SATU : ANAKKU OH ANAKKU

244K 9.9K 213
                                    


FLASHBACK...

Empat tahun pernikahan...

Shanaz menyeka mulutnya. Dia menghela nafas pelan setelah terduduk di depan wastafel. Matanya memerah dan mengeluarkan setetes air karena tidak tahan menahan rasa mual, di tambah lagi peluh yang semakin membasahi pelipis dan juga punggungnya.

Ini sudah ketiga kalinya dia muntah di hari yang sama. Karena sebelumnya dia juga sempat muntah tetapi hanya dua kali saja. Dia menarik testpact dari celananya. Menunggu beberapa menit setelah mencobanya.

Ini adalah testpack pertamanya yang dia beli tadi pagi setelah di antar Alvaro ke tempat kerjanya.

Shanaz membulatkan matanya saat mendapati dua garis merah yang terdapat pada kolom kecil di benda tersebut. Jantungnya berdegup kencang.

Dua garis merah...

Bagaimana ini ?

Dia keluar dari kamar mandinya. Berjalan pelan ke segela arah, mencari dimana keberadaan suaminya itu. Tapi saat matanya menangkap sosok pria tinggi tegap tengah berdiri di luar balkon menatap ke pemandangan malam kota Batam yang ramai.

Shanaz berdiri dari ruang Tv menatap punggung suaminya itu. Kemudian mendekatinya dalam diam.

"Var," panggilnya pelan dengan wajah yang pucat.

Pria itu berbalik setelah namanya di panggil lalu tersenyum kearah isterinya yang paling dia cintai itu. Setelah empat tahun pernikahan, rasa cintanya malah semakin membesar.

Shanaz adalah hidupnya, tanpa wanita itu, hidup Alvaro seperti tidak berwarna. Gelap atau bahkan hitam dan putih.

Alvaro masuk kedalam dan mendekati Shanaz yang menatapnya dingin.

"Iya ?"

Lalu benda kecil itu diserahkan pada Alvaro. Sebelumnya pria itu memandang heran kearah Shanaz. Tapi didetik berikutnya barulah dia mengerti apa yang membuat Shanaz terlihat kaku dan dingin padanya. Benda itu bergaris dua dan berwarna merah. Yang artinya Shanaz positif hamil.

"Kamu.."

Tubuhnya meluruh ke sofa, tangisannya pecah disaat itu juga.

"Akuh..takut, hueeeeee hiks." Lanjutnya.

Alvaro duduk di depan Shanaz, mengusap punggung isterinya itu agar tenang. Berbeda Alvaro, dia malah bahagia mendapati berita tersebut. Bahkan dipikirannya sudah terbayang sosok malaikat kecil yang akan menemani hari-harinya, membawanya bermain di taman, membelikan maianan untuk anaknya, atau membantu Shanaz membuatkan susu ketika tengah malam nanti saat anak mereka menangis.

"Kamu takut apa sih ?"

"Akuh belum siaphh di bilang!"

"Belum siap dari segi apa ? Aku udah kerja tetap, penghasilan juga cukup, apartemen juga punya sendiri. Kamu maunya gimana ? Kita beli rumah yang agak besar biar anak kita bisa main ?"

Shanaz menyeka air matanya, "aku takut nanti nggak bisa jadi ibu yang baik buat anak aku,"

"Kamu ngomong apa sih ?"

"Aku takut nggak bisa mendidik anak aku nanti."

"Sayang." Gumam Alvaro sambil menangkup pipi Shanaz, "kita didik anak kita sama-sama. Aku nggak bakal biarin kamu kerepotan sendiri, aku bakal ada di saat kamu butuh, aku bakal jaga kamu selalu. Kamu dan anakku adalah tanggung jawabku, aku nggak bakal membiarkan kamu kerepotan sendirian. Kamu maunya gimana ? Kita bisa bicarakan sama-sama ya, Sayang."

"Kalo aku jadi gendut gimana ?"

"Masalahnya ?"

"Ya aku nggak cantik lagi lah,"

"Memang aku peduli."

"Kalo aku males dandan gimana ?"

"Emang dulu pas SMA kamu pernah dandan ? Tuh buktinya aku masih mau."

"Kalo baju aku pada nggak muat terus aku pake-nya daster gimana ?"

"Nanti kita beli baju hamil yang nggak mirip daster."

"Kalo.."

Alvaro menghela nafasnya, "kalo, apa lagi ?"

"Kalo anak kita cowok gimana ?"

"Terus kenapa ?"

"Nanti sifat kamu menurun pula. Kamu kan dulunya bandel, nggak pernah mau nurut orang tua, kerjanya melawan guru, bolos, ngebully siswa, merokok di sekolah lagi."

"Kamu nggak lihat sekarang ? Aku udah berubah. Nggak apa-apa dulunya bandel sekarang udah tobat, dari pada dulunya alim tapi sekarang bandel, hayo pilih mana ?"

Shanaz tersenyum malu. "Nggak mau milih soalnya sama-sama nyebelin dari dulu sampai sekarang."





Yeeeeey...aku lagi iseng buat sequel tentang anak Alvaro nih. Yang mau tau sifat bapak turun ke anaknya gimana. Yuk pantengin terus cerita ini. Wkwkwkwkwk.

BAD BOY LOVES NERD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang