I. Aku dan Debu

220 9 0
                                    

Aku jelajah ini kota,
simpang-siur jalannya.
Tampak tangis darah dan daging,
mengeluh jatuh ke debu:
Bertemu debu dan debu.

Aku jelajah gunung dan lembah:
debu ngebul dari kakiku.
Mulut bedil dan mortir,
rahang meriam, ngebulkan debu.
Balikkan debu pada debu:
Debu dan debu.

Aku penjelajah gelap dan caya.
Aku debu,
seperti tangis darah dan daging,
seperti debu, keluh kakiku,
Debu takdir, bedil dan mortir.

(M. Taslim Ali)

Kumpulan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang