Part 1

251 15 10
                                    

"Ayo semuanya berkumpul dan ambil barisan"

Suatu pagi yang cerah dengan panasnya terik matahari, membuatku merasa sedikit lelah dan keringat pun mulai bercucuran saat aku berdiri diantara beberapa teman baru saya yang sedang khidmat mengikuti upacara pembukaan MOS.

Aku Az-zahra Thalita Vanesya, aku baru masuk disalah satu sekolah SMA terfavorit di Jakarta. Aku mempunyai teman bisa dibilang juga sebagai sahabat yang juga satu sekolah denganku.

"Hai..." aku pun merasa seperti ada yang memanggil, dengan cepat aku lansung mencari sumber suara tersebut, dan ternyata dia Fanya teman dan juga bisa dibilang sahabatku dari SD.

"Kenapa lo? Kok ngos - ngosan kayak gitu?" tanyaku dengan penasaran dan sedikit terawa

"Gak usah ketawa deh lo, udah tau temenya lagi capek kayak gini malah diketawain"

"Iya iya maaf lah aku kan cuma bercanda" ucapku dengan menaikkan jari telunjuk dan jari tengah.

Upacara pembukaan MOS dihiasi dengan balon berwarna - warni yang berterbangan ke langit dan mengikuti arah angin, serta dihiasi tepuk tangan dari semua orang yang mengikuti upacara tersebut.

DOORR!!

Aku pun sempat sontak kaget karena bunyi petasan itu, tetapi aku sangat senang karena aku suka sekali dengan petasan apalagi saat memecahkan warnanya di langit.

Setelah 10 menit, upacara pembukaan pun diakhiri. Murid - murid pun bersorak ria dan juga ada yang langsung berlari agar bisa tebebas dari panasnya matahari yang sangat terik.

"Aduhh"

Ada orang yang menyenggolku dengan memakai seragam biru putih dengan ID Card yang menggantung dilehernya dan tanpa berpikir aku langsung memarahinya.

"Heii, kalo jalan pake mata dong!! Sakit tau" ucapku sambil mengelus - elus punggung kananku yang ditabraknya tadi.

"Dimana mana jalan itu pake kaki bukan pake mata!" ucapnya dengan penuh kesombongan langsung pergi meninggalkanku.

'Awas ya kalo gue ketemu lo lagi, dan dan jangan sampe gue sekelas sama lo' batinku sambil berdecak kesal dan langsung pergi meninggalkan koridor.

"Zahraaa, kamu dari mana aja sihh? Capek tau gak gue nyariin lo keseluruh sekolah ini, bisa bisa gara gara gue nyariin lo gue hafal seluruh ruangan ruangan yang ada di sekolah ini." seperti biasa, Fanya kalo udah nyerocos bisa bisa sampe besok pagi baru selesai.

"Gue habis dari toilet, oh iya elo tau? Gue tadi habis nabrak - ralat ditabrak sama anak cowok yang sok kegantengan banget, dan untung aja gue gak jatuh, lebih parahnya lagi dia gak ada inisiatif buat minta maaf ke gue. Ngeselin banget tau gak?" decakku kesal sambil mengerucutkan bibirku.

"Udah selesai ceritanya?" ucap Fanya yang semakin membuatku mengerucutkan bibirku, dan sontak aku langsung meninggalkannya sendiri, dan dia langsung teriak hingga membuat telingaku merasa sakit.

"Woii Zahra tungguin gue napa!!" teriaknya sambil berlari kecil mengejarku.

"Semua peserta MOS diharapkan segera berkumpul di ruang serbaguna, karena ada pembagian kelas."

Terdengar suara itu dari ruang TU, sontak aku langsung menarik Fanya yang sedari tadi masih mengerucutkan bibirnya karna dia masih kesal karna aku tinggal sendirian tadi.

"Fanya yang cantik, baik hati, dan juga tidak sombong, maafin Zahra mu yang imut ini yaa, jangan manyun terus dong, liat tuh bibir lo udah sampe 3 meter." ucapku yang sebenarnya tadi berhasil membuat Fanya luluh dan tersenyum senang, langsung mengerucutkan lagi bibirnya karna sempat ku ejek.

Tanpa respon apa pun dari Fanya, aku langsung merangkulnya dengan sebelah tangan kananku yang sekarang berada di punggung Fanya, dan langsung mengajaknya berjalan menuju ruang serbaguna karena ingin mengambil tempat duduk yang strategis untuk kita berdua.

Ketika kami sudah sampai di ruang serbaguna dan sudah menemukan tempat yang cocok untuk kami, kami langsung berjalan menuju tempat itu dan tiba - tiba saat aku ingin menduduki tempat itu, ada seseorang yang menarik kursi itu dan hampir membuatku jatuh dan ternyata dia adalah cowok sialan yang tadi bertabrakan di koridor dekat ruang guru.

"Woy ini tempat duduk gue tau, jangan seenaknya ngambil gitu aja!" seruku tetapi hal itu tidak membuatnya pergi dari tempat duduk itu yang sedari tadi ia duduki.

"Hei cewek aneh, gue dari tadi udah duduk disini duluan tau, elo aja yang mau rebut tempat duduk gue!"

"Ya udah deh kali ini gue ngalah, tapi awas aja ya kalo elo ngerebut apa apa lagi dari gue, gue gak segan segan buat nyakar muka lo yang sok kegantengan itu" bentakku sedikit menyaringkan suaraku, dan membiarkan cowok sialan itu duduk disebelah Fanya dan sekarang aku berada di belakang tepat cowok sialan itu.

*****

"Oke setelah itu sekarang giliran buat kelas 10c" ucap kakak Fandi KetOs SMA Nusa Bangsa yang membuatku semakin memperkuat pendengaranku karena sedari tadi namaku tidak disebutkan.

"... Fanya Agustina Putri, Az-zahra Thalita Vanesya dan yang terakhir Dimas Dirgantara Putra." ucap dari Kak Indri selaku WaKetOs SMA Nusa Bangsa yang setelah itu langsung mengembangkan senyumannya dan itu dapat membuat murid murid cowok tersanjung karena senyumannya yang sangat manis.

'Tetapi kenapa setelah nama terakhir yang disebut oleh WaKetOs tadi, cowok sialan itu mengacungkan tangannya? Apa dia sekelas juga sama gue? Ah mungkin ini cuma perasaan gue doang. Dan semoga gue gak sekelas sama dia' gumamku sambil mengepalkan kedua tanganku.

02November2016❤

Peka DongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang