PENDEKATAN

45 2 1
                                    

Ddddrrtttt.... Ddddrrttt...

Bunyi dan getaran ponsel Canaya cukup keras. Namun sang empunya belum ada tanda-tanda bangun untuk mengangkatnya. Ini masih pukul 4 pagi siapa sih yang sudah menelpon ku pagi-pagi buta ini? batin Canaya. Dengan menyalakan lampu nakas Naya lalu melihat ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Ada 5 panggilan tak terjawab, dengan segera Naya membuka kunci ponselnya dan mengecek penelpon. Abian??? Mau apa dia menelpon jam segini?? Dengan setengah sadar Naya menjawab panggilan Abian.

"Ada apa telpon pagi-pagi buta?? Aku tuh masih ngantuk tau!" ucap Canaya

"Hehehe maaf ya Naya, cuma mau pengen jemput kamu sekolah nanti kamu mau kan? Sekolah kamu dan aku kan searah, nanti jam 6 aku ke rumah kamu ya, kamu smsin alamat rumah kamu." ucap Abian

"Hhmm. Yaudah nanti abis mandi aku smsin, aku mau lanjut tidur lagi masih ada 1 jam tidur. Bye!!"

Tanpa menunggu jawaban dari Abian, Canaya langsung menutup panggilan. Sungguh, tidak sopan sekali anak ini.

*******

"Canaya!! Cepat turun ada temanmu sudah menunggu nih." panggil bunda

"Ya bun, sebentar lagi aku turun."

Canaya bercermin didepan kaca, terakhir tinggal memoleskan lipbalm rasa strawberry maka selesai. Ia kembali melihat dirinya dengan senyum. Perfect!!. Canaya memang cantik, ia mempunyai darah keturunan Turki dari ibu nya, ia mempunyai mata coklat bulat penuh dengan bulu mata panjang dan lentik, tubuh tinggi 170 cm, kulit putih bersih, hidung kecil sedikit mancung, bibir merah muda, ditambah dengan rambut panjang brunette nya. Sungguh!! Banyak penggemar laki-laki yang memujanya.

Canaya membuka lemari sepatu mencari sepatu sneackers kesayangannya. Ketika tali sepatu sudah tersimpul sempurna, Canaya turun menuju ruang makan dimana sudah menunggu lelaki yang menjemputnya tadi bersama bunda dan ayahnya.

*******

Abian Pov

Ini gila! baru pertama kali dalam hidup ku bangun jam 4 pagi hanya untuk menelpon seorang gadis yang baru beberapa hari ini ku kenal untuk berangkat sekolah bersama. Memang sekolahnya dan sekolah ku berbeda tetapi karena satu arah jadi ku rasa bukan hal yang berlebihan sedikit pendekatan dengannya karena sepertinya ia gadis yang cukup sulit ditaklukan. Bukannya aku sok tampan, tapi aku memang tampan dengan ramnut hitam dan mata hijau yang ku punya, bisa dibilang aku adalah the most wanted disekolah, haha.

Setelah bersiap-siap, aku berpamitan pada momy yang sedang memasak didapur. Ya aku sudah bisa menebak momy pasti kaget melihat anak laki-laki tampannya ini sudah rapi di jarum jam yang masih menunjukan 05.15 ini.

"My aku berangkat dulu ya" pamit ku sambil mencium tangannya.

"Kamu baik-baik saja nak? Apa kamu sakit?" tanya momy

"I'm okay mom, and still handsome always" tersenyum pada momy,ya momy memang selalu berlebihan dengan ku. "Bye mom" ucapku berlalu sambil berjalan dan melambaikan tangan.

Ku kemudikan mobil Audi kesayanganku ditengah jalan yang masih cukup sepi, dan sambil menunggu lampu merah yang sedang menyala, ku cek ponsel bergambar apel digigit untuk melihat alamat yang tadi Canaya kirimkan kepada ku. Canaya.. Aah!! Gadis itu, dengan mengingat namanya saja jantung ku sudah berdetak lebih cepat, padahal aku tidak pernah seperti ini pada mantan-mantan pacarku terdahulu.

Setelah sampai dialamat yang Canaya kirimkan, aku mengetuk pintu coklat besar yang ada didepanku.

tok..tok..tok..

Pintu terbuka setelah ketukan kedua, dan munculah seorang wanita paruh baya yang cantik seperti momy ku, mungkin usianya sekitar 45tahun.

"selamat pagi tante, Canaya nya ada? Saya Abian temannya Canaya" ucapku sambil mencium tangan wanita paruh baya didepanku.

"ada, ayo silakan masuk nak abian". Abian masuk mengikuti ibunda Canaya yang berlalu dan duduk diruang makan dimana telah menunggu ayah Canaya yang sedang membaca koran melihatnya tersenyum, lalu Abian membalas senyuman yang diberikan ayah Canaya padanya.

"Sebentar tante panggilkan Naya dulu ya"

"Ya tante terima kasih"

Bian mengamati rumah besar ini dengan decak kagum. Begitu rapi dan bersih. Pandangannya menuju ke ruang tamu yang bersebelahan dengan ruang makan ini dimana hanya dibatasi oleh sofa panjang. Ruangan tersebut terdapat LCD TV besar yang tergantung ditembok depan. Disebelah kirinya terdapat lemari kecil dengan 3 figura foto anak-anak, disisi kanan terdapat guci besar berwarna merah dengan gambar naga dan awan-awan. Pada meja dekat sofa terdapat beberapa majalah remaja yang Bian pikir mungkin itu punya Canaya. Didinding berwarna putih sebelahnya tergantung foto yang Bian rasa itu foto keluarga Canaya karena difoto tersebut ada Bunda dan Ayahnya dan 2 orang lelaki tampan mungkin itu kakak Canaya.

"Morning"

Sapaan selamat pagi dari Canaya tadi membuyarkan lamunan ku yang sedang mengamati ruang tamu. Canaya terlihat cantik hari ini. Tidak, bukan hari ini saja karena menurut ku ia selalu cantik bahkan pada saat mereka pertama kali bertemu. Mungkin orang bilang Love at fist sight, aku tidak tahu akan hal itu benar atau tidak sebelumnya, tapi mungkin aku merasakannya sekarang.

"Sarapan dulu sayang" ucap bunda.

"Nanti aja bun dikantin, aku ada piket kelas" ucap Canaya sambil meminum susunya. "Ayo Bi kita jalan, bun yah pamit dulu Assalamualaikum".... ucap Naya sambil menggandeng tangan Abian tanpa sadar. Yang digandeng hanya mampu tersenyum geli.

*******



CANAYAWhere stories live. Discover now