Autumn I

2.2K 90 0
                                    

Author pov's

Seorang Yeoja tengah memandang intens layar laptop didepannya. Tangannya seolah tak letih untuk mengetik sesuatu pada Keyboard. Bahkan sepertinya Laptop itu lebih menarik daripada memperbaiki penampilannya yang berantakan. Bagaimana tidak? Rambut terkuncir asal. Wajahnya yang tak terpoles bedak sedikitpun tampak mengkilau terkena cahaya layar laptop didepannya. Kacamata besar tertempel dikedua matanya.

Yeoja itu mengusap pelipisnya, setelah dirasa kegiatan malamnya sudah selesai. Sedikit membaringkan tubuhnya yang lelah diranjang yang tampak menarik bagi siapapun yang melihatnya. Wajah seolah tak kenal lelah tetap terpancar diwajah cantik gadis itu.

Matanya mulai terpejam, ketika mendapat protes dari kedua mata itu karena terlalu lama digunakan didepan layar Laptop. Apa daya? Sepertinya matanya benar benar lelah.

"Aku tak sabar melihat reaksimu besok Jeon Jungkook"

Gumam Yeoja itu pelan, Sebelum akhirnya ia benar benar terbawa kealam bawah sadarnya.

***KookieMnstr***

Eun gi Pov's

Setelah cukup lama berjalan, kusempatkan diriku untuk beristirahat sejenak disebuah kursi kayu yang berada ditaman. Taman masa kecilku dengan Jungkook. Mataku mulai terpejam, merasakan hembusan angin musim gugur yang seolah mengelitiki pori pori kulitku. Benar benar tidak berubah. Aroma taman ini. Hamparan rumput hijau yang luas tepat didepanku. Hanya saja pohon sakura dibelakangku bertambah lebih besar daripada saat aku kemari dahulu. Terkadang aku heran mengapa orang orang jarang sekali menggunakan taman ini. Untuk sekedar melihatnya saja bahkan sepertinya mereka tak sempat. Apa karena tempat ini yang terpencil? Entahlah~ hanya aku dan Namja idiot itu yang menyukai tempat ini. Tapi aku tak ingat kapan terakhir kali kami berkunjung kesini. Yang jelas itu sudah lama. Ditambah dengan fakta betapa sibuknya Jeon Jungkook sekarang.

Mataku perlahan terbuka hanya untuk sekedar memastikan apakah masih ada corat coret Tanganku dan Namja itu dikursi ini. Bibirku tersenyum simpul ketika melihat Nama dan tanda tangan kami masih tertulis dikursi kayu ini. Ini akan menjadi kenangan masa kecil yang tak akan pernah terlupakan dalam hidupku.

/Flashback/

"Eun gi nuna, mau ikut denganku?"Seorang bocah kecil yang tinggal disebelah rumahku tengah berjalan sempoyongan kearahku. Kakinya yang kecil terlihat belum terlalu kuat menyangga berat badannya. Aku sedikit tercengat, bocah sekecil ini berusaha keras untuk belajar berjalan hanya karena ingin bermain denganku. Bahkan ia berusia dua tahun lebih muda dariku, tapi cara berbicaranya sudah layaknya orang dewasa. Aku biasa memanggilnya Kookie, jeon Jungkook.

Tak tinggal diam, aku menghampirinya. Menggenggam erat tangannya sekedar untuk membantu mengurangi berat badannya yang sepertinya kakinya tak mampu untuk menyangga. Terkadang aku tak tega melihatnya terjatuh berberapa kali. ketika melihat cairan merah segar keluar dari kulit susunya dan pastinya akan meninggalkan bekas kegigihannya itu. "Memangnya kau mau mengajakku kemana?"

Bocah itu tersenyum manis, menunjukkan dua gigi kelincinya. "Nanti kau akan tahu. Tetap genggamlah tanganku nuna. Allachi? (Arrachi) Lihatlah. Bahkan ia belum bisa mengucapkan huruf R dengan benar. Suara cadel khasnya selalu membuatku ingin tertawa. Apalagi kedua gigi kelincinya yang seakan menarikku untuk mencubit pipi chuby bocah kecil itu.

Aku mengangguk. Mengikuti kemauan Bcah kecil itu untuk terus menggengam tangannya. Menuntunnya berjalan mengikuti arah kakinya. Kaki bocah kecil itu terhenti disebuah taman yang sangat indah dengan Hamparan rumput hijau yang luas. Tak kalah menarik sebuah pohon sakura berukuran tidak terlalu besar, tidak juga terlalu kecil ikut menghiasi taman ini. Tangan bocah itu menarik pergelangan tanganku untuk mengikuti langkahnya kearah kursi kayu yang terdapat dibawah pohon. Senyum percaya diri miliknya seolah tak pernah luntur dari kedua bibir kemerahan itu.

AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang