FIRE

507 29 10
                                    

Author POV

Dalam apartment yang gelap dan hanya di temani cahaya dari telivisi terlihat seorang pria yang menatap foto yang berada di dompetnya. Foto seorang wanita manis dengan rambut yang panjang dan memakai jaket hitam. Di sebelah wanita itu, terlihat pria itu sendiri iaitu Jisoo. Jisoo terlihat tampan dan dia juga memakai jaket hitam, sama dengan sang kekasih.

Ya wanita itu kekasihnya, namanya Lee Jieun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya wanita itu kekasihnya, namanya Lee Jieun. Mereka kenal kerana berada di collage yang sama dan mereka juga kenal melalui club yang mereka ikuti iaitu club acting. Dari situ mereka saling kenal dan dari situ juga mereka tahu bahawa mereka mempunyai sifat yang sama.

Berbalik pada sang pria, saat ini dia masih lagi menatap foto sang gadis. Wajahnya kelihatan sedih. Apa sesuatu terjadi? Ya jawapannya benar. Mereka sedang berantem.

Secara tiba - tiba Jisoo menerima satu panggilan, terlihat "Jiji-chin" dari layar handphonenya. Itu panggilan dari kekasihnya.

"Hallo?"
"Ji, jangan seperti ini. Aku tahu aku salah, ya aku yang salah jadi ku mohon maafkan aku"
"Ji, ku mohon jangan seperti ini, jangan melakukannya. Sayang aku tahu kau marah tapi tetap saja"
"Aku tak mahu terjadi apa - apa, jangan berfikir seperti itu. Semuanya bisa kita perbaiki"
"Sayang tolong, sebentar! tetaplah di sana. Aku akan ke apartmentmu sekarang"
"Jangan lakukan apa - apa, tunggu aku. Aku sayang padamu"

Jisoo pun bergegas meraih kunci mobil dan dompetnya. Berlari dengan cepat ditemani sandalnya. Kau terlihat aneh Jisoo-ya.

Dan yes, dia baru teringat bahawa mobilnya lagi dibaiki. "Sial" teriaknya sambil bergegas mencari taksi. Syukurnya, Tuhan lagi membantunya. Tidak perlu menunggu lama terlihat sebuah taksi berhenti di hadapan Jisoo.

Jisoo pun memasuki taksi tersebut dan langsung memberi tahu tujuan mereka, ya apartment sang gadis.

"Pak, tolong lebih cepet" kata Jisoo tidak sabaran. Jisoo pun mengengam tangan nya erat sambil terus - terusan mengucapkan "semoga tiada terjadi apa - apa" batinnya.

Kerana rasa tidak sabarnya, Jisoo terus - terusan menatap layar handphonenya untuk melihat jam. Kakinya tidak bisa berhenti bergerak. Itu merupakan sikap buruknya.

Tiap berasa nervous atau gelisah dia pasti akan mengerak - gerakkan kakinya. Sepertinya sesuatu terjadi pada Jieun.

Setelah 13 menit, taksi itu turun tepat di salah satu apartment megah di Gangnam. Jisoo pun langsung membayar wang taksi lalu berlalu dengan cepat ke dalam apartment tersebut.

Tanpa harus bertanya lagi, dia tahu di mana kamar apartment Jieun dan dia juga tahu code apartment Jieun.

Jisoo pun memasuki kamar apartment Jieun, "Ji kau di mana. Ayo, kita harus berb........ astaga Ji!!" Ucapan Jisoo terhenti seketika saat melihat sang gadis yang tercinta.

Sial, ingin menangis Jisoo rasanya. Lihatlah, di tangan Jieun terlihat dia sedang memegang sebuah pisau. "Tolong, jangan lakukannya" kata hati Jisoo

"Sayang jangan seperti ini, letakkan pisau itu. Aku yang salah, aku tidak seharusnya melakukan sesuatu seperti itu. Jadi tolong, tenangkan dirimu. Letakkan pisau itu" kata Jisoo.

"Tidak, aku akan tetap melakukannya. Ini memang salahmu. Ucapkan saja selamat tinggal"

Trkkk,

"TIDAKKKKK JI!!!" teriak Jisoo panik.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA, rasakan. Bisa - bisanya kau merosakkan handphone iphone7 yang baru ku beli. Sekarang, kau terima semua balasan dari ku" kata Jieun sambil tertawa senang.

"YAH, apa kau memang benar - benar gila Lee Jieun?! Apa kau tidak tahu betapa bersusah - payahnya aku untuk mendapatkan kasut itu. Seenak mu saja kau merosakkannya dengan pisau tak berguna mu itu. Kau gila!" Teriak dan marah Jisoo.

"Aku tidak peduli jika kau mengatakan aku gila atau apa, ini salahmu. Kau yang memulainya, cuba saja kau tak menghancurkan iphone ku. Kasutmu ini juga akan terselamat" kata Jieun.

"Hah benar - benar, aku memang gila mahu - mahunya berpacaran dengan orang gila sepertimu" kata Jisoo sambil menatap Jieun tajam.

"Yah, jaga bicaramu. Kau selalu mengatakan itu" kata Jieun memandang Jisoo malas.

Ya, buat pengetahuan kalian hal ini selalu terjadi. Entah kenapa, mereka satu pasangan yang saling cinta tetapi saling berdendam. Mereka suka mengerjai satu sama lain. Dan selalunya yang menang Jieun. Kau tahu, the power of girl. Bahkan, Jisoo pernah di buat menangis oleh sikap jahil Jieun.

Memang pasangan yang agak aneh.

"Oh ya, lagian bukan kah lebih bagus kalau kau tak membeli kasut aneh ini. Sebaiknya kau simpan duit buat pernikahan kita. Apa kau kira aku akan menunggumu" kata Jieun sinis.

"Ckk, siapa juga mahu menikah dengan mu. Yah, seharusnya kau berasa beruntung pria setampan aku dan sepopular aku mahu - mahunya berpacaran dengan mu" kata Jisoo.

"Kau yakin tidak mahu, ya sudah kalau begitu aku pergi ke JoongKi oppa saja" kata Jieun santai.

"Yahhh, berani - beraninya kau. Aku benci jika kau menyebut nama teman oppa mu itu. Sudah tahu kau punya pacar, masih saja menganggu. Kau juga, jika bukan kerna chat - chatan sok mesra mu bersama JunKi itu. Aku tidak akan merosakkan iphonemu" kata Jisoo tak mahu kalah.

"Woah, ternyata kekasihku ini cemburu. Kau sudah tahu aku milikmu, kenapa harus cemburu" kata Jieun tersenyum manis lalu mendekati Jisoo dan mengengam tangannya.

"Tetap saja, aku tak bisa kehilanganmu. Ya sudah lupakan saja apa yang terjadi, apa kau mahu menonton filem? Aku punya tiketnya" kata Jisoo.

"Tentu, kau tahu aku suka bersamamu" kata Jieun lalu memeluk Jisoo.

"Saling mengerjai mungkin bukan hal yang asing lagi di dengar dalam suatu hubungan romatis"

Bonus : Jiji-chin ialah nickname dari Jisoo untuk Jieun yang bermaksud //jieunmichin-jieun gila// maksudnya, Jieun yang membuatnya tergila - gila.

CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang