BAB 1 : Heatens

25 3 0
                                    

Kabut pagi bahkan masih tersisa, sesekali tangan mungil itu menggosok mengharapkan kehangatan , dirinya berjalan menyusuri lorong kampus yang masih sepi menunjukkan tidak ada manusia selain dirinya. ia melihat jam tangan putih kecil yang melingkar di tangannya, 05.15 WIB, batinnya.

"Bahkan aku lebih menyukai kesepian ini." kesahnya

Gadis itu memegang erat tas punggung berwarna cokelat tuanya, ia berhenti didepan sebuah drink machine untuk membeli sebuah jus buah semangka kaleng lalu meneruskan perjalanannya menuju kelas seni, tempat favorit tempat kreatifnya tumbuh dan berkembang yaitu ruangan kecil untuk penyimpanan barang seni yang sudah mulai rusak yang ia ubah menjadi ruang yang nyaman dengan benda seni tua yang disusun dengan rapi yang ia namai wasteland.

Dia membuka pintu tua yang kecil, pintu tempatnya itu. "Waktunya sarapan My Wimi, My WaterMilon."
Ia duduk disebuah di lantai yang sudah diberi karpet hijau muda olehnya lalu ia mengambil kotak bekal berwarna hijau tua dari tasnya dan membukanya yang berisi banyak potongan kecil buah semangka. Mata cokelat bundar itu terlihat berbinar, dengan cepat ia mengambil beberapa potong buah semangka itu kedalam mulut kecilnya dan ajaibnya potongan itu berhasil masuk.

"Masih ada waktu dua jam lagi untuk masuk"ujarnya

Ia melihat jam tangan putih kecil itu,
sepertinya aku berbakat menjadi orang aneh dengan berbicara sendiri.ujarnya

Hayla tersenyum, dia melepas ikatan rambut panjangnya yang melebihi bahu, karena ia lebih senang untuk mengikat rambut pada saat akan beraktifitas jika sedang tidak beraktifitas maka Hayla memilih untuk mengikat rambutnya tinggi-tinggi.
Ia memakai rok denim panjang dan baju panjang stripe hitam putih yang agak besar untuk badannya yang kecil, ia sederhana karena memang dasarnya ia tidak menyukai yang berlebihan.

Ia Mengambil buku tebal bersampul cokelat tua yang lusuh, ia menyingkap halaman halaman yang dilipat, lembaran lusuh itu dengan tulisan yang mampu menarik raga gadis itu sejenak.

Jemputlah aku dilangit
Kita tidak bisa berdiam, tanpa adanya pertemuan
Kita harus menyapa dengan begitu adanya pernyataan
Aku memintamu mendekat, begitu saja tanpa adanya hambatan
Jangan kau pandangi hal indah yang lain, karena aku disini
Tempat terindah yang kau punya.

Untaian puisi itu cukup menyedihkan, tulisan yang baru saja ia buat beberapa jam yang lalu tapi begitulah gadis itu, gadis yang bernama Hayla Mila Wirdian, gadis cantik penyuka puisi, buah semangka, gurun dan ketenangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WIMI, Wake Up! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang