Sehari setelah kejadian mengerikan itu membuat hidup Vanya tidak tenang. Keesokkan harinya dia mendapati berbagai macam teror dari para fans Alden dan keesokan harinya pun sama. Vanya heran, kenapa cowok brengsek seperti Alden disukai satu sekolah. Dari tampangnya saja, Vanya yakin jika Alden adalah cowok pembuat onar.
Terbukti dari kejadian mengerikan kemarin. Jika ada award tentang kejadian mengerikan di dalam hidup Vanya, di cium Alden adalah kejadian mengerikan yang pernah ada. Menyeramkan sekali. Ciuman pertamanya ludes des des alias di curi oleh Alden.
Kesal bukan main. Hari-hari Vanya jadi rumit sekali. Mulai dari buku tulisnya yang di coret-coret oleh orang yang tidak di ketahuinya, laci meja yang sengaja di letakkan kecoa mati, atau bahkan tatapan sinis jika dia berjalan di area sekolah. Pokoknya semenjak insiden itu, Vanya menjadi sebal pada Alden.
"Gue nggak tahan lagi Dhe, gue mau pindah sekolah aja kalau gitu."
Dhea menggenggam tangan sahabatnya dengan penuh prihatin, "jangan dong Nya, gue ntar sama siapa ? Baru beberapa hari masuk sekolah masa langsung pindah."
Vanya meringis, lama-lama dia bisa gila jika harus menerima ini semua. "Habis gimana dong ? Kak Alden tuh emang bikin susah orang aja."
"Sabar ya, Nya."
"Sabar gimana lagi ?" Vanya menutup bukunya dengan kasar sampai membuat seisi perpustakaan menoleh kesal kearahnya.
Perpustakaan adalah hal pertama yang bakal Vanya lakukan jika dia berada di area sekolah. Buku adalah hidupnya. Bahkan aroma dari tuanya buku itu pun membuat Vanya bahagia. Katanya, ada rasa yang mengganjal jika dia tidak mencium aroma kertas-kertas tua ini. Ih, ini kan jorok, kertas adalah faktor kesekian yang mengandung kuman. Habisnya kertas ini sudah tua dan pastinya banyak orang yang membaca buku tersebut.
"Ya sabar. Atau lo temuin aja Kak Alden terus lo bilang kalo fansnya itu mengganggu elo. Lo kan tau kalo mereka cuma nurut sama Kak Alden."
Otomatis Vanya menggeleng cepat, "gue kayaknya trauma sama dia, Dhe."
Dhea tersenyum menggoda Vanya, "beruntung lo di cium sama dia, gue malah denger ya kalo Kak Alden itu belum pernah pacaran. Yang suka banyak tapi nggak pernah tuh sampe pacaran."
"Ihhh."
"Ngeremehin mulu lo. Jatuh cinta, baru tau rasa."
"Nggak bakal. Kak Alden bukan tipe gue."
"Jadi tipe lo yang gimana Nya ?" Tanya Dhea ingin tau. "Yang botak ya kayak profesor gitu ?"
"Enak aja!" Selorohnya, "yang baik, nggak usah populer yang penting pinter."
💐💐💐
Ketiga cowok itu berjalan menyusuri kantin. Rokok masih terselip di tangan mereka dan sesekali dia menghisap benda kecil tersebut.
"MANG IJAL, DEDEK MAU MARTABAK." Teriak Alden yang padahal belum berada didepan si penjual Martabak.
"Yang manis, Den ?"
Alden mendesah nafas dramatis. "Nggak usah! percuma aja manis juga, kalo hanya di bibir saja."
Ajun dan Didi mendengus, tidak heran kalau sahabatnya ini tidak nyambung. Ditanya apa dan dijawabnya lain.
"Alden nggak butuh janji, Alden cuma butuh kepastian aja." katanya sambil berpura-pura terisak.
"Sabar ya, Den," kata Mang Ijal prihatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY LOVES NERD GIRL
Teen FictionBAD BOY LOVES NERD GIRL. ALDEN Cakep ✔ Pinter ❌ Populer✔ Sholeh ❌ Humoris✔ VANYA Culun ✔ Pinter ✔ Populer❌ Sholehah✔ Humoris ❌ Apa jadinya bila cowok dengan segudang kenakalannya jatuh cinta untuk pertama kalinya ? Jatuh...