Part 1

260 2 0
                                    

"Kau baik-baik saja marc?" Tanyaku ketika marc menatap jalanan dengan tatapan kosong "marc kau mendengarku" tanya ku lagi dia tetap dengan dunia nya sendiri. Sesampainya di sirkuit sudah terlihat bendera kuning di mana-mana, bukan karna ada yang beduka tapi kita sedang di Italia, ini berarti kami berada di hometown nya valentino rossi, semenjak kejadian di akhir tahun lalu keceriaan marc pudar, dia jarang sekali tertawa lepas seperti biasa nya, aku merindukanmu yang dulu marc.

"Marc, kita sudah sampai" kali ini aku menggoncangkan lengannya agar dia sadar dari lamunannya. "Semuanya akan baik-baik saja" kataku meyakinkan. Dengan wajah nya malas marc turun dari mobil yang tadi kami tumpangi. Beberapa pria kekar dengan jas hitam tak lupa kaca mata hitamnya itu berjajar di jalan menuju paddock. "Aku tidak membutuhkan kalian" marc berkata pada salah satu dari mereka, namun mereka tak mengubris ucapan marc. Marc berjalan dengan cepat menuju paddock nya sedangkan dia melupakanku, tapi aku memahaminya, marc tidak suka di perlakukan seperti itu.

Dengan terengah-engah akhirnya aku sampai di paddock dengan ornamen orange dan tulisan repsol tak lupa tertera nomor 93 di sana. Aku menyimpan beberapa tas yang sedari tadi ku jijing. "kenapa tak bersama marc?" tanya emilio aku hanya membuang nafasku kasar dan menunjuk barisan lelaki kekar dengan jas hitam nya itu dengan daguku.

     "Marc kau mau kemana?" Tanyaku ketika marc beranjak dari kursi bertuliskan 93 itu "aku akan menemui Dorna!" Ucap nya tegas sambil melangkah cepat ada apa dengan ini ya Tuhan race nya 2 hari lagi kalo mood nya seperti ini dia tidak akan bisa berkonsentrasi di lintasan, aku berniat untuk bertemu rossi kali ini dia telah membuat kekasihku ahh bukan dia hanya tuan ku aku hanya asistan yang membawa barang-barang nya menggantikan jose. Tapi aku sudah menggangapnya kekasihku hahaha hanya aku yang menganggapnya menyedihkan bukan cinta bertepuk sebelah tangan.

    "Boleh aku bertemu dengan valentino" tanya ku pada petugas dengan kaos yamaha itu "maaf nona tapi rossi tidak ingin di ganggu" jawab petugas itu, namun dewi fortuna sedang berpihak padaku rossi tiba-tiba lewatt di depanku menggunakan sekuter nya. "Vale we need to talk" teriakku dan ini memang keberuntungan ku dia menggiring skuter nya menuju ke arah ku "ayo naik, kita bicara di sana" ajak nya menaiki sekuter nya kalo bukan karna aku butuh bicara dengan nya aku bersumpah tidak ingin di bonceng oleh nya, sesampainya di cafe sekitar sirkuit dia langsung bertanya, o ya kalian pasti heran kenapa aku bisa dengan mudah nya bersama vale, kau tau mengapa hubungan nya dengan linda usai, vale menyatakan perasaan nya padaku dia bilang dia akan melupakan linda dan benar saja hubungan mereka usai tapi kalian tau aku hanya ingin marc, tapi vale tidak pernah menyerah walopun aku menolak nya berkali-kali. "Kau sudah makan?" Tanya vale padaku "to the poin saja, akhiri semuanya vale, kau menyiksa marc, kau keterlaluan" kataku langsung pada inti nya, sedangkan rossi menarik nafas nya berat dan membuang muka begitu saja.
"Dan kau menyiksaku! Kau pergi bersamanya sepanjang waktu, kau berharap padanya bahkan dia tak pernah melihat kearahmu sedikitpun, buka matamu!" Wajah nya merah padam dia benar" marah tapi aku benci padanya semua omong kosong nya, dia menggunakan fans dan media untuk menjatuhkan seseorang itu perbuatan sangat kotor..
"Aku salah berbicara baik" padamu, dasar pak tua seharus nya kau pensiun saja!" Kataku langsung pergi dari tempat duduk ku namun dia menarik tangan ku mendekat padanya "dengarkan aku, aku akan berusaha menhentikan fans ku dengan 1 syarat pergi malam ini bersamaku" kata nya sambil menatapku intens aku hanya menelan ludahku dengan berat.

Pres conference
"Saya merasa sangat tidak nyaman ketika pria berjas hitam mengawasi kami, kami datang ke sini untuk olah raga" jelas marc ketika para wartawan menanyakan pertanyaan di saat press conference yang biasa di lakukan para rider sebelum memulai race nya di sana hanya terlihat beberapa rider yang menhadiri press conference seperti jorge, vale, dani, maveric, daniel, dan juga ianone. Vale berada tak jauh dengan marc hanya jorge yang membatasi mereka berdua. Mereka berdua marc dan vale seperti sepasang kekasih yang putus namun masih cinta hahaha seperti itu lah mereka. "Rossi, bagaimana dengan reaksimu ketika harus ada pengetatan keamanan untuk kedua rival mu" tanya salah satu wartawan vale langsung menjawab nya "itu terlalu berlebihan, para fans ku, ku mohon hentikan jangan bertindak bodoh dengan mengancam para rival ku seperi itu, mari kita berjuang secara sportif" kata nya sambil wajah nya kini mengarah kepadaku dan aku melihat ke arah marc, wajah nya datar namun aku yakin dalam pikiran nya dia sedang merasa tak nyaman dan gelisah.

"Kau dengar itu marc, semoga yang di ucapkan vale benar ada nya, dan fans nya bisa mendengarkan nya" kataku sambil memberikan sebotol minum setelah ia turun dari bangku press conference tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut nya,

Hari sudah mulai gelap kami pun segera menuju hotel di dekat sirkuit, tiba-tiba pesan masuk aku merogoh ponselku yang berada di dalam tas kecil yang berselendang di pundakku. "Hai manis, itu sebuah dp dariku maka malam ini kau harus menemaniku makan malam" aku mendenggus kesal melihat isi pesan yang selalu aku anggap menjijikan siapa lagi kalo bukan valentino yang mengirim nya "katakan di mana tempat nya" balasku cepat dan tak lama kemudian dia mengirimkan pesan alamat di mana kita akan bertemu.
****

Gadis itu menekan bell kamar hotel berkali kali namun dengan sabar ia menunggu kamar itu terbuka, tak lama kemudia suara pintu kamar terbuka dan tampilah sesosok pria yang tak lain adalah marc majikannya, marc hanya menaikan alis nya menyatakan 'ada apa' gadis itu terdiam sebentar lalu dengan ragu ia mengutarakan apa maksud nya
"apa kau ingin istirahat saja malam ini?? Bolehkah aku keluar sebentar untuk bertemu temanku, tapi jika kau tak mengijinkannya ak-"
"Pergi lah" potong marc sambil menutup pintu kamar nya kembali gadis itu lalu pergi meninggalkan kamar dengan perasaan campur aduk dalam hati nya ia berkata 'mengapa ia tak melarangku pergi' namun seketika ia pun menyadari kalau dia berharap terlalu banyak untuk berada di samping marc tiap hari saja ia rasa sudah cukup.

Next chap soon
Judul awal nya mugello tapi di pikir lagi bakal ada sirkuit-sirkuit lainnya awalnya di post di Beberexha93 tapi akun nya ga bisa di buka ga tau kenapa so ini bukan plagiat
Lagi belajar nulis ngeluarin khayalan yang ada di otak 😂😂😂 semoga aja bermanfaat amatir banget pokonya 😘😘😘 kiss dari valentino rossi dan mamakes 😘😘😘

End not AndWhere stories live. Discover now