Pembagian kelas pun sudah selesai, dan Kak Fandi langsung menyuruh murid murid kelas 10 agar langsung memasuki kelas yang tadi sudah disebutkannya.
"Yeyy, akhirnya gue sekelas juga sama lo Ra!!" ucap Fanya dengan suara yang lantang seraya mengangkatkan kedua tangannya ke atas dan hal itu menjadi pusat perhatian murid murid dan membuatku sangat malu karena posisiku sekarang tepat berada di sebelahnya.
"Udah deh Fan jangan ngoceh terus, mending sekarang kita cari tempat duduk yang pas deh sebelum direbut orang lain".
"Kita duduk disini aja yukk" seru Fanya dan aku pun langsung menganggukan kepalaku.
"Eitss gak boleh ini tempat duduk gue."
Sepertinya aku mengenal suara itu dan aku pun langsung menoleh ke belakang dan Ya Ampun kenapa takdirku hari ini jelek banget, kenapa aku sekelas sama cowok sialan itu.
"Kenapa? Lo kaget sekelas sama gue? Dan sebenarnya lo gak kepingin kan sekelas sama gue?"
Perkataannya itu sontak membuatku terkejut karena sepertinya dia bisa membaca apa yang sedang aku pikirkan dan tanpa kusadari ternyata Fanya sudah mengibas kibaskan tangannya didepan mataku.
"Dim, lo dipanggil sama Bu Sri tuh katanya ditunggu di ruang guru".
Ucapan dari si Udin hal itu langsung membuyarkan lamunanku karena sedari tadi ia masih memikirkan kenapa si cowok sialan itu bisa membaca pikirannya.
"Iya gue segera kesana" ucap dari cowok sialan itu dan langsung meninggalkan kelas.
'Dim? Siapa nama sebenarnya si cowok sialan itu? Isshh kenapa gue mikirin si cowok sialan itu sih, gak penting juga lagian' gumamku dan seraya mengangkat kedua bahuku.
*****
"Selamat pagi adek adek semua" seru Kak Fandi.
"Pagi juga kak" jawab serentak satu kelas.
"Oke kita akan bermain game, kalian mau kan?" ucap Kak Fandi yang membuatku semangat.
"Tapi game ini akan dilakukan secara berpasangan, cewek dan cowok".
Aku menjatuhkan rahangku dan langsung menelan salivaku walaupun tenggorokan ini tidak terasa kering.
"Setuju?"
"Setuju kak." seru serentak.
"Oke gue akan milih Ajeng dengan Adi, Intan dengan Faris, dan Zahra dengan Dimas".
Mendengar nama yang telah disebutkan, aku langsung sontak kaget dan bingung kenapa namaku harus berpasangan dengan Dimas.
"Gak bisa kak, aku gak mau pasangan sama cowok sok ganteng itu"
"Eh cewek aneh gue juga gak mau berpasangan sama lo ya!!"
Hal itu membuatku merasa kesal karena ejekkannya, tetapi hal itu langsung dilerai oleh Kak Fandi yang sedari tadi menutup telinganya karena mendengar suaraku dan suara Dimas yang sangat keras.
"Udah gak usah berantem lagi, pokoknya kalian harus tetep berpasangan!!"
"Yang tadi namanya disebutkan sekarang maju kedepan bersama pasangannya masing masing."
Mau gak mau aku harus menuruti apa perkataan dari Kak Fandi kalau enggak pasti aku kena amuk darinya.
"Oke game ini adalah game yang menunjukkan keserasian antar setiap pasangan."
"Ajeng dan Adi mendapat urutan 1, Intan dan Faris dapat urutan 2, dan yang terakhir Zahra dan Dimas dapat urutan 3." lanjutan dari Kak Fandi.
"Baik, kita akan mengetes keserasian antar pasangan secara bersamaan." perkataan Kak Risa dengan lemah lembut dapat membuat kaum adam meleleh.
"Soal yang pertama, tulis angka berapakah yang kira kira disukai oleh pasanganmu?"
Aku pun langsung menulis angka yang di papan tulis kecil yang sudah disediakan.
"Oke kalau sudah tunjukkan ke pasangan anda."
1......2......3
"Cieee cieee" teriak anak satu kelas karena angka yang ku tulis dan yang ditulis Dimas sama.
"Tenang tenang ini cuma kebetulan doang kok." bela Dimas
"Iya bener apa kata Dimas ini cuma kebetulan doang."
"Sudah sudah, babak pertama dimenangkan oleh pasangan no. 3. Kita lanjut ke pertanyaan berikutnya."
"Apa warna kesukaan dari pasangan kalian?"
'Kira kira warna kesukaan Dimas apaan ya? Ishh ngapain sih gue mikirin dia. Pokoknya kali ini gue harus kalah. Gue asal aja ah.'
"Oke sekarang tunjukkan ke pasangan masing masing"
"Cie ciee Dimas sama Zahra daritadi serasi terus." seru Udin yang membuat teman teman sekelas pun ikut menyoraki ku.
*****
"Yuk ke kantin" ajak Fanya
"Enggak deh gue gak laper, sorry ya Nya" pinta ku sambil memasang Puppy eyes ku.
Fanya bernafas panjang lalu meninggalkan ku
"Kenapa lo gak ke kantin?" Dimas duduk disebelah ku dan langsung memberiku sekaleng soft drink.
"Makasih ya, gue males ke kantin alias mager."
Ya sejak games kemarin, aku dan Dimas sekarang jadi deket gak kayak dulu yang kayak Tom and Jerry yang setiap harinya selalu berantem.
"Ya udah gue ke kantin dulu ya. Ada mau lo titip gak?
"Hemm, gak deh makasih"
"Ya udah kalo gitu" ucap Dimas sambil mengacak ngacak rambutku.
Kenapa aku jadi deg deg an gini ya?
13 November 2016❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Peka Dong
Teen FictionSeorang perempuan bernama Zahra, yang menginginkan kePEKAan dari sang pujaan hati. Ketika Zahra sudah ingin mendapatkan sang pujaan hatinya, ternyata ada Sahabatnya yang juga menyukai sang pujaan hati tersebut. Apa yang akan terjadi?