Dengan langkah malas Rina memasuki kelas XI yang baru ia jalani hari ini. Pasalnya, ia berbeda kelas dengan sahabat dan orang yang ia suka huh. Semoga dewi fortuna berada di pihak Rina kali ini, semoga ada perubahan kelas .
Sambil melihat langit langit atap sekolah seseorang dari arah yang berlawanan menabrak bahu Rina dengan keras, Rina meringis menatap tajam ke arah orang yang tidak sengaja menabraknya
"Eh kalo jalan tuh li--" belum selesai ia berbicara. Seketika Rina menjadi kaku dan salah tingkah, mata yang tadinya menatap tajam berganti dengan tatapan kaget
"Sorry..sorry gue ga sengaja gue buru-buru, dah" dengan muka bersalah dan polos ia berlalu pergi dari hadapan Rina
Cowok itu bahkan tidak pernah tau kalo seseorang yang ia tabrak tadi, sedang memegang dada yang detak jantungnya tidak normal.
Itu pertama kalinya ia berbicara singkat kepada Rizky kembaran dari Raka setelah satu tahun mengagumi tanpa diketahui
Ia pikir ia hanya sekedar mengagumi ternyata ia salah. ia sudah jatuh terlalu dalam pada Rizky.kebayangkan jadi Rina yang selama satu tahun mengagumi dan betapa senangnya ia hari ini
Cowok berambut tebal yang sengaja membiarkan rambutnya acak acakan itu sudah mengubah mood Rina menjadi lebih baikYang tadi nya bengong ia tersadar oleh tepukan dari Raka saudara kembar Rizky, persetan dengan Rizky ia sangat membenci Raka yang songong,nyebelin,jail,sok ganteng, meskipun ia sangat mirip dengan Rizky tapi sifatnya berbanding terbalik.
"Pagi sayang, ngapain sih di depan pintu. Aaaa aku tau pasti kamu lagi nunggu aku yang ganteng ini kan" dengan mengalungkan tangan ke pundak Rina.
"Ngapain sih rangkul rangkul, pake sayang sayang lagi. Lepas" tanpa menghiraukan ucapan Rina yang terus berceloteh ia malah semakin mengeratkan tangan pada bahu Rina
"Gue mau masuk, lo juga yaudah kenapa ga bareng aja. Ayo" dia sudah cape meladeni Raka yang membuat mood Rina ancur. dengan terpaksa ia mengikuti Raka
Begitu sampai kelas Raka belum juga melepaskan rangkulannya
Ia kaget karna seluruh tempat sudah penuh hanya tersisa satu meja dan dua bangku kosong di paling belakang"Kamu liat ? bahkan keadaan pun mendukung kita biar kita saling bersama" Rina lagi lagi terdiam melihat kelas yang sudah terisi semua memandang Rina dan Raka dengan penuh arti
Rina tersadar bahwa Raka masih merangkulnya dan menepis tangan raka"Lepas ka, gue apes kalo ketemu lo terus. ahh gue mulai frustasi ngebayangin satu tahun duduk sama pedofil kaya lo" Rina mengacak rambutnya gemas dan berjalan meninggalkan Raka yang tersenyum penuh arti, dan membuat Rina mendelik seram
Bu Aminata atau biasa di panggil bu nata memasuki kelas, guru yang gaul, baik, adil, sekarang menjadi wali kelas Rina. Semua berteriak senang karena bu nata yang menjadi wali kelasnya.
Bu nata bersapu pandang dan berhenti pada meja Rina dan Raka"Kalian terlihat cocok, ibu dukung kalian. Pokonya ibu Fans kalian berdua" dengan memetik jari tengah dan ibu jarinya ia berteriak seru
"Gimana kalau nama fans kalian berdua R kopel ah ibu jadi flashback masa muda ibu"Salah satu murid menyauti gemas wali kelasnya itu
"Plis bu, kita lagi bahas kelas baru kita, jangan buat kita malas karna cerita remaja ibu itu" bu nata memang sering curhat, jika ia sudah mulai bercerita bel istirahat pun ia abaikan dan membuat murid murid geram dengan prilakunya"Oh iya gue sampe ga sadar kalo huruf depan kita sama, gue yakin lo jodoh gue"
Raka berbisik kepada Rina yang membuat perempuan itu melotot tajam"Kalo pun lo jadi jodoh gue mungkin lo doang yang rasain cinta dari kata kita" ucapan tegas Rina yang pedas
"Ya ampun beb, gue pastiin lo duluan yang jatuh cinta sama gue, dan gue sangat menanti waktu itu" Rina di buat merinding dengan ucapan Raka, kemudian merubah raut datar seolah dia tak mendengar apa apa
"Wanna play game with me?" Ucap Raka menantang
"I follow your game, dan gue pastiin gue yang menang" balas Rina lebih pede
"Kalian kalau mau pacaran, jam kosong aja di sini ada ibu ga kasian? Serasa jones di kelas ini!!" Bu nata yang berpura pura marah
"Woi bu inget pak barta inget" pak barta merupakan suami dari bu nata. Ia guru bahasa indonesia yang sangat kaku, bu nata sering ngomongin pa barta yang dingin dan kaku
"Ah ia saya lupa, abis serasa punya suami kaya patung, tapi tetep cinta sama pa Barta"
"Apaan sih bu geli ih, jangan curhat mulu dikit lagi istirahat" Raka menambahkan umpatan kepada bu nata
"Oke saya rasa saya ga ada gunanya lagi di sini, saya permisi dan saya harap kalian nyaman sama ibu, silahkan istirahat"
Rina berjalan keluar kelas, tujuannya satu melihat Rizky dengan alasan ke kelas sahabatnya, merasa ada yang mengikuti Rina menengok ke belakang, betapa kagetnya ia menemukan Raka yang tersenyum polos dan berjalan mendekati Rina
"Lo ngikutin gue ya, udah cukup gue ngeliat lo di kelas, jangan ngikutin gue mulu sih, udah gue bilang gue apes ketemu lo mulu"
Raka menautkan alis "Siapa yang ngikutin lo, gue mau ke kelas Rizky. atauuuu emang kita jodoh? Ketemu terus. Gue harap sih begitu" mencoba menggoda Rina
"Cih belum apa apa aja lo udah kalah telak sama omongan lo" balas Rina enggak mau kalah
"Siapa bilang permainan udah di mulai?" Dengan sok cool Raka menjauh pergi
Rina menunduk menghentakan kaki seperti anak kecil melanjutkan jalan, Raka berhenti berjalan yang otomatis Rina menabrak punggung Raka
"Astaga ka kapan sih lo pergi dari hadapan gue" sambil mengusap dahi rina memajukan bibirnya dan pergi meninggalkan Raka yang tersenyum pedih
Dikelas Rizky yang memang sudah sepi Rina melangkahkan kaki malu malu karna ada sang pujaan hati, padahal belum tentu Rizky melihatnya
Terdengar suara teriakan Raka
"Rinaaaa sayaaaang, tungguin aku dong...." hancur sudah pencitraan yang Rina lakukan di depan Rizky"Woi bang ngapain kaya orang gila malu gue" sahut Rizky
"Ah iya gue mau ngenalin pacar baru gue" jawab Raka tanpa beban
Rizky mengikuti sudut pandang Raka, dan untuk ke dua kalinya Rina bartatap dengan Rizky tapi beda dengan tadi pagi. Rizky sekarang menatap Rina lebih intens seperti menilai Rina
"Woi liatinnya biasa aja, dia udah punya gue" Ucap Raka membuat keduanya memutuskan kontak mata
"Ih gila, siapa yang mau jadi pacar lo, dasar gila gila gila" Rina bergemuruh dan gemas terhadap Raka
"Haha bang di tolak" Lebih terdengar seperti pernyataan dari pada pertanyaan
"Btw lo yang tadi pagi gue tabrak kan? Sorry ya gue minta maaf tadi pagi gue buru buru di kejar abang gue yang gila" menyindir sambil melirik Raka yang hanya mendengus kecil.Wajah Rina yang tadi cemberut berubah 180° menjadi gembira melupakan Raka yang terlihat sebal karna Rina dan Rizky
"Iya engga papa, harus sabar emang kalo punya Bang kaya gitu" melirik Raka yang sudah merubah wajah menjadi datar dan berkata"Gue ke kantin duluan" dengan dingin
Rina mengacuhkan Raka dan pamit ke meja sahabatnya itu.
VOTE AND COMMENT
- pencet tombol bintang dan di sebelahnya kolom komentar yang ada di sebelah kiri pojok bawah
Kecuali kalau bintangnya emang udah pindah ke mata kamu itu baru susah aku gapai
KAMU SEDANG MEMBACA
My Zone
Teen Fictionberada di salah satu sisi segitiga. kalimat itu cocok banget bagi Rina. yup benar ia mengalami cinta segitiga mungkin kisah rina begitu klise tapi tidak bagi dirinya. Melepaskan atau mempertahankan... kalau kau jadi Rina apa yang kau lakukan ?