3. Kak Dea

11 1 0
                                    

Tepat jam 2 sore aku sampai di Manado. Disana Kak Dea sudah menunggu untuk menjemputku dan semuanya di Bandara. Hari ini aku sangat excited, karena aku sangat merindukan kakak kesayanganku itu.

"Kaaak Deaaaaa", teriakku dan Keyran sambil berlari ke arahnya.

"How are you babe, i miss you so much", katanya sambil memelukku dan Keyran.

"Apa kabar sayang? gimana sekolahnya? betah ngga?", Kata mama dan papa sambil memeluk Kak dea.

"Baik mah, aku betah ko disini, cuma kangen rumah aja, hihihi", tawanya dilanjut dengan menyuruhku menaiki taksi yang sudah menunggu kami untuk mengantar pergi ke tempat Kak Dea tinggal.

Tempat Kak Dea tinggal seperti rumah kontrakan. Ia tinggal bersama sahabatnya sejak kecil dan sekarang kuliah di tempat yang sama.
Rumah kontrakan tempat Kak Dea sangat indah. Rumahnya sederhana dengan rangkaian bunga-bunga anggrek yang menggantung indah di langit-langit rumah. Dan ada kolam renang kecil di belakang rumah yang dipenuhi pula dengan anggrek, sehingga rumah tersebut disebut rumah anggrek.

Disini, aku tidur dikamar bersama Kak Dea. Sedangkan Keyran tidur bersama mama dan papa.
Malam ini, aku menyempatkan diri untuk mengabari Ayden yang mungkin sedang menunggu kabarku disana.

To Ayden:

Ay, aku udah sampe di Manado. Sekarang aku lagi di rumah tempat Kak Dea tinggal. How are you? I hope you fine. See you in five days from now!!

Sambil menunggu jawaban pesanku dari Ayden, aku saling berbagi cerita sama Kak Dea. Entah itu tentang keseharianku dirumah yang sepi tanpa Kak Dea dan juga tentang Ayden yang kemarin bersikap aneh padaku.

"Kalo menurut aku ya dek, waktu itu Ayden cuma lagi bete aja sama kamu. Mungkin karena kamu gaasik kali, hihihi", pendapatnya sembari tertawa kecil.

"Ah masa sih, tapi kan sebelumnya dia gapernah begitu. gaasik gimana sih? perasaan aku ga pernah absen nanyain kabar dia deh", aku yang tak setuju dengan pendapat Kak Dea.

"Ah sudahlah jangan dipikirkan, nanti juga dia baik lagi", kata Kak Dea untuk menenangkanku.

Setelah banyak mengobrol, aku dan Kak Dea pun mulai mengantuk dan tertidur pulas di kamar yang cukup luas dan dengan suhu yang sangat dingin itu.

~~~~

Ayden

Pagi ini aku, Keenan dan Arif berencana untuk jalan-jalan ke puncak. Karena lagi ingin menikmati udara segar di puncak yang juga dingin.
Tanpa banyak berbicara lagi, kami pun langsung meminta izin pada mamaku untuk pergi.

"Maamaa, aku, Keenan sama Arif mau kepuncak sekarang boleh kan mah? kita naik mobilnya Keenan", tanyaku agak teriak karena mama ada didapur sedang aku ada di ruang keluarga.

"Iya boleh, hati-hati ya. Keenan juga, bawa mobilnya hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut ya nak.", respon mama tenang.

"Siap tante!!, kita jalan ya Assalamualaikum", teriak Keenan sebelum berlari ke luar rumah.

Kami pergi menggunakan mobil sedan yang dikendarai oleh Keenan, cowok berparas tengil, berkulit putih dan berambut agak keriting. Aku duduk didepan bersama Keenan, sedang Arif, cowok berbadan atletis, berkulit kecoklatan dan rambut klimis duduk dibelakang.

Kami menikmati perjalanan. Jalan menuju puncak yang berliku-liku dan udara yang segar, sampai aku lupa untuk mengabari Ishell dari semalam, bahkan aku saja lupa bahwa aku memiliki handphone. Buru-buru aku mengecek handphone ku, yang tentu saja sudah ada pesan masuk dari Ishell yang tertulis bahwa pesan itu sampai tadi malam. Aku pun langsung buru-buru membalas pesan Ishell karena takut ia merasa bahwa aku masih marah padanya.

To Ishell:

Haii shell, im fine, how are you too? i hope u fine❤ maaf baru bales. Tadi malam aku gasempet buka hp. Sekarang aku lagi on the way puncak bareng Keenan sama Arip untuk sekedar cari udara segar. Oh iya, titip salam buat Kak Dea yaa.

Setelahnya, aku menikmati lagi perjalananku ke puncak bersama Keenan dan Arif. Dan bernyanyi-nyanyi dengan alunan musik rock kesukaanku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 30, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IshellaWhere stories live. Discover now