[ 2 ] Bukan Sekedar Pesan

25 0 0
                                    


Malam, dingin biasa ku rasai, dia teman malamku, musik box pengiring agar malam tak cepat berlalu, dan sebuah pesan singkat berkumpulan huruf merangkai kata, yang kadang sesekali aku letakan harapan disitu. Penuh, sangat penuh tapi tak meminta untuk lebih dari sekedar penghibur, pemberi makna dan kadang ku jadikan sebagai pedoman. Layar kaca satu media pelepas lelah, pelepas rindu setiap guraunya. Kadang paksaan teronta ingin semua bebas, cepat mengerti, manfaatkan waktu. Biar tau biar rasa, ini bukan sekedar pesan.

"Kenapa sih ngomongnya gitu?
Jujur ya, kamu perhatian, care, ini itu seolah-olah kamu itu ngasih harapan. Tapi setelah aku mulai berharap lebih tiba-tiba kamu berubah entah kenapa aku gatau. Dan makanya sekarang aku kaya gini. Lebih tepatnya php." Isi pesan yang miva kirim.

"Aku juga ngerasa sama kaya kamu, bahkan mungkin lebih. Kadang aku rasa apa yang semuanya aku lakukan itu kebahagiaanku, tapi gak tau kenapa disisi lain, ada hal yang buat aku lemah. Yang pertama masalalumu, yang kedua aku. Jujur aja aku kehilangan. Ada yang kurang, kamu pernah gak sih ngerasain itu ? Banyak hal yang ingin aku tanyakan lebih, banyak hal yang pengen aku lakuin biar kamu tau maksudku, tanpa aku harus ini itu ke kamu, aku cuma pengen kamu punya hal yang sama. Kadang aku menunggu." Balasku kembali.

"Kenapa kamu ga ungkapin semuanya dari dulu? Mungkin aja kalo aku gak ungkapin ini, kamu juga gak bakal ungkapin itu semua. Ya kan? Hei, kamu laki, masa iya sih apa apa harus aku yang duluin."

"Tau kan manusia itu penuh perbandingan, cerminan atau bisa dibilang saling menjatuhkan. Mungkin itu alasan yang tepat kenapa aku berubah. Kenapa aku diam, tau kenapa kadang aku ingin dicari. Dan kamu juga tau gak harus cowo yang mulai mi.
Bukanya aku gak berani, aku cuma takut kamu bilang terlalu cepat. Dulu pernah kan ? Kamu bilang kita baru juga kontak, aku gak punya jawaban itu mi, itu kenapa aku diam."

"Sudahlah jangan dibahas." Balasnya singkat. Entah saat itu rasanya tak ada lagi pesan yang indah terlampir lagi. Mungkin sudah kecewa, atau entahlah. Aku tak pernah tau apa perasaanya. Mungkin akan banyak orang kaya aku yang hadir disamping dia, atau bahkan lebih.

CURVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang