Cahaya matahari yang jatuh tepat dimataku, akhirnya mampu memaksaku untuk membuka mata ini. Untuk sejenak, aku mengerjapkan kedua mata. Malas rasanya untuk segera mengangkat tubuh ini dari posisi tidur. Tapi, rasa gatal yang timbul memaksaku untuk bergerak bangun.
Untuk sejenak, aku memandang heran sekeliling area dimana aku kini berada.
"Aneh, bagaimana mungkin aku tiduran dipadang rumput penuh ilalang ini? Apa yang tadi aku lakukan?" tanyaku pada diri sendiri.
Sambil masih tetap duduk diatas rerumputan, aku mencoba untuk bisa mengingat apa dan bagaimana bisa diriku ini berada dipadang rumput penuh ilalang ini. Bahkan sampai tertidur pula.
Dahiku berkerut-kerut mencoba mengingat. Tapi, semakin aku mencoba untuk bisa mengingat, malah bayangan didalam pikiranku menjadi semakin gelap.
Akhirnya aku menyerah. Aku berdiri sambil mengibaskan rumput yang mengotori pakaian dan celana panjangku.
"Bodo ah, sekarang mendingan pulang." Kataku kepada diri sendiri.
Aku berjalan menyibak ilalang-ilalang yang lumayan tinggi. Hampir setinggi tubuhku ini.
"Hmm.. sudah jam berapa ini. Matahari tampaknya sebentar lagi akan terbenam. Mungkin sekitar pukul setengah enam sore." Desisku.
Setelah tiba diujung padang rumput, aku kembali heran.
Seingatku, jalanan ini setiap sore pasti akan ramai dengan berbagai macam jenis kendaraan bermotor yang hilir mudik mengantarkan para penumpang. Tapi ini kok bisa-bisanya sepi. Sangat sepi.
"Apa yang saat ini terjadi?"
Kembali pertanyaan itu berputar disekitar kepalaku. Sebuah pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa aku jawab.
Perlahan aku mulai menapaki aspal jalan tersebut. Penuh hati-hati aku berjalan. Aku teringat akan kisah-kisah seram yang sering aku baca di buku-buku dan aku tonton di film-film. Kisah mengenai serangan alien, wabah zombie, atau apapun itu yang sejenisnya.
"Apakah mungkin hal-hal yang seperti itu sudah terjadi disini? Dan kini hanya aku sendiri yang selamat."
Tapi kemudian aku membantah opini sesatku tadi, "kayaknya gak mungkin deh, kalau misalkan benar ada hal-hal semacam itu. Pasti akan ada banyak mobil atau motor, bisa juga zombie-zombie yang berkeliaran disekitar sini. Tapi ini, jangankan zombie-zombie, hewan aja gak keliatan sama sekali."
Kembali aku berjalan sambil melihat-lihat sekitarku. Semuanya terlihat sama seperti saat-saat biasa aku joging melewati tempat ini.
Joging!
Ya. Kini aku teringat akan sesuatu. Aku ingat, bahwa sama seperti hari-hari sebelumnya, setiap sore, jika ada waktu, aku selalu menyempatkan diri untuk berolahraga dengan cara joging mengitari beberapa tempat. Dan salah satunya adalah jalan disamping area padang rumput yang tidak terlalu besar ini.
"Apakah mungkin, saking capainya aku lalu beristirahat dan tanpa sadar telah tertidur direrumputan tadi?" kembali sebuah pertanyaan terucap dalam hati.
"Aku harus bergegas pulang. Pecah rasanya kepala ini memikirkan apa yang kuperbuat tadi," dan kemudian aku telah berlari-lari kecil menuju rumahku.
Keanehan yang terjadi seakan tak kuperdulikan lagi. Kesunyian, keheningan, dan tidak adanya tanda-tanda makhluk-makhluk hidup lain disekitarku, juga tak aku gubris. Fokusku sekarang adalah pulang kembali ke rumah.
Tapi, ternyata senja ini tak sesepi yang aku kira. Tepat disebuah tikungan yang tak jauh dari padang ilalang tempatku tertidur, kulihat ada seorang laki-laki yang sedang berdiri membelakangi aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA YANG TAK KUSADARI
Mystery / ThrillerAku melangkah perlahan menyusuri jalanan, di sebuah tempat yang terasa tak asing. Tempat yang sepi, benar-benar sepi dan sendiri. Namun entah mengapa, sepertinya ada sesuatu atau entah apapun itu, yang terus mengawasiku. Cahaya matahari sore yang be...