Seperti mayoritas orang jaman dulu, Andri adalah anak yang berasal dari keluarga biasa saja. Bapak dan ibunya berprofesi sebagai petani kecil. Sambil bertani, orangtua Andri juga beternak ayam.
Sekedar informasi, orang yang memelihara ayam pada jaman dulu itu biasa membiarkan ayamnya lepas di halaman. Saat sore menjelang malam, barulah ayam-ayam itu ditangkap untuk dimasukkan kedalam karung. Setelah itu, ayam-ayam tadi dimasukkan ke dalam kandang.Suatu sore, Andri beserta adiknya diminta untuk menangkap ayam-ayam tersebut oleh sang Bapak. Tugas pun dibagi.
Sang adik mendapat tugas untuk menangkap induk ayam yang hanya berjumlah 3 ekor. Sedangkan Andri, mendapat tugas untuk menangkap piyik (anak ayam) yang jumlahnya lumayan banyak.Setengah jam berlalu, akhirnya semua anak ayam beserta induknya itu sudah masuk ke dalam kandang.
Sewaktu Andri melipat karung yang dipakainya tadi, sayup-sayup ia mendengar suara anak ayam."Pik.. Pik.. Pik."
Dari suaranya, sepertinya itu bersumber dari balik pohon mangga di halaman rumah.
Andri pun menghampiri suara itu dan benar saja. Disana, ia mendapati 3 anak ayam yang belum ditangkap.Pada awalnya, Andri merasa heran. Seingatnya, semua ayam sudah dihitung dan jumlahnya pun sudah pas.
Lalu, darimana asalnya 3 anak ayam yang ada di hadapannya ini?.
Andri tak ambil pusing, mengingat umurnya yang juga masih kecil. Ia menganggap ketiga anak ayam itu sebagai "rejeki".
Kemudian, ditangkaplah ketiga anak ayam tersebut dan segera dimasukkan kedalam karung.
Karung itu kemudian diangkat dan di sampirkan di bahunya sembari berjalan menuju kandang ayam.Lama kelamaan, Andri merasa ada yang aneh. Ia merasa, karung yang dibawanya itu semakin berat dan bertambah berat. Seharusnya karung yang berisi 3 anak ayam itu tidak seberat ini, pikirnya.
Kemudian, sayup-sayup ia mendengar bisikan dengan suara yang parau."Enak.. Enak.. Enak."
Suara itu berasal dari dalam karung yang sedang dibawanya tadi.
Reflek, Andri pun langsung melemparkan karung itu ke tanah.Dari dalam karung, keluarlah 3 butir kelapa yang warnanya sudah menghitam. Kelapa-kelapa itu memiliki kulit yang sudah mengkerut seperti mengering.
Namun yang paling menyeramkan adalah, ketiga kelapa itu masing-masing memiliki 3 buah lubang hitam.
Ketiga lubang itu berbentuk bulat. Terlihat seperti sepasang mata dan sebuah mulut. Kelapa itu juga memiliki beberapa goresan yang berbentuk seperti wajah, tapi tidak begitu jelas. Mungkin seperti dipahat.
Dari lubang yang terlihat seperti mulut itu, ketiga kelapa tadi berbisik dengan suara parau."Enak.. Enak.. Enak.. Tolong gendong saya lagi."
Andri langsung berlari ketakutan ke dalam rumah. Saat ia kembali bersama Bapaknya, ketiga kelapa itu sudah hilang.