Gadis yang baru saja turun dari mobilnya itu terlihat kebingungan saat melihat siswa dan siswi SMA Kencana yang berlarian menuju sebuah sumber yang telah membuat formasi lingkaran besar.
Seperti dugaannya sepertinya didalam lingkaran itu telah terjadi sesuatu. "(Namakamu)!!" suara melengking yang menyebut namanya membuat si pemilik nama mendelik.
"Suara lo, sumpah cempreng banget kalo lagi teriak" ivana--pemilik suara melengking- memajukan bibirnya.
Ivana dan (namakamu) berjalan beriringan menuju koridor kelas 11 dilantai dua. Tapi mata ivana tertarik pada kerumunan besar itu. "Wess ada drama apaan tuh ?" serunya dengan tampang kepo.
"Kayaknya kak iqbaal lagi deh"
Ivana menoleh pada (namakamu) dengan tatapan jahil. "Kok lu bisa ngomong gitu ? Hayooo ???"
(Namakamu) memutar matanya malas "ya.. Lo tahu lah kerjaan gua ngapain! Tapi awas aja lo bocorin semua tentang gua. Jangan salah bukan cuma mereka yang gua cari tahu. Tapi lo dan buyut-buyut lo" setelah mengatakan itu (namakamu) kembali berjalan menaiki tangga tanpa memperdulikan tatapan horor ivana kepadanya.
"Eh-- (nam..) tungguin gua!" ivana berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan (namakamu).
(Namakamu) menoleh ke arah lapangan basket yang sudah seperti semut yang menggerumungi gula.
Terkaannya memang tidak bisa di ragukan. Ivana beruntung punya sahabat seperti (namakamu) yang berstatus sebagai master of stalker.
(Namakamu) tahu semuanya. Mulai dari siapa yang pernah di bully abis-abisan di sekolah, sampai siapa yang menempelkan permen karet dibawah mejanya.
"(Nam..) lo tahu ga?" tanya ivana menggantung dan dijawab dengan gelengan cepat "katanya dulu kak devan sama kak iq---
"Kak devan sama kak iqbaal sahabatan kan dulunya ? Kayaknya lo telat ngasih tahu. Gua udah tahu itu dari kelas 10" jawab (namakamu) santai. Ivana saja sampai terpukau dengan kehebatannya.
Ivana tidak mengeluarkan kata apapun lagi setelahnya. Karena mereka sudah berada di dalam kelasnya. Haram hukumnya jika (namakamu) mengumbar pengetahuannya tentang orang-orang yang ia jadikan sasaran. Dan haram juga untuk ivana jika ia membahas soal status (namakamu) sebagai master of stalker. Jangan tanya siapa yang membuat 'hukum haram' itu siapa. Karena kalian sudah pasti mengetahuinya. Siapa lagi kalo bukan sang stalker sendiri?
Kelas terlihat sepi. Hanya ada beberapa murid didalamnya. Sisanya hanya tas-tasnya saja yang mewakili sang pemilik.
"Lo ga tertarik buat liat mereka berantem gitu ? Kapan lagi liat cogan adu tinju?" ivana menaik turunkan alisnya membuat (namakamu) mendengus malas.
"Bosen. Lagian gua tahu kok siapa yang kalah dan siapa yang menang" jawabnya santai. Dan setelahnya ia meraih ponselnya dan mulai membuka aplikasi yang menemaninya beberapa hari terakhir ini.
Ivana mengacuhkan ucapan (namakamu) dan beranjak keluar kelas untuk melihat apa yang terjadi disana. Mata ivana membulat melihat iqbaal yang melayangkan sebuah bogeman keras kepada devan.
Sebenarnya ia sendiri bingung dengan apa alasan iqbaal dan devan menjadi musuh seperti ini. Berbeda dengan dua tahun yang lalu. Gosip soal retaknya hubungan iqbaal dengan devan sebagai sahabat itu melekat keras diingatan masyarakat sekolah.
Sebenarnya ada kemungkinan bagi ivana tahu alasan itu. Ia memiliki sahabat seorang stalker. Stalker itu tahu semuanya. Tapi entah kenapa jika (namakamu) ditanya soal alasan itu pasti tidak akan menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy And Stalker
Fanfiction(Namakamu) memang gadis datar yang hanya bisa mencintai seseorang dalam diam. "Kalo aku suka sama kakak gimana ?" Devan agraha ramadhan. Cowok ramah, pintar pokoknya devan itu segalanya.. "Gua devan. Dan gua cinta sama lo" Iqbaal januar abraham. Pr...