MAZE

2.5K 232 41
                                    

👑 🐻 👑

👑 🐻 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Musim Dingin, 1897
Pinggiran kota Taetonia

Berlari. Seraphina harus terus berlari, meskipun jantungnya memompa sangat cepat, napasnya serasa putus, bahkan dia hampir tidak merasakan tulang pada kedua kaki, dia harus tetap berlari. Seraphina tunggang langgang di sepanjang halaman belakang yang luasnya nyaris tak terhingga, menerobos pekatnya malam tanpa memikirkan apa yang akan ditemuinya di depan sana.

Sosok keji di belakang terus mengejar tanpa lelah. Sera tidak boleh berhenti, tapi celakanya Sera justru tersungkur hingga sebelah sepatunya terlepas, kakinya menabrak pagar kayu pendek yang membatasi kebun mawar biru.

"Arrggh!" Sera merintih tertahan, betisnya terluka. Dia menarik duri mawar yang tertancap pada kakinya cepat-cepat, sambil menahan rasa sakit dia kembali berdiri sekuat tenaga.

Tidak sempat mengambil sepatunya, Sera terpincang-pincang melanjutkan pelariannya, mencari tempat berlindung dari Si Pengejar. Sera melirik ke belakang, pria yang mengejar belum tampak tapi suara berat dari pria itu sudah menggema di telinga.

"SERAPHINA!!!"

Taman labirin terlihat jelas di depannya, tanpa pikir panjang Sera menerobos masuk dan tersesat di dalamnya. Dia terus melangkah dalam rabaan pohon tinggi yang berkelok-kelok, berharap tidak bisa ditemukan sampai dia mencapai ujung labirin.

Sera menggigil di antara kabut malam yang kian tebal dan membatasi jarak pandang. Tanpa lapisan baju hangat, dinginnya suhu di musim salju membuatnya nyaris sekarat. Sementara suara lantang dari pria yang mengejarnya terdengar mendekat, mengacak-ngacak labirin dengan gerungan napas berat seperti hewan buas yang siap mencabik jantungnya.

Sera bersembunyi di antara tanaman di sisi kiri yang belum dirapikan, dia melipat kaki rapat-rapat, napasnya semakin sesak. Seraphina tidak menyadari, pria yang dia pikir telah kehilangan jejaknya tengah memungut sepatunya yang tercecer di belakang.

Pria kejam itu, Sir Zehathorne Bellingham, tengah mengendap-endap mendekat sampai berdiri menjulang di belakang gadis itu. Senyum keji tersungging pada lekukan bibirnya yang tebal dan merah, Zeha merasa puas hati sebab baru saja menemukan gadisnya.

"Mencoba melarikan diri dari pernikahanmu, Seraphina?"

Pria itu menyeringai, kepalanya miring ke kanan, dia menatap buas pada Sera yang terperanjat. Dari jarak tiga langkah Zeha memperhatikan Sera bergegas berdiri, membiarkan gadis itu bersiap melarikan diri lagi darinya. Namun, sekejap lengannya yang besar terulur sejauh mungkin disaat Sera baru hendak berlari, dia menggapai bahu gadis itu dalam satu cengkraman keras.

Tubuh Seraphina yang jauh lebih kecil seketika berputar, gadis itu tidak sempat mengeram saat bahunya dicengkram keras. Sera mundur bersama daya dorong dari lengan pria itu, tubuhnya terhempas ke rumput taman yang terasa beku di malam bersalju, sementara pria menakutkan itu berada di atasnya.

When The Devil Meets His CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang