Hujan Lebat.Luthfi & Maura terlalu lama meng-share iming-iming, pengalaman dan curhatan. Entah mengapa di hari minggu ini mereka berdua terlalu sibuk membicarakan sesuatu yang kurang penting. Mereka berdua lupa akan waktu. Tanpa perbekalan kendaraan, mereka melaju bersama dengan dua telapak haram yang telah diizinkan karena berbohong. Mereka tetap lantang menerkam cuaca yang tak mendukung di siang hari. Waktu itu, langit telah menurunkan beberapa pertanda akan diturunkan miliaran pasukan kecil nan-lembutnya. Nyanyian angin semakin membuat pendengaran redup. Hentakkan akar di langit diiringi bunyi menggelegar terjadi selang kurang dari tiga menit sekali. Mereka tetap saja bercanda gurau bersama di Rusunawa Metro.
"Yah, tadi kamu alesan apa sama ibu ?," Tanya Luthfi dengan senyuman lebar dan mengerangkan mata-mata datar. "Kalo aku sih,alesan mau ngerjain tugas kelompok di sekolah," perjelas Luthfi.
"Aku alesan mau ngejenguk kawan di rumah susun ini, oleh karna itu aku dibekali beberapa snack dan buah, mungkin bisa kita makan bareng nanti," Jawab Maura dengan muka suram.
"Kenapa kok masang muka melas gitu, kan udah dikasih snack, nggak perlu lagi kan cemberut gitu," Lugas Luthfi serambi mengelus pundak kanan Maura.
"Cuacanya lho, kamu kok bisa tahan ya cuaca mendung, gini... kan aneh," Ucap Maura sambil menengokkan wajah ke kiri seakan akan dirinya ngambek. ***GUBB--YAAR....*** Geledek menggelegar. Secara spontan, Maura terkejut, tanpa disengaja ia merangkul diri Luthfi dengan erat. "Yuk, keatas yuk, kalo nggak ke tempat lain gitu yang aman," Ajak Maura.
"Tapi, kan rusunawa belum boleh dinaikin, bahaya gitu-gitu masih ada bolongan, ntar jatuh gimana ? Aku nggak bisa apa-apalah," Balas Luthfi. Raut muka Luthfi diaduki berbagai macam rasa. Rasa senang dirangkul olehnya, rasa takut mendengar kilatan petir, rasa khawatir, rasa cemas, bahkan ada sedikit rasa sakit. "Huh, gini aja..., deket sini ada rumah temenku, namanya Shelli, kita ngiup aja disana, mau nggak? Mumpung belum ujan," Ajak Luthfi.
Luthfi tetap percaya pada mottonya yang mengikhtisarkan tentang kebersamaan serta tanggung jawab
Jika kamu mengajak 1000 Orang ke hutan, pulanglah dengan jumlah yang sama, karena jika tidak bahkan jika hanya kehilangan 1, maka beberapa orang akan ikut runtuh
ajaklah, jagalah, lindungilah walau hanya 1 orang******GUBYARRR******
Maura terkejut diikuti hentakan jatuhnya air yang sangat banyak dari langit. Sementara Luthfi sibuk memikirkan bagaimana dapat sampai ke rumah shelli. Luthfi adalah pemikir jernih, dia pasti menemukan segala solusi jika ada masalah walau kadang dia harus debat kusir terlebih dahulu. Rasa ini dimiliki olehnya karna ia pantang manyerah, tak mengenal lelah, dan pandai menyelesaikan masalah. Dirinya optimis bahkan ia akan mengait-kaitkan logika perjuangan atau hukum fisika. "Ini hujan yang tidak begitu lebat, jadi mungkin kita berdua bisa....,"geram pelan suara Luthfi sehingga Maurapun tak bisa mendengarnya.
Dalam Khayalan :
"Hah? Iya... Aku punya sebuah ide, kita harus memasrahkan diri pada Allah swt. tuhan semesta alam yang akan memberi hidayah," Dalam otak Luthfi berjalan sebuah pemikiran Faiz, si alim. Luthfi berfikir itu cara yang simple tapi kita harus melakukan sebuah perjuangan terlebih dahulu daripada pasrah seperti itu.
"Yah, mungkin kita harus menunggu sampai reda, bagaimana pula jika lu sabar pasti akan dapet hikmah," Begitulah mungkin pemikiran Praga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me That U Love M
RomanceDimulai saat, seorang pelajar cowok unggulan di kelas, ketinggalan bukunya. Ia menemukan seorang cewek yang ingin membantunya lebih dari sahabat.