Prolog

23 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehari sebelum perpisahan aku mengajaknya untuk bicara empat mata dengannya, aku memaksanya untuk mau mengikutiku kebelakang sekolah. Awalnya dia tidak mau, namun aku terus-terusan memaksanya, akhirnya dia mau mengikutiku.

" Untuk apa kau memaksaku kemari?!"

" Aku mau bicara sama kamu."

" kalau yang akan kamu bicarakan tidak penting, mendingan jangan."

" Aku menyukaimu." Ucapku berteriak kepadanya yang sedang berjalan meninggalkanku, Laki-laki itu pun berbalik dan langsung menatapku dengan tajam.

" Hah, apa kau bilang." Ucapnya dengan gaya berdiri angkuh sambil bersedekap tangan di dada lengkap dengan pakaian sekolahnya

" A..aku menyukaimu Ali." Jawabku dengan gugup sambil memegang rok seragamku. Dia pun berjalan ke arahku.

" Apa kau bilang, aku tidak bisa mendengarnnya?" Ucapnya yang sengaja mempermainkan ku yang ada diadapannya.

" Aku sungguh - sungguh menyukaimu Ali, aku sudah menyukaimu sejak kita pertama masuk sekolah dan... dan sekarang kita akan berpisah jadi...a..aku ingin kau ta..hu perasaanku kepadamu." Ucapku mengeratkan jari-jariku.

" Huwahahahaha... tidak salah kamu? Kamu nembak aku sekarang?" ucapnya menertawakanku sambil memegangi perutnya.

" Aku tidak akan pernah merasa salah dengan menembakmu, karena aku menyukaimu. Jadi mau kah kamu menerima perasaanku?" ucapku dengan perasan gugup setengah mati.

" Apakah kau tidak punya cermin? Tanyanya sambil memutariku.

" Mak...sudmu apa." Ucap gadis itu bingung.

" Ya apakah kau tidak pernah bercermin dengan wajahmu yang penuh sekali dengan kotoran – kotoran merah di pipimu itu (jerawat) dan kau sekarang masih bertanya apakah aku mau membalas perasaanmu itu hahahahaha kau lucu sekali, mendengarkan mu mengatakan menyukaiku saja membuat aku jijik dan sekarang kau ingin aku menerimamu... jawabannya aku tidak sudi menerimu." Ucapannya membuatku tersentak kaget, ternyata kebaikannya selama hanya untuk memanfaatkan ku untuk mengerjakan tugasnya. Dia pun pergi meninggalkanku tanpa menoleh lagi, aku pun terjatuh dan menangis tersedu-sedu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang