Meet Stanger

24.1K 1.3K 75
                                    

Sebenarnya hari ini adalah hari yang cukup cerah. Mentari memperlihatkan sinarnya begitu cerah nan berkilau membuat siapa saja pasti menutup matanya saat sinarnya begitu angkuh menyapa mata mereka. Dan sepertinya cahaya mentari sedang mengolok-ngolok pemuda manis ini yang sayangnya nuansa hatinya sedang kelabu, begitu terbalik dengan sang mentari yang bersinar cerah.

Namanya Jeon Jungkook, ia terkenal akan penampilan dan tingkahnya yang imut apalagi saat dia tersenyum menampilkan bunny teeth-nya yang membuat siapa saja gemas melihatnya. Namun, hari ini senyuman manis dan imutnya tidak terlihat, bibirnya tertutup rapat dan sekilas terlihat melengkung ke bawah.

Setelah bel sekolah berbunyi kelas pun bubar. Begitu juga dengan kelas Jungkook. Lagi-lagi senyuman di wajahnya tidak nampak sama sekali, membuat salah satu sahabat dekatnya memandang Jungkook penuh keheranan, ke mana sahabatnya yang ceria itu?

"Jungkookie, kau ada masalah?" tanya Mingyu, sahabat dekat Jungkook di kelasnya.

Tapi hanya sebuah gelengan lesu yang pemuda jangkung itu terima. Jika sudah begini itu tandanya suasana hati Jungkook benar-benar buruk. Tidak bisa diganggu, jadilah Mingyu hanya mengangguk dan mendiamkan sahabatnya yang sedang dalam keadaan kurang baik.

"Kalau begitu aku duluan ya, maaf kita tidak bisa pulang bersama," pamit Mingyu selanjutnya yang tidak mendapat respon apa-apa.

Walau begitu dia tetap pergi karena memang sudah ditunggu oleh klubnya.
Jungkook terlihat menghela napasnya saat melihat kepergian Mingyu. Padahal ia tidak mau pulang sendiri hari ini, Jungkook ingin ditemani, tapi sayangnya sahabatnya begitu sibuk atau mungkin kurang peka? Entahlah, daripada semakin lama berdiam diri di kelasnya yang sudah kosong Jungkook memilih membawa tasnya keluar dari kelas.
.
.
.
.
.
.
.
Selama berjalan Jungkook menundukan kepalanya sedari tadi. Tidak memandang ke depan karena terlalu malas dan juga suasana hatinya yang mempengaruhi perubahan sifatnya sekarang. Sesekali kakinya menendang batuan kecil yang ia lewati, hingga Jungkook baru sadar ia salah melewati jalan.

'Ini kan bukan jalan ke arah rumahku? Eommaaa aku dimana?' batin Jungkook mulai panik.

Kepalanya menoleh ke arah kanan dan kiri, melihat sekitarnya yang sedikit asing bagi Jungkook. Dia terlalu fokus pada aspal hingga tidak sadar ke mana kedua kakinya berjalan, sampai Jungkook melewati sebuang gang di antara rumah-rumah yang nampak kosong tidak berpenghuni.

Jika ia tidak salah melihat secara sekilas sepertinya ada seseorang di dalam gang yang minim pencahayaan dan terlihat lembab itu, Jungkook menghentikan kedua kakinya tepat selangkah di depan gang itu mencoba memberanikan diri menoleh ke arah gang itu sampai tiba-tiba sebuah tangan menarik dirinya memasuki gang tersebut.

"Hwaaaa!! Aawww!" Jungkook beteriak saat seseorang menarik dirinya lalu menghempaskan tubuhnya ke tembok yang disusul dengan ringisan dari belahan bibirnya.

Kepalanya mendadak sedikit pening, dilanjut dengan napasnya yang terasa sesak karena di gang ini sedikit pengap dan juga lembab. Kedua mata Jungkook yang menutup perlahan terbuka saat dirasa seseorang menghimpit tubuhnya dengan tembok yang membuat napasnya terasa semakin sesak.

Alangkah terkejutnya Jungkook begitu melihat siapa orang di hadapannya. Seorang pemuda yang lebih tua darinya namun masih terlihat muda, dengan rambut oren pudarnya yang sedikit berantakan, ditambah dengan piercing yang mengelilingi telinganya menatap Jungkook dengan tatapan setajam tatapan elang yang siap menerkam mangsanya kapan saja. Satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan pemuda di hadapan Jungkook sekarang.

Preman.

Jungkook baru ingat kalau ada satu wilayah di daerahnya ini yang sering dihuni oleh preman-preman yang terkenal gangster dan sepertinya wilayah ini yang dimaksud. Dalam hati Jungkook terus merapalkan semua doa dan harapan, ia masih mau hidup habis ini sungguh. Ibunya pasti menunggunya di rumah dengan khawatir.

Hitze [ONESHOT/TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang