Seven

9 1 0
                                    

"Hehh.. Oma zumba dulu ya dirumah neneknya rafa.. Ntar kalo mau nyari oma kesitu aja.." Kata oma mencoba membangunkan cucunya itu

Tak ada respon dari mora. Dia masih menutup matanya dengan mimpi yang masih berkeliaran dipikirannya.

Jam dinding menunjukkan waktu 08.38 wib. Mora bangun dengan malasnya dan saat ia ingin membuka selimutnya,kakinya terasa menendang sesuatu.

"Ehh.. Apaan tuh.." Katanya sambil mencoba membenarkan penglihatannya

"GEGE?? Gilak lo ya! Pagi2 udah standby dikamar gue.. Jangan bilang lo semalem tidur disini.." Ucap mora menggantungkan omongannya

Gege hanya santai memakan cemilan milik mora. Sebelumnya,gege sengaja masuk ke kamar mora untuk memastikan apakah cewe itu benar2 sudah mempersiapkan barang bawaannya untuk acara tugas 'gege' atau belum sama skali? Dan feeling gege tepat. Dia belum menemukan ada barang2 ato ransel besar yang mengisi ruangan itu.

"Prepare buru,jam 10 otw.." Gege
"Gila lo ya! Lo pikir waktu sejam cukup buat gue mandi sama prepare barang2 gue? Ga! Kalo lo maksa gue,gue bakal ngadu sama oma!" Jelas mora
"Terserah.. Gue tunggu dibawah.." Ucapnya berlalu

"Brengsekk! Kenapa sih tuh anak suka ngedadak kalo apa2? Malah gue yang jadi ribet sendiri-_-"

Mora mengendus pasrah dan segera menarik koper coklatnya dari atas lemari kamarnya dan secepat mungkin mengemas barang2 yang akan dia bawa nanti. Setelah semua dirasa cukup,mora bergegas mandi dan mempersiapkan diri untuk 'pergi' bersama cowok jutek itu.

"Buruan.. Tadi aja ngomel2 nyuruh cepet.." Mora dengan omelnya

Sebelum gege meninggalkan rumah mora,ia menyempatkan diri untuk pamit pada pak mamat dan setelah itu menyusul mora yang ternyata sudah duduk dengan nyaman dikursi tengah.

"Lo didepan.. Gue gamau jadi supir.." Gege
"Gue mo tidur.. Lagian ga ada yang nganggep lo supir kan?" Balas mora
"Gue lagi gamau berantem.. Gue udah pernah bilang kalo lo ga nurut gue bakal nekat sama lo.."

Mora membuang nafasnya kesal dan setelah itu dia keluar dari mobil gege. Gege fikir dia akan pindah ketempat duduk disebelah kemudi ternyata dia pergi kerumah gege untuk berpamitan dengan omanya.

"Omaaaa... Aku pergi dulu ya sama geg.." Omongannya terputus
"Iya.. Tiati ya mor,denger kata rafa,jangan nakal.. Nitip oleh2 juga ya,apa aja deh.." Oma
"Oo,yaudah.. Oma juga tiati ya dirumah.. Jangan kangen.. Dah oma.." Sambil mencium pipi kanan omanya

"Mora,sini dulu say.." Sahut salah satu nenek dari teman omanya,ternyata neneknya gege
"Iya?" Balasnya sopan
"Nih.. Nitip ya,jangan lupa ingetin rafa buat minum obatnya,nenek juga nitip rafa ya ke kamu.. Kalo dia bandel telfon aja oma kamu,oke?" Ucapnya dengan senang hati sambil memberikan paperbag mini yang berisi obat2an
"Oh iya nek.. Nenek ini neneknya rafa ya? Pantes bibirnya mirip,kecil trus warna merah hati,padahal udah tua,hehe.." Kata mora
"Hahaha.. Kamu bisa aja.. Yaudah pergi gih.. Takutnya rafa nungguin.." Ucapnya

Bayangan mora mulai menghilang dari rumah gege. Sesampainya di mobil,mora memasang headseatnya dan memakai bantal leher berwarna coklat miliknya.

"Belum jalan udah mo tidur aja.."
"Berisik!"

Selama diperjalanan mereka hanya sibuk dengan pikiran masing2. Perut gege berbunyi dan dia teringat kalau dia belum sarapan dan belum membeli cemilan untuk dijalan nanti. Akhirnya tanpa bertanya dengan orang yang berada disebelahnya,gege pun membelokkan mobilnya mengarah parkir area dan mematikan mesin mobil.

"Makan dulu.." Ucap gege seperti biasa
"Lo aja sana,gue kenyang.." Bohong mora
"Mau gue paksa?" Balasnya
"BISA GA SIH SEHARI AJA GA NGATUR-NGATUR GUE?!!" Bentak mora
"Makanya turun.. Ribet banget sih lo! Cuma disuruh makan juga bukan gali kubur.." Ucap gege sambil keluar dari mobilnya

'Kampret banget taii..' Batin mora

Mereka berdua sibuk mencari dan mengambil makanan yang mereka inginkan. Setelahnya mereka makan disalah satu foodcourt yang terletak tidak jauh dari tempat perbelanjaan mereka sebelumnya.

"Lo mau apa?"
"Serah lo.."
"Nasi timbel nya 2 sama air putih aja.."

Selama menunggu makanan,tidak ada yang berbicara diantara keduanya. Seketika mora teringat kalo neneknya gege menitipkan obat untuknya.

"Mana kunci lo?" Tanya mora jutek
"Kunci apa? Rumah? Kamar? Toilet? Ato kunci inggris? Semuanya dirumah.." jawab gege asal
"Gue serius.." balas mora
"Gue juga.." gege tak kalah serius
"ANJING LO! GUE GAK LAGI BECANDA YA GE?! SINIIN KUNCI MOBIL LO?!" geram mora menggebrak meja

Blakk..

Suara kunci mobil yang dicampakkan gege dengan santainya. Mora dengan kesalnya langsung menyabet kunci itu dan pergi menuju mobil gege.

'Tuhan tolong sabarin gue..' batinnya.

Setelah selesai mengambil apa yg ingin diambilnya,mora kembali dengan membawa sekantong obat2an dan tentunya juga kunci mobil gege.

"Obat lo! Kata nenek lo.."
"Makasih.."
"Sakit apa lo? Jiwa? Kalo iya keliatan sih.."
"Urusan lo?"

Mora hanya bisa memandang sinis gege dengan kalimat tanyanya yg terakhir,padahal niatnya dia ingin sekedar
membuat gege jengkel balik padanya.

Setelah dirasa selesai,mereka kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan.

Tak sampai sejam,mora sudah tertidur dengan kepala menyender disisi kiri kursi yang didudukinya. Merasa risih dengan apa yang dilihatnya,gege pun memberanikan diri untuk memindahkan tangan mora yg tergeletak lurus disebelah kaki kiri mora ke perut mora. Setelah selesai memindahkan tangan mora,tiba2 saja jari tangan gege digenggam oleh mora tanpa mora sadari. Gege diam tak berkutik sambil sesekali nemperhatikan jalan. Dia membiarkan tangannya yg digenggam oleh mora dan tetap terus mengendarai mobilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thanks Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang