayang"
"Ibunda,,, Graha sebel sama dia,, kenapa harus dia yg jadi calon istri Graha, banyak kok gadis yg lebih cantik daripada dia" jelas Graha panjang lebar
"Nanti kalau Romo pulang kamu tanya langsung ke Romo" saran nyonya Wijaya
"Ibunda,,, sebenarnya Romo gak mempersulit jika ibunda berencana membatalkan perjodohan ini"
"Jadi,,, menurut kamu ibunda yang merancang perjodohan ini?"
"Lalu siapa lagi ibunda? Eyang??"
"Memangnya ibunda terlihat seperti biro jodoh?"
"Ibunda kok baik banget sama cewek itu"
"Ya harus,,, kan dia akan menjadi menantu ibunda, kalau gak ya jadi adik ibunda"
"Maksud ibunda?"
"Eyang menyarankan kalau kamu gak mau sama Saras, jodohkan saja sama Romo" jelas ibunda
"Ibunda setuju di madu??"
"Mau gimana lagi,,, titah eyang siapa berani nolak"
"Graha gak setuju!!"
"Lalu kamu mau ngapain?"
"Graha terima perjodohan ini"
"Serius kamu??"
"Apa boleh buat,, kok ibunda sesenang itu"
"Ini kemauan kamu sendiri ya, ibunda gak maksa"
"Kan udah Graha kasih tau apa boleh buat,,, daripada dia sama Romo"
"Ibunda bahagia mendengarnya,, jika kamu bersedia menerima Saras tanpa ada pemaksaan dari pihak manapun"
"Ya,,,ya,,,ya... apa kata ibunda deh"
"Eh,,, kamu udah makan belum? Saras pinter masak kan"
"Graha maunya masakan ibunda"
"Saras masak makanan kesukaan kamu kok"
"Pokoknya Graha mau makan masakan ibunda"
"Ayo deh kita masak,,, latihan mana tau kamu mau buat masakan spesial untuk Saras "
"Ibunda,,, itu hanya di drama-drama kesukaan Ibunda "

                        *****
Nara tiba dirumah Saras kala senja menjelang  , Saras mendengar pembicaraan Nara dan mamanya tetapi Saras tak bergeming dari tempat tidurnya.
Knock,,, knock,,, knock,,,
"Saras,,, gue ada cerita untuk lo" ucap Nara sambil mengetuk pintu kamar Saras
Saras diam tak menjawab ucapan Nara malah dia pura-pura tidur
"Saras,,, jangan pura-pura tidur"
"Ada apa sih? Saya ngantuk dan juga capek" jawab Saras dengan mata masih terpejam
"Lo,,, kok tega sih,,, gue datang jauh-jauh demi lo"kata Nara masih mengetuk pintu kamar Saras
"Bukannya kamu kesini mau ketemu sama bajigur"
"Ya,,, sama lo juga"
"Saya gak mau disamakan dengan bajigur"
"Saras,,, gue dobrak ni pintu"
"Kalau kamu berani mendobrak pintu, aku gak akan maafin kamu"
Nara terdiam gak tau lagi mau bicara apa, jika Saras seperti itu Nara gak berani komentar karena pernah mengalami dicuekin Saras seminggu dan hal itu membuat Nara bingung gak mempunyai lagi teman diajak bercanda.
"Ya,,, maaf jika gue terlalu memaksa,,, met istirahat Saras, thanks untuk bajigurnya" Nara berlalu dari pintu kamar Saras dengan wajah lesu, dikamarnya Saras terdiam ditempat tidur
"Sorry,,, Nara,, aku butuh waktu untuk sendiri " ucap Saras pelan.

*****

To be continiu...

Love Is ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang