Part 18

583 69 24
                                    

[18]

     Bosan.

     Itulah yang dirasakan SungJong. Ia benar-benar hampir mati karena bosan. Dari pagi hanya menonton tv. Bibirnya mengerucut lucu, lalu mematikan tv. Ia merindukan MyungSoo-nya. SungJong berdiri dan melangkah perlahan menuju dapur. Disana para pelayan tampak sibuk menyiapkan makan malam dan menata meja makan. Dan SungJong sangat ingin membantu. Tapi,

"Apa yang Anda perlukan, Tuan?" Kepala pelayan Hwang berdiri di samping SungJong.

"Eo?" SungJong menoleh. "Aku sangat ingin membantu menyiapkan makan malam.."

"Maaf. Tapi, Tuan Kim meminta saya untuk tidak membiarkan Anda ke dapur. Ada banyak benda perbahaya disini, Tuan Kim tak ingin Anda terluka.."

"Benarkah?" Ucap SungJong lesu.

"Ne"

"Aku mengerti. Aku akan kembali ke kamar saja"

"Perlu saya bantu?"

"Tidak. Tidak perlu, aku bisa sendiri"

Meski SungJong berkata begitu tapi, Kepala pelayan Hwang tetap mengikuti SungJong dari belakang hingga SungJong sudah benar-benar masuk ke kamar.

.

.

.

.

.

     SungJong hanya guling-guling di kasur dari tadi hingga ia mendengar sesuatu. Kepalanya menoleh cepat. "Myung?" Ia dapat mendengar samar-samar suara MyungSoo di ruang tamu. SungJong tersenyum. Ia segera keluar dari kamar, langkahnya terhenti di depan tangga dimana ia sudah dapat melihat MyungSoo di ujung sana.

"SungJong-a.." MyungSoo melambaikan tangannya.

"Myung!!" Pekik SungJong. Ia langsung berlari menuruni tangga.

"Woah. Hati-hati, kau bisa jatuh" MyungSoo merentangkan kedua tangannya. Dan,

Brug.

Ya. SungJong jatuh. Untung jatuh tepat di dalam pelukan MyungSoo, kalau tidak...

"Aw" SungJong meringis sedikit ketika menyadari ia benar-benar sudah jatuh.

"Kau tak apa-apa?" MyungSoo melihat SungJong penuh khawatir.

SungJong langsung memeluk MyungSoo erat-erat. "Aku benar-benar merindukanmu, Myung. Kenapa kau lama sekali??"

"Kau merindukanku?"

SungJong mengangguk pelan. MyungSoo melepas pelukannya dan menatap kedua mata SungJong. "Aku juga merindukanmu.." Ia juga memberikan sebuah ciuman di bibir merah muda milik SungJong. Lalu tiba-tiba saja ia telah mengangkat tubuh SungJong di kedua lengannya. SungJong sedikit kaget karena merasa tubuhnya melayang tapi ia tersenyum lebih lebar dan mengalungkan kedua tangannya di leher MyungSoo.

MyungSoo menggendong SungJong hingga ke kamar dan menurunkan tubuh SungJong-nya di atas ranjang mereka. Ia mencium bibir itu sekilas. "Oh, aku juga membelikan hadiah tadi"

"Benarkah??" Wajah SungJong lebih cerah, menatap penuh harap pada MyungSoo yang kini duduk di sampingnya.

"Eo. Tunggu sebentar, asisten Min akan segera membawanya kemari" MyungSoo tersenyum sambil mengusap wajah SungJong. "Aku yakin kau akan-"

Tok tok tok.

"Ah, itu dia" MyungSoo menoleh pada pintu "Masuk" Perintahnya. Dan pintu terbuka, menampilkan sosok asisten Min yang selalu tanpa ekspresi dengan tangan penuh paper bag. Ia masuk menghampiri MyungSoo dan SungJong, lalu meletakkan semua paper bag di samping Presdir-nya.

"Terima kasih, asisten Min. Kerja bagus, kau boleh pergi"

Mendengar itu, asisten Min langsung pergi setelah membungkuk pada MyungSoo.

"Apa semua ini?" SungJong menopang tubuhnya di atas paha MyungSoo demi meraih banyak paper bag di sisi ranjang. "Semua ini untukku?"

MyungSoo mengusap surai hitam SungJong-nya. "Mm"

"Tapi," SungJong mendongak. "Apa ini tak terlalu banyak?"

MyungSoo menggeleng, tersenyum. "Aku bisa belikan lebih banyak lagi"

SungJong memanggut dan balas tersenyum lebar. Ia kembali menatap paper bag di hadapannya. "Apa saja isi semua ini?"

MyungSoo mengangkat tubuh tengkurap SungJong dari pangkuannya. Ia meraih salah satu paper bag yang berwarna keemasan. Mata SungJong langsung berbinar menatapnya. MyungSoo sudah bilang, SungJong pasti senang jika ia membeli pakaian di toko Infinity. MyungSoo mengeluarkan isi dari paper bag. Sebuah sweater warna biru langit. SungJong bertepuk tangan.

MyungSoo lanjut mengeluarkan isi paper bag lainnya. SungJong senang dengan semua pakaian dan sepatu yang dibelikan oleh MyungSoo.

"Kau suka?"

SungJong mengangguk menatap MyungSoo yang baru saja selesai memakaikannya piyama kelinci warna kuning ─warna favoritnya. "Aku sangat suka, Myung.." Ia memeluk lelaki di hadapannya erat-erat. Ia tersenyum bahagia, bahkan saking bahagianya mungkin SungJong bisa menangis saat ini juga.

MyungSoo tersenyum dan melepas pelukannya. "Aku masih punya satu hadiah terakhir.." Tangannya mengambil sesuatu dari dalam saku. SungJong hanya terdiam hingga akhirnya MyungSoo mengangkat benda itu di depannya. Tentu SungJong tau, itu sebuah kotak cincin. MyungSoo membukanya dan menampilkan dua cincin perak pasangan.

"Kau tak boleh menolak, karna aku tak menerima penolakan" Ia mengambil salah satu cincin lalu memasangkannya di jari manis SungJong.

SungJong tertawa kecil. "Aku memang tak bisa menolak" Ia kembali memeluk MyungSoo-nya. Akhirnya air mata tadi jatuh juga, padahal sudah ditahan sedemikian rupa. Tapi SungJong terlalu bahagia.

"Terima kasih, Myung"

~>o0o<~

LemonMint~ ^^

m a n n e q u i nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang